X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

7 Cara Menyapih Anak secara Alami dengan Penuh Cinta, Tanpa Cabai dan Jamu

Ditinjau secara medis
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Pelajari Lebih Lanjut
oleh
dr. Gita Permatasari

Ditinjau secara medis oleh

dr. Gita Permatasari

dr. Gita Permatasari bertugas di RSPP sebagai Dokter Umum, Medical Check Up Examiner, dan Konsultan Laktasi. Ia juga menjadi Manajer Pelayanan Pasien yang berkoordinasi dengan dokter spesialis dan perawat terkait kondisi pasien, termasuk berkoordinasi dengan asuransi terkait penjaminan pasien. Sebelumnya, dr. Gita melayani pasien di Klinik Ajiwaras, Cilandak KKO.

Temui Dewan Peninjau kami
Bacaan 12 menit

Menyapih tidaklah sulit sebenarnya, Bunda. Dengan mengetahui cara dan waktu yang tepat, Bunda pasti akan bisa menyapih si kecil dengan mudah.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai panduan atau cara menyapih anak secara alami dan dengan penuh cinta, plus pentingnya memberikan extended breastfeeding untuk buah hati Anda. Disimak, ya!

Table of Contents

  • Cara Menyapih Anak secara Alami dengan Cinta
  • Manfaat ASI bagi Ibu dan Bayi
  • Manfaat Extended Breastfeeding
  • Apa Alasan Bunda Menyapih Anak?
  • Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak secara Alami?
  • Waktu yang Tidak Tepat untuk Menyapih Anak secara Alami
  • Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyapih
  • Kondisi Ibu Setelah Penyapihan

Cara Menyapih Anak secara Alami dengan Cinta

Tibalah waktunya Bunda untuk menyapih si kecil. Cara menyapih anak yang paling mudah adalah dengan cinta. Seperti apakah teknik menyapih bayi dengan cinta itu? 

1. Jangan Tawarkan dan Jangan Menolak

Menurut Kelly Bonyata (IBCLC), ini adalah metode paling lembut untuk menyapih anak dari payudara Bunda. Anda hanya melibatkan bukan menawarkan payudara, tetapi juga tidak menolak jika balita minta menyusu.

Bunda tak perlu terlalu memikirkan metode ini karena secara alami akan dilakukan  oleh ibu menyusui. Satu-satunya kekurangan metode ini adalah membutuhkan waktu yang lebih lama dari metode lain. 

Paling penting diingat adalah kebutuhan dan emosi anak harus yang diutamakan.

Artikel terkait: Susah menyapih anak? Contek cara unik selebgram ini dalam menyapih sang buah hati

2. Kurangi Satu Sesi Menyusui pada Satu Waktu

Jika ingin lebih cepat menyapih anak, Bunda dapat mengurangi satu sesi menyusui setiap harinya selama satu minggu. Pengurangan sesi menyusui secara bertahap tidak akan membuat Bunda mengalami pembengkakan payudara yang membuat tidak nyaman. Stok ASI di payudara juga akan berkurang secara bertahap. 

Saat mencoba metode ini, mulailah dengan menghilangkan sesi menyusui yang paling tidak penting bagi anak Anda, saran Bonyata. Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 

  • Menawarkan sesuatu yang lain untuk menggantikan sesi menyusui seperti minum susu di sippy cup atau makan camilan.
  • Memperpendek waktu menyusu. 

Ketika satu sesi menyusu ini sudah berhasil dihilangkan dan payudara Anda tidak lagi penuh, Bunda dapat melanjutkan untuk menghilangkan sesi yang berikutnya. Ingat bahwa anak Anda mungkin enggan untuk meninggalkan sesi menyusui yang paling dia sukai, seperti waktu malam atau pagi hari. 

Jangan memaksanya untuk menyerah karena ia mungkin mengaitkannya dengan kenyamanan, cinta, dan kedekatan dengan Bunda. Bersiaplah untuk bertahan demi balita Anda selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.

3. Alihkan Perhatiannya

Bunda tahu bahwa waktu menyusui anak adalah yang terbaik. Antisipasi hal ini dengan mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menawarkan sesuatu yang lain.

Bunda bisa menawari anak camilan favoritnya, melakukan playdate, atau jalan kaki di taman dekat rumah. Triknya adalah menawarkan apa pun sebelum anak minta menyusu.

4. Ubah Rutinitas atau Jadwal

Jika buah hati biasanya ingin lebih banyak menyusu saat Bunda berada di rumah, cobalah keluar dan melakukan lebih banyak hal selama proses penyapihan. Namun, jika si kecil tampaknya perlu lebih banyak menyusu saat Bunda meninggalkanya, cobalah untuk tetap dekat dengannya selama Bunda bisa menyapih.

Lalu, apabila duduk di kursi tertentu mengisyaratkan dia untuk menyusu, cobalah untuk menghindari melakukan itu, atau hal lain yang mungkin mengingatkannya pada aktivitas menyusu. Serta, Bunda juga bisa mengenakan baju yang sulit dijangkau untuk anak menyusu.

5. Tunda Sebisa Mungkin

Saat buah hati Bunda meminta untuk menyusui, ucapkan “Jangan sekarang, nanti”. Terkadang nanti tidak pernah datang karena dia terlalu sibuk dengan hal lain. Dia juga belajar bahwa dia bisa menunggu sebentar.

6. Persingkat Sesi Menyusui

Mulailah secara bertahap kurangi jumlah waktu menyusui sampai si kecil benar-benar bisa lepas menyusu.

7. Menyapih Malam Hari

Cobalah untuk tidak menyusui pada siang dan malam. Pilih satu (siang atau malam) dan kerjakan sebentar alih-alih mencoba menyapih keduanya sekaligus. 

Bagaimana dengan metode penyapihan menggunakan cabai dan brotowali?

Dua cara menyapih anak itu terbilang ‘kejam’ karena bisa menyakiti buah hati Anda, Bunda. Cabai dapat membakar dan menyengat mulut anak, sementara brotowali dapat menyebabkan anak muntah atau bahkan diare. Maka dari itu, lebih baik Bunda menggunakan cara menyapih anak secara alami.

Manfaat ASI bagi Ibu dan Bayi

7 Cara Menyapih Anak secara Alami dengan Penuh Cinta, Tanpa Cabai dan Jamu

Sebelum membahas cara menyapih anak secara alami, Bunda perlu tahu terlebih dahulu manfaat dari menyusui si kecil secara eksklusif, 1 tahun hingga seterusnya.

Banyak ahli medis, termasuk American Academy of Pediatrics (AAP) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan para ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif (tanpa susu formula, jus, air putih atau jenis minuman lainnya) selama 6 bulan.

Melansir situs WebMD, ASI ini harus diteruskan baik setelah si bayi dikenalkan MPASI (makanan pendamping air susu ibu) hingga tahun pertama kehidupan bayi dan seterusnya.

Seberapa sering Bunda menyusui bayi tergantung dari sesering apa bayi Anda ngemil atau menyusui. Dengan semakin bertambahnya usia anak, kebutuhan bayi pasti berubah. Bayi baru lahir biasanya menyusu setiap 2-3 jam, usia 2 bulan setiap 3-4 jam, dan usia 6 bulan setiap 4-5 jam.

Bunda pasti sudah tahu kalau ASI memiliki banyak manfaat ideal yang dibutuhkan bayi untuk menunjang pertumbuhan fisik dan perkembangan otaknya. Beberapa manfaat itu adalah: 

  • ASI juga mudah dicerna (dibanding susu formula) sehingga aman untuk sistem percernaan bayi. 
  • Mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri. 
  • Menyusui menurunkan risiko bayi menderita asma atau alergi. 
  • Mengurangi risiko infeksi telinga, penyakit pernapasan, dan serangan diare. 
  • Meningkatkan bonding antara ibu dan bayi melalui sentuhan kulit-ke-kulit dan kontak mata. 
  • Mencegah SIDS (suddent infant death syndrome atau sindrom kematian bayi mendadak), kata AAP. 
  • Menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan jenis kanker tertentu.

Tidak hanya pada bayi, menyusui juga memberikan dampak positif bagi ibu, di antaranya adalah:

Cerita mitra kami
Tips Bebas Stres untuk Bunda Menyusui
Tips Bebas Stres untuk Bunda Menyusui
5 Cara Agar Anak Lahap Makan Saat Mulai MPASI
5 Cara Agar Anak Lahap Makan Saat Mulai MPASI
Ketahui Makanan yang Harus Dihindari Ibu Menyusui dan Menu Sehat untuk Tingkatkan Kualitas ASI
Ketahui Makanan yang Harus Dihindari Ibu Menyusui dan Menu Sehat untuk Tingkatkan Kualitas ASI
Breast Pump 101: Cara Memilih Pompa Elektrik Vs Pompa Manual untuk Bunda Menyusui
Breast Pump 101: Cara Memilih Pompa Elektrik Vs Pompa Manual untuk Bunda Menyusui
  • Membakar kalori ekstra di tubuh ibu sehingga dapat membantu ibu menurunkan berat badan kehamilan lebih cepat. 
  • Melepaskan hormon oksitosin, yang membantu rahim ibu kembali ke ukuran sebelum hamil. 
  • Mengurangi perdarahan rahim setelah bayi lahir. 
  • Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium.
  • Menurunkan risiko osteoporosis.
  • Menghemat uang, waktu, dan tenaga karena ibu tidak perlu membeli susu formula, mensterilkan dot, membuatkan bayi susu, dan lainnya. 

Manfaat Extended Breastfeeding

ritual menyapih anak; cara menyapih anak secara alami 1

Selepas ASI eksklusif, seperti yang disarankan AAP dan ACOG, para ibu sebaiknya tetap memberikan ASI kepada bayi. Jika memungkinkan hingga bayinya berusia satu tahun atau bahkan seterusnya. 

Menurut para ahli laktasi, ada banyak sekali manfaat baik melalui extended breastfeeding (menyusui yang diperpanjang) ini pada balita, salah satunya pada balita berkebutuhan khusus, seperti ditegaskan dalam situs Healthline.

1. Nutrisi

Ada yang mengatakan bahwa semakin hari ASI Anda akan “berubah menjadi air” atau kandungan nilai gizinya berubah setelah periode tertentu. Itu mitos, Bunda! 

Penelitian justru mengatakan, ASI mampu mempertahankan kualitas nutrisinya selama bayi terus menyusui, berapapun usia bayi. Komposisinya memang ternyata berubah, tetapi itu menyesuaikan kebutuhan bayi yang sedang tumbuh.

Misalnya, kandungan energi dan lemak pada ASI menjadi lebih tinggi setelah 1 tahun, sedangkan setelah tahun kedua kandungan seng dan kalium pada ASI ibu menurun dan jumlah proteinnya meningkat. Menurut para ahli perubahan ini menyesuaikan kebutuhan anak di usia tersebut. 

2. Ikatan Cinta

Memang ada banyak cara untuk meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, tetapi tak ada yang menandingi ikatan yang dibangun saat proses menyusui terjadi.

Ketika bayi Bunda sudah bisa merangkak, berjalan, dan menjelajah, pasti waktu Anda untuk mendekap dan menggendongnya semakin berkurang. Oleh karena itu, dengan melakukan extended breastfeeding bisa lebih lagi meningkatkan ikatan cinta antara ibu dan anak. 

3. Kenyamanan

Sejak kelahirannya, dekapan dan payudara ibu merupakan tempat yang paling nyaman bagi si kecil. Realita ini memang ada plus-minusnya, sih, Bunda.

Minusnya, bayi bisa sangat ketergantungan dengan ibunya, sulit jauh dan mengalami anxiety separation, hingga kebiasaan ‘bermain-main’ dengan payudara atau puting ibu (mengisap berlebihan atau mengigit). Plusnya, di saat yang bersamaan, menyusui bisa menenangkan dan membantu bayi mengatur emosi bayi.

4. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi

AAP menjelaskan, pada bayi yang memiliki riwayat keluarga alergi, menyusui selama 4 bulan dapat melindungi bayi dari berkembangnya alergi di kemudian hari. Sedangkan menyusui lebih dari 6 bulan dapat melindungi bayi dari risiko leukemia dan limfoma juga diabetes tipe 1 dan 2.

Menurut La Leche League International, kekebalan dalam ASI telah menunjukkan peningkatan konsentrasi saat bayi semakin besar dan menyusu lebih sedikit, sehingga bayi yang lebih besar masih menerima banyak faktor imunitas. 

Pada balita dan anak kecil, pemberian ASI yang diperpanjang membantu mereka untuk mengatasi perubahan baru dalam hidup dengan lebih baik, misalnya pengalaman baru dan perubahan rutinitas.

Lalu, ketika si kecil sakit, menyusu dapat memberikan kekebalan dan mengisi (tetapi tidak sepenuhnya mengganti) nutrisi saat nafsu makan anak menurun –ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia.

Selain bayi, ibu juga menerima banyak manfaat kesehatan, nih. Seperti yang dijabarkan Academy of Breastfeeding Medicine (ABM), durasi menyusui yang lebih lama dikaitkan dengan pengurangan dan perlindungan penyakit ibu. Di antaranya mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, diabetes, tekanan darah tinggi, rheumatoid arthritis, obesitas, diabetes, dan serangan jantung.

Dengan kata lain, semakin lama proses menyusui berlanjut, semakin baik kesehatan ibu –dan juga bayi pastinya. 

Artikel terkait: Mengatasi bayi muntah atau gumoh, bagaimana caranya?

Apa Alasan Bunda Menyapih Anak?

ritual menyapih anak; cara menyapih anak secara alami

Sebelum bayi berusia satu tahun, ada tiga alasan umum mengapa ibu berhenti menyusui. Ini kata beberapa penelitian:

  • Anggapan bahwa tidak bisa menghasilkan ASI cukup atau bayi yang tidak merasa kenyang setelah menyusu.
  • Bayi yang sering menggigit payudara atau puting ibu.
  • Bayi kehilangan minat dalam menyusu.

Akan tetapi, saat bayi sudah berusia lebih dari satu tahun atau sudah memasuki usia balita, proses menyusui sudah lebih mapan sehingga alasan untuk menyapih mengalami perubahan.

Bagi sebagian ibu, bisa jadi mereka hamil anak kedua sehingga produksi ASI mengalami penurunan drastis dan merasa kesakitan saat balita menyusu akibat dari perubahan hormon. 

Para ibu lain yang anak balitanya menyusu agar tertidur mungkin akan membiasakan anak tidur sendiri sebagai cara menyapih anak secara alami. 

Beberapa anak mungkin menyusu kapan pun ia ingin sekadar mencari rasa nyaman. Bunda mungkin merasa hal ini akan mengganggu rutinitas anak sehingga mulai melakukan ritual menyapih anak. Atau mungkin Bunda sedang melakukan pengobatan yang memaksa Anda berhenti menyusui anak. 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak secara Alami?

“Kapan sebaiknya saya menyapih bayi saya?” Pertanyaan ini kerap ditanyakan para ibu yang merasa sudah cukup memberikan ASI pada bayinya. 

Bunda, tidak ada jangka waktu tertentu yang Anda perlukan untuk menyapih buah hati Anda. American Academy of Family Physicians (AAFP) menulis bahwa usia 2–7 tahun adalah perkiraan “usia penyapihan alami bagi manusia.” Namun, melakukan penyapihan adalah keputusan yang sangat pribadi yang harus dibuat oleh setiap keluarga sendiri, terutama ibu. 

Kapan pun Anda memulainya, mengutip Mayo Clinic, fokuslah pada kebutuhan anak dan juga kebutuhan Anda sendiri. Tahan membandingkan situasi Anda dengan keluarga lain, dan pertimbangkan untuk memikirkan kembali tenggat waktu yang mungkin telah Anda tetapkan untuk menyapih saat hamil atau saat bayi baru lahir.

Kebanyakan balita menyapih secara alami di usia antara 2-4 tahun. Bunda dapat menunggu sampai saat itu sambil terus melakukan beberapa teknik penyapihan lembut versi Anda sendiri, seperti “jangan menawarkan ASI” atau juga “jangan menolak ketika anak meminta ASI”.

Namun, perlahan-lahan cobalah mengurangi sesi menyusui dengan mempersingkat waktu maupun durasinya atau menggantinya dengan snuggles atau melakukan metode lainnya yang lebih ramah anak. 

Waktu yang Tidak Tepat untuk Menyapih Anak secara Alami

Apakah ada saat-saat tertentu di mana waktu tersebut dianggap tidak baik untuk mulai menyapih? Ada, Bunda. Pertimbangkanlah untuk menunda penyapihan jika mengalami ini:

  • Khawatir tentang alergen. Jika Parents memiliki alergi makanan, pertimbangkan untuk menunda penyapihan sampai si kecil berusia 1 tahun. Penelitian menunjukkan, anak pada alergen potensial saat menyusui dapat menurunkan risikonya terkena alergi. Bicaralah dengan dokter anak mengenai hal ini.
  • Anak sedang tidak enak badan. Jika si kecil sedang sakit atau tumbuh gigi, tunda penyapihan hingga ia merasa lebih baik. Begitu juga dengan Bunda, tunda penyapihan bila Anda juga sedang merasa tidak enak badan. Bunda dan bayi akan sama-sama lebih mungkin menangani masa transisi (dari menyusui ke tidak menyusui) ini dengan baik bila sama-sama berada dalam kesehatan yang baik.
  • Terjadi perubahan besar. Hindari memulai penyapihan selama masa perubahan besar, seperti sedang sibuk pindahan rumah atau si kecil pindah ke tempat penitipan anak yang baru. ‘Perubahan’ ini biasanya membuat si kecil tidak nyaman dan stres, jadi tunggulah hingga emosinya stabil –menyusui bisa membantu anak merasa nyaman dan mengurangi stresnya.
  • Anda mengalami hari yang buruk. Melansir laman What to Expect, bila Bunda mengalami hari yang sulit, entah itu disebabkan oleh pekerjaan atau hal lainnya, tunda penyapihan. Beri diri Anda beberapa hari atau minggu untuk memulihkan emosi dan mengembalikan energi sebelum penyapihan. 

Jika bayi Bunda mengalami kesulitan dalam proses penyapihan, pertimbangkan untuk mencoba lagi dalam satu atau dua bulan.

Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyapih

Melansir dari laman Mayo Clinic, penyapihan bisa memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Bahkan setelah Bunda berhasil menyapih anak dari menyusui, Anda bisa bisa saja terus menyusuinya di pagi hari dan sebelum bayi tidur untuk menjaga kedekatan dengannya. 

Waktu menyusui adalah pengalaman yang intim antara ibu dan bayi. Ketika bayi siap disapih, bisa jadi emosi Bunda campur aduk dan kesulitan ‘melepaskan’. 

Artikel terkait: Weaning With Love/Gentle Weaning; Cara Terbaik Menyapih Anak ASI

Kondisi Ibu Setelah Penyapihan

1. Perubahan Hormon

Tidak lagi menyusui bayi akan menyebabkan perubahan hormon pada tubuh ibu. Di mana perubahan tersebut tidak hanya memicu rasa bahagia dan lega karena sukses menyapih anak, tetapi juga sedih dan cemas karena tidak bisa lagi menyusui bayinya. 

2. Depresi 

Bahkan ada beberapa ibu yang merasa sedikit depresi. Bila itu terjadi pada Bunda, periksakan segera diri Anda ke dokter. Terkadang depresi pascamelahirkan dapat berkembang setelah masa penyapihan.

3. Pembengkakan Payudara

Ada baiknya penyapihan tidak dilakukan terburu-buru karena bisa menyebabkan pembengkakan pada payudara ibu yang disertai dengan rasa sakit dan nyeri. Lakukanlah pemerahan ASI untuk mengantisipasi pembengkakan –ASI disimpan sebagai stok. 

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri akibat pembengkakan adalah dengan meletakkan daun kubis dingin di antara bra dan payudara. Ganti kubis segera setelah layu dengan yang segar. 

Payudara yang bengkak harus segera ditangani. Bila tidak, bisa menyebabkan masalah pada payudara yang lebih serius, seperti mastitis, yakni infeksi akibat payudara yang membengkak dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.

***

Menyapih adalah sebuah proses panjang, di mana Bunda dan bayi sama-sama saling menyesuaikan diri secara fisik maupun emosional. Jadi luangkanlah waktu Anda untuk menyelesaikan tahapan dan proses ini dengan sebaik mungkin.

Cobalah untuk tidak terlalu khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain. Sebaliknya, percaya naluri Anda sendiri, Bun! Dan yang terpenting, ucapkan selamat kepada diri Anda sendiri atas pencapaian yang luar biasa ini.

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Weaning: Tips for breast-feeding mothers
www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/weaning/art-20048440

How to Wean Your Baby From Breastfeeding
www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/weaning/

Extended Breastfeeding: Can You Nurse for Too Long?
www.healthline.com/health/breastfeeding/extended-breastfeeding

Baca juga:

10 Cara menyapih anak yang wajib Bunda coba

Konselor Laktasi: "Busui Tak Perlu Memaksa Dapatkan Title ASI Eksklusif"

5 Mitos Tentang Menyusui Lebih dari 2 Tahun yang Terbukti Salah

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

Diulas oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Menyusui
  • /
  • 7 Cara Menyapih Anak secara Alami dengan Penuh Cinta, Tanpa Cabai dan Jamu
Bagikan:
  • Susah menyapih anak? Contek cara unik selebgram ini dalam menyapih sang buah hati

    Susah menyapih anak? Contek cara unik selebgram ini dalam menyapih sang buah hati

  • Cara sukses menyapih anak ala Ryana Dea, Bunda mau coba praktikan?

    Cara sukses menyapih anak ala Ryana Dea, Bunda mau coba praktikan?

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Susah menyapih anak? Contek cara unik selebgram ini dalam menyapih sang buah hati

    Susah menyapih anak? Contek cara unik selebgram ini dalam menyapih sang buah hati

  • Cara sukses menyapih anak ala Ryana Dea, Bunda mau coba praktikan?

    Cara sukses menyapih anak ala Ryana Dea, Bunda mau coba praktikan?

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.