Cara menaikkan berat badan bayi 6-12 bulan sudah lebih beragam. Sebab, tidak hanya menggunakan ASI dan susu formula, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan bayi usia 6 bulan sudah mengonsumsi makanan padat tambahan atau MPASI. Jadi, Bunda perlu mempertimbangkan jenis makanan yang sehat dan tepat agar berat badan si kecil meningkat secara ideal.
Cara Menaikkan Berat Badan Bayi 6-12 Bulan
Hal yang paling penting saat ingin menaikkan berat badan bayi adalah dengan menjaga asupan kalori pada MPASI. IDAI merekomendasikan untuk menjaga asupan kalori MPASI agar tetap seimbang dan sehat, makanan bayi harus mengandung karbohidrat, protein (diutamakan protein hewani), lemak (minyak goreng, santan, mentega), buah, serta sayur.
Selain itu, perhatikan pula asupan gula dan garamnya. IDAI pun menganjurkan untuk menambahkan gula dan garam sesedikit mungkin pada bayi berusia di bawah satu tahan. Kedua bahan tambahan ini baru diberikan bila si kecil susah makan.
Artikel terkait: Pemberian Ghee untuk MPASI Bayi, Amankah? Simak Penjelasannya!
Untuk mengetahui kiat-kiat meningkatkan berat badan bayi pada usia 6-12 bulan, hal ini bergantung dengan usianya. Sebab, setiap bulannya, kebutuhan asupan bayi pun berubah demi mendukung tumbuh kembangnya.
Inilah tips menaikkan berat badan bayi umur 6-12 yang bisa Bunda ikuti.
1. Cara Menaikkan Berat Badan Bayi 6 Bulan
Saat bayi berusia 6 bulan, panjangnya akan bertambah sebanyak 2,54 cm dan beratnya naik sekitar 85-141 gram per minggu. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia, saat bayi berusia 6 sampai dengan 11 bulan, kebutuhan kalori hariannya pun meningkat menjadi 800 kkal.
Meski bayi sudah bisa mengonsumsi MPASI, ia tetap harus mengonsumsi ASI atau sufor. Bahkan, IDAI menganjurkan untuk memberikan komposisi ASI sebesar 70% dan MPASI sebanyak 30%. Komposisi ini berlaku hingga si kecil memasuki usia 8 bulan.
Bunda bisa memberikan MPASI berupa bubur tim yang disaring atau dilumat sebanyak 2-3 sendok makan sebanyak dua kali sehari dengan jumlah kalori sebesar 200 kkal sampai ia berumur 8 bulan. Pastikan di dalam bubur tim mengandung asupan karbohidrat, protein, lemak, dan serat dari sayur dan buah.
Mengingat beberapa sumber protein memicu alergi, sebaiknya Bunda memberikan jeda setidaknya 3 hari sebelum mencoba sumber protein lainnya. Reaksi alergi, intoleransi, maupun sensitivitas makanan bisa dilihat dari munculnya ruam dan diare.
Bila sudah mengetahui sumber alergi, Bunda bisa menghindari makanan tersebut di MPASI si kecil.
2. Bayi 7 Bulan
Berat badan bayi meningkat sebanyak 907 gram per bulan. Segera konsultasikan dengan dokter jika berat badannya berkurang atau naik lebih dari 6 kg dalam sebulan.
Masih sama seperti bayi 6 bulan, asupan ASI harus menjadi asupan utama bayi, baru ditambah dengan MPASI. Komposisinya pun masih sama, yakni ASI 70% dan MPASI 30%. Jumlah MPASI pun bisa meningkat sebanyak 125 ml.
Bunda juga bisa menambahkan daging, sayuran, dan buah-buahan yang dilumat halus. Tak perlu khawatir, Bunda bisa memberikan bumbu dan rempah rendah garam dan gula agar mengasah indra perasanya.
Artikel terkait: Heboh Soal Hati Ayam Tidak Baik untuk MPASI, Ini Fakta yang Perlu Parents Tahu!
3. Bayi 8 Bulan
Bayi sudah bertambah hingga tiga kali lipat pada usia 8 bulan hingga 1 tahun. Bunda bisa meningkatkan jumlah MPASI hingga setengah mangkuk bayi berukuran 250 ml.
Pemberian MPASI pun bisa ditambah sebanyak dua hingga tiga kali sehari dengan jeda jam makan sebanyak satu sampai dua kali. Bunda bisa memberikan pure yang lebih kental dan bertekstur yang terdiri dari telur orak-arik dan sayur, buah matang, bola-bola daging, dan keju yang dipotong dadu kecil-kecil.
Jangan lupa untuk melanjutkan pemberian ASI sebanyak 70% dari asupan hariannya.
4. Bayi 9 Bulan
Pada usia ini, perubahan asupan pun terlihat lebih signifikan. Untuk mempertahankan berat badan bayi, berikan ia camilan ringan di sela-sela sarapan dan makan siang dan sore hari sebelum makan malam.
Kalori pemberian MPASI pun meningkat, yakni 300 kkal per hari. Pemberian MPASI pun lebih sering, yakni tiga sampai dengan empat kali sehari. Pada usia ini, asupan ASI dan MPASI-nya pun seimbang, yakni 1:1.
Bunda bisa memberikan makanan yang dicincang halus atau kasar dan finger foods atau makanan yang bisa digenggam bayi. Takaran makanan bayi mulai dari 125 ml hingga setengah mangkuk ukuran 250 ml.
5. Bayi 10 Bulan
Pada usia ini, bayi sudah mulai belajar merangkak. Hal ini membuatnya lebih aktif secara fisik sehingga penambahan berat badan bisa jadi melambat dan tidak lebih signifikan daripada biasanya.
Takaran makanannya sama dengan bulan lalu. Bunda juga bisa memberikan finger foods favoritnya. Tidak ada salahnya Bunda memperkenalkan sayuran hijau, buah-buahan dengan tekstur lebih keras dan renyah, seperti apel. Tak lupa, pastikan si kecil tetap minum ASI sebanyak 50% dari kebutuhan kalori hariannya.
Artikel terkait: Tak Perlu Dibatasi, Ini Panduan Pemberian MPASI untuk Bayi Alergi
6. Bayi 11 Bulan
Pada usia ini, Bunda bisa mempertahankan porsi asupan seperti saat berusia 10 bulan. Pastikan tetap rutin memberikan ASI sesuai jadwal agar memenuhi setengah dari kalori hariannya.
Berikan asupan makanan dengan tekstur yang konsisten dari bulan lalu dengan komposisi gizi yang seimbang, yakni terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serta sayur dan buah-buahan. Memenuhi seluruh jenis nutrisi tentu akan menjaga berat badannya agar tetap ideal.
7. Cara Menaikkan Berat Badan Bayi 12 Bulan
Selamat, si kecil sudah ulang tahun di usia pertamanya! Tentu, ada perubahan asupan yang signifikan agar tumbuh kembangnya lebih optimal. Kebutuhan kalori anak pada usia ini meningkat, yakni 1350 kkal.
Pemberian ASI bisa Bunda kurangi, yakni sepertiga dari kebutuhan kalori hariannya. Sementara, jumlah kalori MPASI yang harus diberikan sebesar 550 kkal.
Bunda bisa memberikan makanan yang dihidangkan untuk keluarga sebanyak tiga sampai empat kali sehari. Berikan dengan tekstur yang dicincang atau dihaluskan ala kadarnya. Takaran MPASI yang diberikan sebanyak 150 hingga 250 ml.
Cara menaikkan berat badan bayi 6-12 bulan tentu mengikuti usia di setiap bulannya. Pada masa pertumbuhan ini, pastikan Bunda selalu memenuhi kebutuhan kalori hariannya dengan menyeimbangkan pemberian ASI dan makanan pendamping yang terdiri dari berbagai zat gizi.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Manfaat Tepung Gasol untuk Bayi dan Cara Mengolahnya Jadi MPASI
Kaya Nutrisi! Beragam Manfaat MPASI Ikan Gurame Beserta Contoh Resepnya
Amat Dianjurkan WHO, Yuk Mengenal Metode Responsive Feeding MPASI!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.