Otak anak akan mencapai kematangan di usia 7 tahun sementara 90% pertumbuhan otak anak terjadi di 5 tahun pertama kehidupannya. Melatih otak anak dengan hal-hal yang positif, bisa membantunya membangun kemampuan mengendalikan emosi yang lebih baik.
Cara melatih otak anak
Mungkin tugas melatih otak anak terasa berat bagi orangtua. Namun dengan cara yang tepat, Parents bisa mengubahnya jadi menyenangkan dan malah membuat kenangan tak terlupakan bagi si anak.
Hal penting yang pertama harus Parents berikan pada anak ialah cinta dan kasih sayang melimpah yang diberikan tulus tanpa syarat.
Memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak, tanpa dia harus jadi ‘anak baik’ tidak akan membuatnya manja.
Parents tetap bisa menerapkan aturan dan batasan perilaku sambil tetap memberinya kasih sayang tanpa batas. Membantu anak mengembangkan otaknya dengan sehat, dengan kebiasaan positif sejak dini, adalah hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua.
Artikel terkait: 7 Ciri orangtua yang gagal mencintai dan dicintai anaknya
Dibandingkan mengirim anak ke berbagai les musik, les kepribadian atau lainnya, lebih baik Parents melatih otak anak sendiri di rumah. Berikan latihan yang bisa membuatnya menghargai diri sendiri, percaya diri, dan tahu apa yang harus dia lakukan di dalam hidup.
Hal yang Bisa Parents Lakukan untuk Melatih Otak Anak
Berikut ini adalah hal-hal yang bisa Parents lakukan untuk melatih otak anak agar berkembang dengan baik.
1. Ciptakan rutinitas positif
“Membangun rutinitas dengan anak, membantu mereka merasa aman,” ungkap seorang psikolog anak di Melbourne Danielle Kaufman.
“Mereka akan tahu apa yang akan terjadi sesampainya pulang ke rumah, hal ini memberikan mereka batasan, espektasi, dan konsistensi,” tambahnya.
Membangun rutinitas bersama anak bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti makan bersama setiap malam atau membacakan buku sebelum mereka tidur. Bahkan sekedar mengobrol santai selama satu jam setiap malam saja sudah cukup.
Artikel terkait: Manfaat rutinitas makan bersama keluarga untuk anak
Rutinitas pagi
Bangunlah lebih pagi bersama anak lalu lakukan olahraga ringan, misalnya berjalan keliling komplek atau sekedar senam di halaman rumah. Penelitian menunjukkan membiasakan anak bangun pagi akan membuat masa dewasanya lebih sehat.
Kebiasaan bangun pagi juga akan membuat tubuh mereka tumbuh lebih sehat luar dalam. Saat remaja, dia akan lebih menghargai tubuhnya sendiri.
Agar anak lebih senang melakukan kebiasaan baik ini, gunakan semacam trik yakni dengan membuat anak menyenangi apa yang ia lakukan di pagi hari. Contohnya, bangun pagi agar bisa menemani Bunda ke pasar dan dia bisa membeli jajanan yang hanya ada di pasar pagi.
Melatih otak anak dengan membiasakannya bangun pagi, akan membuat masa dewasanya lebih sehat.
Rutinitas malam
Rutinitas malam bisa dengan membacakan dongeng sebelum tidur, atau sesi curhat bebas sebelum jam tidur mereka. Tentunya ini memberi kesempatan anak bercerita tentang keseharian mereka, sehingga dia tidak akan ragu berkonsultasi dengan orangtua jika ada hal yang membuatnya gelisah.
Rutinitas ini juga akan membuat anak merasa bisa bersandar pada orangtua dan percaya bahwa orangtua adalah tempat bertanya paling baik.
2. Menenangkan pikiran
Zaman sekarang terlalu banyak hal yang bisa membuat anak stres. Jadwal pelajaran yang padat, PR yang menumpuk, apalagi kalau dia ikut les sana sini sehingga hampir tidak pernah bisa menenangkan pikiran.
Hal ini bisa memicu terjadinya kelainan perilaku seperti ADHD dan lainnya. Untuk menghindari hal ini, berikan anak kesempatan untuk menenangkan diri dan merilekskan pikiran.
Mengajarinya meditasi bisa bermanfaat, atau membiarkannya bermain di luar tanpa harus diingatkan PR dan sekolah.
Dukungan orangtua sangatlah penting di masa-masa ini, sediakanlah waktu untuknya. Jangan karena terlalu sibuk bekerja, Parents jadi lupa bahwa anak juga butuh kehadiran dan kasih sayang orangtuanya, bukan hanya materi semata.
Semoga bermanfaat.
Referensi: Kidspot
Baca juga:
7 Hal yang Harus Dilakukan Ayah Untuk Anak Perempuan, Sudah Dilakukan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.