Sekilas, campak Jerman dan campak biasa memiliki gejala yang mirip, yaitu demam dan ruam kemerahan pada kulit. Namun sebenarnya, penyebab, gejala, dan perjalanan penyakitnya berbeda. Berat penyakit dan dampaknya pada ibu hamil dan janin pun tidak sama.
Lantas, apa saja perbedaan antara campak jerman dan biasa dari segi penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut!
Artikel terkait: Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa
Perbedaan Antara Campak Jerman dan Campak Biasa
Setidaknya, ada 10 perbedaan antara campak Jerman atau rubella dengan campak biasa atau rubeola, yaitu:
1. Virus Penyebab
Rubella disebabkan oleh virus Rubella. Ini merupakan virus dari genus Rubivirus dalam famili Togaviridae. Sedangkan campak biasa, disebabkan oleh virus Rubeola, yang termasuk ke dalam famili Paramyxovirus.
2. Waktu Inkubasi Penyakit
Masa inkubasi pada campak biasa berlangsung antara 1-2 minggu, sedangkan campak Jerman 2-3 minggu.
3. Periode Menular
Individu dengan campak biasa dapat menularkan virus ke orang lain selama kurang lebih 8 hari. Yakni, 4 hari sebelum hingga 4 hari setelah muncul ruam kemerahan pada kulit. Sedangkan pada campak Jerman, periode menularnya lebih panjang, yakni sejak 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah muncul ruam kemerahan pada kulit.
4. Intensitas Penularan dan Keparahan Penyakit
Campak biasa jauh lebih menular dan tingkat keparahan penyakit lebih berat daripada campak Jerman.
5. Gejala Awal (Prodromal)
Gejala prodromal adalah sekumpulan gejala awal yang menunjukkan timbulnya suatu penyakit sebelum gejala atau tanda yang lebih spesifik atau khas muncul.
Campak Jerman tidak diawali dengan gejala prodromal, sedangkan campak biasa memiliki gejala prodromal berupa demam, rasa tidak nyaman di seluruh tubuh, dan 3C (cough, conjunctivitis, coryza) atau batuk, radang selaput bening mata, dan pilek. Gejala-gejala ini muncul sekitar 2-4 hari sebelum ruam kemerahan yang khas muncul pada kulit.
Artikel terkait: Kenali ciri-ciri bintik merah tanda DBD supaya tidak keliru dengan campak
6. Ciri Demam
Demam pada campak biasa bisa mencapai 41 derajat celcius. Sedangkan pada campak Jerman, demam lebih ringan dan biasanya kurang dari 38,9 derajat celcius.
7. Pola Ruam Kemerahan pada Tubuh
Ruam pada campak biasa berawal dari bintik-bintik merah kecil yang sedikit menonjol. Bintik-bintik ini dapat menyatu menjadi bercak yang tampak lebih besar. Ruam dimulai di area wajah terlebih dulu. Hingga 3 hari berikutnya, ruam menyebar ke seluruh tubuh, mencapai ujung-ujung tangan dan kaki.
Ruam ini berlangsung selama sekitar 5-6 hari dan setelah itu berangsur-angsur menghilang dari arah yang sama seperti kemunculannya, yakni dari wajah ke tungkai bawah.
Pada campak Jerman, ruam berupa bintik-bintik merah muda halus yang dimulai di wajah dan dengan cepat menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai bawah. Ruam biasanya menghilang setelah tiga hari dalam urutan yang sama.
8. Gejala Lain yang Khas
Campak Jerman selalu disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Bagian belakang tenggorok biasanya pun menjadi kemerahan. Di samping itu, terdapat bintik Forschheimer, yakni memar pada langit-langit lunak mulut, yang kemudian menyatu membentuk suatu area kemerahan.
Pada campak biasa, pembesaran kelenjar getah bening tidak selalu ditemukan. Namun, penderitanya dapat mengalami fotofobia atau kondisi mata yang terasa sakit atau tidak nyaman ketika melihat cahaya terang.
Selain itu, dapat ditemukan bintik Koplik yang merupakan ciri khas dari fase awal campak. Bintik ini tampak seperti butiran pasir putih yang dikelilingi oleh cincin merah dan bisa ditemukan di bagian dalam pipi yang berseberangan dengan gigi geraham atas satu dan dua.
9. Lama Gejala
Gejala-gejala yang timbul pada campak biasa dapat berlangsung hingga 10 hari dan karena itu dikenal pula dengan sebutan ten-day measles. Sedangkan campak Jerman, gejalanya rata-rata berlangsung selama 3 hari dan paling lama 5 hari. Oleh sebab itu, disebut sebagai three-day measles.
10. Efek pada Ibu Hamil dan Janin
Campak Jerman biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak dan dewasa. Akan tetapi, bila terjadi pada ibu hamil, khususnya di trimester pertama, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, bayi lahir mati serta kelainan bawaan lahir yang disebut sindrom rubella kongenital (SRK). Sindrom ini dapat berdampak pada semua bagian tubuh bayi yang sedang berkembang.
Kelainan bawaan yang paling sering ditemukan pada SRK mencakup tuli, katarak, kelainan jantung, cacat intelektual, kerusakan organ hati dan limpa, berat lahir rendah, dan ruam kulit saat lahir. SRK juga bisa menyebabkan komplikasi yang mencakup glaukoma, kerusakan otak, kelainan tiroid dan hormon lain, serta peradangan paru.
Sebaliknya, infeksi campak biasa selama kehamilan tidak menyebabkan kelainan bawaan lahir meski tetap bisa memicu keguguran, bayi lahir mati, berat lahir rendah, dan kelahiran prematur. Akan tetapi, ibu hamil dan bayi yang baru lahir lebih rentan mengalami komplikasi dari campak ketimbang populasi umum. Komplikasi yang umum adalah infeksi telinga dan diare. Sedangkan komplikasi yang serius mencakup pneumonia (radang paru) dan ensefalitis (radang otak).
Artikel terkait: Serba-Serbi Imunisasi Campak yang Perlu Diketahui
Persamaan Campak Jerman dan Campak Biasa
Di luar segudang perbedaan yang ada, campak Jerman dan campak biasa juga memiliki tiga persamaan utama, yaitu:
- Keduanya disebabkan oleh virus RNA.
- Keduanya ditularkan melalui droplet saluran napas yang dihasilkan oleh orang sakit ketika batuk atau bersin.
- Sama-sama tidak ada pengobatan yang spesifik untuk membuat kedua penyakit ini sembuh lebih cepat. Gejala dapat diredakan dengan istirahat yang cukup (bed rest) dan mengonsumsi obat penurun panas seperti paracetamol.
- Sama-sama bisa dicegah melalui vaksinasi MMR (mumps, measles, rubella).
Sehubungan dengan vaksinasi, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Anak-anak perlu mendapat dua dosis vaksin MMR. Dosis pertama pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
- Anak remaja dan dewasa yang belum pernah divaksin di masa kecil, perlu mendapat dua dosis vaksin MMR dengan selang 28 hari.
- Vaksinasi MMR tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan karenanya, ditunda hingga telah melahirkan.
- Perempuan dalam usia reproduksi harus menghindari kehamilan paling sedikit empat minggu setelah menerima vaksinasi MMR.
Penting untuk diingat bahwa campak Jerman tidak sama dengan campak biasa. Meski terdapat karakteristik yang sama, keduanya adalah penyakit akibat virus yang berbeda. Secara umum, campak Jerman menimbulkan penyakit yang lebih ringan daripada campak biasa, tetapi bisa menyebabkan kelainan bawaan lahir yang berat.
***
Baca juga:
Kenali Artritis Reumatoid, Penyakit yang Sebabkan Kerusakan Sendi
Tak Usah Panik, Begini Cara Atasi Bintitan yang Kerap Dialami si Kecil
10 Cara Mengatasi Sakit Kepala Area Belakang, Coba Lakukan Parents!