Parents mungkin khawatir dan bertanya-tanya: ‘Bagaimana jika ternyata anakku juga jadi korban bullying? Kira-kira seperti apa ya, ciri anak jadi korban bullying?’.
Berikut ini cara mengetahuinya, Parents.
Artikel Terkait: 6 Cara Mendidik Anak agar Tidak Menjadi Pelaku Bullying
Apa Itu Bullying?
Bullying atau perundungan merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang menyakiti korbannya secara sengaja.
Psikolog Jane Cindy Linardi, M.Psi, CGA dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya menjelaskan, bullying juga biasanya dilakukan secara berulang oleh pelaku, bertujuan membuat korbannya menderita.
“Bullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang menyakiti dan mempermalukan seseorang. Biasanya, aksi bullying itu dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan membuat korban menderita dan merasa tidak berdaya,” jelasnya ketika ditemui oleh theAsianparent.
Jane juga menambahkan, sebenarnya ada beberapa perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindakan bullying apabila memenuhi tiga syarat ini:
- Pelaku berniat menyakit korban.
- Bullying berbeda dengan konflik. Dalam bullying, biasanya ada ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, baik secara fisik maupun popularitas.
- Dilakukan secara berulang-ulang.
Jenis Bullying
Bukan hanya kekerasan, bullying juga bisa terjadi dalam bentuk verbal, Parents. Berikut ini jenis-jenis tindakan bullying yang bisa dialami anak, di antaranya:
- Bullying Fisik, yaitu penindasan yang dilakukan dengan melibatkan kekerasan fisik (memukul, mencekik, meninju, menendang, meludahi, dsb.). Termasuk merusak barang milik korban.
- Bullying Verbal, yaitu kekerasan verbal berupa naming (memberi julukan nama yang bersifat merendahkan), celaan, fitnah, penghinaan, menyebarkan tuduhan yang tidak benar.
- Bullying Sosial, yaitu pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengucilan, pengabaian, penyingkiran (termasuk menghasut orang lain untuk ikut mengasingkan korban bullying).
- Bullying Cyber, yaitu tindakan bullying yang muncul seiring perkembangan teknologi. Korban terus mendapat pesan negatif, baik berupa SMS, pesan di chat maupun media sosial.
Artikel Terkait: 6 Film Horor tentang Bullying, Balas Dendam pada Para Perundung
Ciri Anak yang Jadi Korban Bullying
Jane mengingatkan bahwa anak yang menjadi korban bullying tentu saja perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebab, ada beragam efek negatif yang bisa ditimbulkan bagi korban.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar orang tua lebih sensisitif dan peka terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Hal ini bisa menjadi salah satu ciri anak telah menjadi korban bullying.
Berikut ciri anak menjadi korban bullying selengkapnya:
- Munculnya perubahan perilaku ke arah negatif. Contohnya, mudah marah, tersinggung, dan menangis.
- Anak jadi mudah takut. Misalnya, takut tidur sendiri atau takut ditinggal orang tua.
- Menarik diri dari lingkungan sosial. Si Kecil jadi lebih sering mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar rumah.
- Penurunan minat atau enggan melakukan hobi atau aktivitas kesukaannya.
- Mendadak menolak pergi ke sekolah, bukan karena masalah akademis seperti menghindari tugas atau ujian.
- Kesulitan tidur.
- Bagi anak yang mengalami bullying fisik, biasanya dia akan memiliki bekas luka di beberapa bagian tubuh dan dia sungkan atau takut mengungkapkan penyebabnya.
Apabila Parents melihat beberapa tanda di atas dialami oleh si Kecil, jangan lupa untuk mengajak anak berkomunikasi. Biar bagaimana pun, menjalin komunikasi secara terbuka merupakan kunci utama yang perlu dilakukan.
Setelah anak mengaku bahwa ternyata selama ini menjadi korban bullying, Parents bisa mencoba menghubungi pihak sekolah untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut.
Biasanya, pihak sekolah akan bekerja sama untuk mengusut kasus ini, terutama jika tindakan bullying yang dialami anak sudah parah dan melibatkan kekerasan.
Artikel Terkait: 10 Anak Artis yang Jadi Korban Bullying di Sekolah dan Media Sosial
Jadilah Teman yang Selalu Ada untuk Anak
Anak yang mengalami bullying biasanya akan kehilangan kepercayaan diri dan tidak berharga sehingga dia selalu merasa sendirian.
Untuk membantu anak bangkit kembali setelah menjadi korban bullying, Parents bisa mulai meluangkan waktu untuk menjadi teman yang baik bagi anak.
Mulai saja dengan menanyakan hal sederhana seperti bagaimana hari-harinya di sekolah, adakah yang membuatnya bahagia atau sebaliknya.
Selain itu, jangan lupa untuk menjadi pendengar yang baik dan hadir 100% saat anak berbicara dan mulai terbuka pada Anda.
Artinya, perhatian harus terpusat pada anak. Ketika anak sedang berbicara jangan memotong apalagi menganggap cerita anak tidak penting atau malah menghakiminya.
“Jangan lupa juga untuk mengekspresikan rasa sayang pada anak lewat kalimat yang diucapkan, gestur tubuh, dan tentunya tindakan. Jangan sampai anak merasa tidak diterima juga oleh lingkungan terdekatnya sendiri,” pungkas Jane.
Artikel Terkait: 14 Drama Korea Angkat Isu Bullying, Menguras Emosi tapi Penuh Pesan Moral!
Parents, itulah penjelasan seputar bullying dan ciri-ciri anak yang menjadi korban bullying. Jika Anda mencurigai si Kecil adalah korban bullying, segera lakukan saran di atas, ya.
Baca juga:
9 Strategi Mengajari Anak Membela Diri saat Menghadapi Bullying (Perundungan)