Pentingnya Memiliki Buku KIA bagi Ibu dan Anak, Bunda Sudah Punya?

Bunda dapat memperoleh buku KIA secara gratis di Puskesmas, Poskesdes, tempat praktik bidan, rumah bersalin, dan rumah sakit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu solusi untuk memantau kesehatan anak termasuk selama masa pandemi adalah dengan menggunakan buku KIA. Sebagian besar Parents tentu sudah mengenal buku KIA, tetapi mungkin sebagian lainnya masih belum familier dengan buku KIA. Simak informasi selengkapnya berikut ini. 

Apa Itu Buku KIA?

Sumber: YouTube/Direktorat Kesehatan Keluarga

Buku Kesehatan Ibu dan Anak atau buku KIA adalah salah satu buku yang wajib dimiliki para orang tua di Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) sebagai sarana pencatatan mengenai kesehatan ibu dan anak. 

Parents dapat memperoleh buku ini secara gratis di Puskesmas, Poskesdes, tempat praktik bidan, rumah bersalin, dan rumah sakit. Selain sebagai sarana pencatatan, buku ini juga berisi informasi seputar kesehatan ibu sejak masa kehamilan, saat melahirkan, masa nifas, hingga menyusui.

Melalui buku ini, Parents dapat mencatatkan perkembangan kesehatan bayi baru lahir sampai berusia 6 tahun. Semakin lengkap catatan kesehatannya, maka semakin mudah bagi dokter dan tenaga medis lainnya untuk memeriksa kesehatan ibu dan balita. Oleh sebab itu, buku ini sebaiknya dibawa setiap kali ibu dan balita memeriksakan diri ke layanan fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. 

Dalam acara "Pentingnya Buku KIA untuk Orangtua Pantau Kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi" yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan dan PT Tirta Investama, perusahaan yang tergabung dalam grup Danone di Indonesia, Dokter Spesialis Anak dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) mengatakan catatan kesehatan yang lengkap ini sangat penting untuk melihat perkembangan anak. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Orang tua sebaiknya memiliki catatan khusus tentang perkembangan anak karena waktu pencapaian perkembangan motorik dan mental setiap anak tidak akan sama persis. Kondisi pandemi membuat akses terhadap layanan kesehatan terbatas.

Untuk itu, buku KIA yang diproduksi oleh Kementerian Kesehatan semakin penting untuk dimiliki oleh para orang tua, khususnya ibu hamil agar dapat melakukan pemantauan tumbuh kembang anak sebagai deteksi dini," kata dr. Fitri.

Artikel terkait: 15 Rekomendasi Buku yang Cocok Dibaca Anak Sebelum Beranjak Remaja

Fungsi Buku KIA

1. Mencatat Perkembangan Ibu

Buku ini pertama kali diberikan kepada ibu saat memeriksakan kandungan untuk pertama kali. Buku ini berfungsi sebagai tempat untuk mencatat perkembangan ibu selama kehamilan oleh tenaga kesehatan yaitu dokter kandungan atau bidan.

Di dalam buku ini, kondisi kesehatan ibu, misalnya berat badan ibu dan tekanan darah, akan dicatat setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya. Segala keluhan yang dialami ibu selama kehamilan juga bisa dimasukkan ke dalam buku ini. Selain itu, arti letak janin juga dicatat di buku KIA ibu hamil.

Fungsi buku KIA adalah sebagai catatan medis pribadi milik ibu. Dengan membawa buku KIA setiap memeriksakan kandungan, meskipun ibu hamil diperiksa oleh dokter atau bidan yang berbeda, catatan medisnya akan selalu mudah dilihat.

2. Mencatat Perkembangan Anak

Fungsi buku KIA tidak berakhir setelah persalinan saja. Setelah bayi lahir, tumbuh kembang anak juga bisa dicatat di dalam buku KIA. Ibu dianjurkan untuk selalu membawa buku KIA saat melakukan pemeriksaan, baik itu pemeriksaan prakelahiran, imunisasi, atau penimbangan berat badan setiap bulannya di dokter atau posyandu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

KIA sudah dilengkapi dengan grafik pertumbuhan dari Kementerian Kesehatan untuk memandu ibu memonitor pertambahan berat badan dan tinggi badan bayi sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Buku KIA bahkan bisa digunakan hingga anak memasuki usia balita sampai usia 5 tahun (masuk masa kanak-kanak).

3. Pedoman Perawatan Ibu Hamil dan Bayi

Buku KIA tidak hanya berfungsi sebagai buku catatan. Di dalam buku ini, ibu pun bisa mempelajari pedoman dasar seputar apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan, petunjuk untuk menjaga kandungan agar tetap sehat, dan apa saja yang perlu diketahui seputar kehamilan dan persalinan.

Terdapat pula informasi seputar perawatan bayi, misalnya apa saja yang harus dilakukan untuk bayi baru lahir, apa saja yang harus diwaspadai, dan lain sebagainya.

Artikel Terkait: 6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!

Apa Saja Isi Buku KIA?

1. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Zaman dahulu bayi diberikan KMS alias Kartu Menuju Sehat yang bisa dibawa setiap kali bayi ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya. Sekarang, buku KIA sudah mencakup KMS sehingga Bunda tidak perlu lagi membawa dua buku yang berbeda. Plot tinggi dan berat badan bisa langsung dilakukan di KMS yang terdapat di dalam buku KIA.

2. Catatan Kesehatan Gigi

Pada buku KIA terbaru versi tahun 2021, di dalam KIA terdapat catatan kesehatan gigi atau Kartu Menuju Gigi Sehat yang bisa diisi oleh tenaga kesehatan seputar kondisi gigi anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menggunakan Kartu Menuju Gigi Sehat ini, orang tua bisa memantau keadaan kesehatan gigi anak. Terdapat pula informasi seputar kesehatan gigi anak yang bermanfaat.

3. Informasi Seputar Kehamilan dan Persalinan

Berbagai informasi penting seputar kehamilan seperti hal yang harus dihindari dan yang bisa dilakukan agar kandungan tetap sehat ada di dalamnya.

Lalu, hal yang perlu diketahui dan diwaspadai seputar persalinan juga ada di dalam buku KIA. Tidak sampai di situ, informasi mengenai pemilihan alat kontrasepsi atau KB (Keluarga Berencana) juga ada.

Artikel Terkait: 7 Rekomendasi Buku Hamil Pilihan Mulai 50 Ribuan, Banyak Tipsnya!

4. Pedoman Merawat Anak

Di dalam KIA terdapat pedoman pola asuh untuk anak sesuai dengan usianya.

Sebagai contoh, Parents bisa membaca hal-hal yang harus dilakukan untuk bayi baru lahir hingga usia balita. Hal yang perlu diketahui seputar menyusui, MPASI, dan kesehatan lingkungan yang baik untuk anak. Tak ketinggalan, ada pula jadwal imunisasi bayi dasar lengkap di buku KIA. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kemudian terdapat pula informasi mengenai hal yang bisa Parents lakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik dan emosional anak. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai dan yang harus dilakukan dalam situasi darurat juga tertulis di dalamnya.

Tidak hanya itu, pedoman pengasuhan untuk anak dengan disabilitas juga bisa Parents baca. Isinya lengkap dengan gambar yang membantu untuk memahami informasinya dan ditulis dengan sederhana serta mudah untuk dipahami.

3 Manfaat Buku KIA bagi Ibu dan Anak

Beberapa waktu yang lalu, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2021, Kementerian Kesehatan RI memberikan sosialisasi terkait pentingnya memiliki buku KIA bagi ibu hamil dan ibu dengan anak balita.

Ada 3 manfaat yang akan diperoleh ibu dan anak jika memiliki buku sakti ini. Apa saja manfaatnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Sumber Informasi Terpercaya

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh theAsianparent Indonesia pada tahun 2020, ditemukan fakta bahwa 29 persen ibu belum memahami tahapan perkembangan anak sesuai dengan usianya. Padahal di dalam buku KIA sudah tersedia lengkap informasi seputar tumbuh kembang anak.

Buku KIA memiliki fungsi sebagai medium Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Segala informasi yang orang tua butuhkan terkait pertumbuhan anak tersedia dalam buku ini.

Artikel terkait: Kartu nikah mulai diluncurkan, apa bedanya dengan buku nikah?

2. Sarana Komunikasi Tenaga Kesehatan dan Orang Tua Anak

Sejak lahir hingga 1.000 hari pertama, sel-sel otak dan organ tubuh vital lainnya berkembang dengan sangat pesat. Itulah sebabnya, asupan nutrisi dan kesehatan anak pada 1.000 hari pertama perlu dipantau secara tepat.

Penggunaan buku KIA dapat membantu para tenaga medis memeriksa kesehatan anak dan memastikan pertumbuhannya berjalan lancar. Inilah alasan buku tersebut perlu dilengkapi secara lengkap terkait data-data dan informasi seputar kesehatan dan tumbuh kembang buah hati Parents.

Artikel terkait: Mengapa Membacakan Buku untuk Bayi Sangat Penting?

3. Catatan Kesehatan Ibu Hamil dan Balita

Pandemi menyebabkan akses terhadap layanan kesehatan menjadi sulit. Penting bagi orang tua untuk membekali diri dengan informasi yang memadai seputar kesehatan anak dan keluarga.

Di buku KIA, Parents dapat mengakses informasi penting seputar kesehatan anak. Buku ini juga berfungsi sebagai catatan kesehatan yang bisa digunakan untuk memantau kesehatan anak secara mandiri. Apalagi, sekarang sudah tersedia aplikasi M-KIA yang bisa Parents unduh di Google Play Store.

Jadwal Imunisasi di Buku KIA

Di dalam buku KIA, terdapat juga jadwal imunisasi bayi yang diberikan sesuai usianya. Dari tabel jadwal imunisasi bayi dan anak di buku ini, ada beberapa istilah yang perlu Parents ketahui. 

Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan ulangan. Ada juga imunisasi yang cukup satu kali dosis saja dan ada yang perlu beberapa kali bahkan dilakukan booster pada usia tertentu.

Artikel Terkait: 10 Vitamin Untuk Bayi Rekomendasi, Si Kecil Tumbuh Sehat

Jadwal Imunisasi Bayi 0-6 Bulan

Ada beberapa jenis imunisasi bayi yang perlu dipenuhi dalam rentang usia 0-6 bulan. Berikut ini penjabaran jadwal imunisasi bayi 0-6 bulan dan jenis vaksinnya:

1. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B (HB) monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.

2. BCG

Imunisasi BCG ini berfungsi untuk mencegah penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. 

Bila berumur 3 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Jika uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.

3. Polio 

Ada dua bentuk vaksin polio yang diberikan, yaitu vaksin polio tetes (oral) dan injeksi (suntik). Pemberian vaksin polio tetes diberikan saat lahir sampai usia 1 bulan. Kemudian pengulangannya setiap bulan, yaitu usia 2, 3, dan 4 bulan.

Sedangkan vaksin polio injeksi, pada buku KIA diterangkan untuk jadwal tepat pemberian imunisasi dasar pada rentang usia bayi 0-6 bulan diberikan saat usia bayi 4 bulan.

4. Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT)

Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar dan dilanjutkan dengan imunisasi booster 1 kali dengan interval setahun setelah DPT3. Jadwal imunisasi DPT pertama kali diberikan pada usia 2 bulan dengan interval satu bulan.

5. Haemophilus influenzae tipe B (HiB)

Imunisasi HiB ini berguna untuk melindungi tubuh dari bakteri Haemophilus influenzae tipe B yang dapat menyebabkan infeksi berat, seperti pneumonia dan meningitis. Imunisasi ini biasanya diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi bernama pentabio (gabungan dari vaksin DPT, hepatitis B, dan HiB) pada usia 2, 3, dan 4 bulan dan diulang pada usia 18 bulan.

6. Pneumokokus (PCV)

Vaksin PCV diberikan pada usia 2,3 bulan. Lalu dilanjut dengan booster pada usia 12-18 bulan. Imunisasi ini berguna untuk mencegah infeksi kuman pneumokokus yang dapat menyebabkan radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah.

Jadwal Imunisasi Bayi 6-18 Bulan

Bayi berusia 6-18 bulan masih harus mendapatkan beberapa jenis imunisasi untuk melindunginya dari segala jenis virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

Berikut penjabaran jadwal dan jenis vaksin yang tertera di buku KIA:

1. Campak Mumps dan Rubella (MMR)

Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella. Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Booster diberikan umur 18 bulan berikan MR atau MMR.

2. Japanese Encephalitis (JE)

Vaksin ini diberikan pada anak usia 10 bulan yang tinggal atau berencana akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang, dapat dilakukan pengulangan pada 1-2 tahun setelahnya.

Pertanyaan Populer Terkait Buku KIA

Bagaimana cara mendapatkan buku KIA?

Buku KIA dapat diperoleh pada Polindes, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, rumah sakit, tempat praktik bidan, dokter, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak serta sarana pelayanan kesehatan lainnya milik Pemerintah atau Swasta.

Kapan ibu hamil mendapatkan buku KIA?

Biasanya buku pink ini akan diberikan pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pertama kali di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, bidan atau dokter praktek). Jadi Bunda lagi hamil dan belum punya buku ini bisa langsung minta ke Puskesmas terdekat, gratis!

Bagaimana jika tidak memiliki buku KIA?

Jika Parents tidak memiliki buku tersebut tentu tidak akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan bayi, hanya saja dengan adanya buku tersebut akan memudahkan petugas kesehatan mengetahui riwayat kesehatan ibu selama kehamilan dan menilai adakah risiko kesehatan tertentu saat persalinan nantinya.

Buku KIA diisi oleh siapa?

Buku ini terdapat halaman-halaman yang sudah ditetapkan diisi oleh tenaga kesehatan (bidan/perawat/dokter/petugas gizi/petugas imunisasi). Jadi buku ini juga dapat digunakan oleh ibu dan tenaga kesehatan untuk memantau kesehatan ibu dan anak serta memperoleh informasi tentang pelayanan KIA.

Apakah buku KIA Wajib Punya?

Sebaiknya Bunda punya buku KIA ini dan wajib dibawa setiap periksa kehamilan. Tujuannya agar Parents dan petugas kesehatan atau kader posyandu bisa melihat bagaimana kenaikan berat badan anak, pertambahan tinggi, dan imunisasi apa saja yang sudah diberikan.

Buku KIA apakah gratis?

Tak perlu khawatir, Parents dapat memperoleh buku KIA secara gratis di Puskesmas, Poskesdes, tempat praktik bidan, rumah bersalin, dan rumah sakit.

Nah, Parents, itulah sederet faktor mengapa ibu hamil dan orang tua wajib memiliki buku KIA. Jika digunakan secara tepat, buku ini dapat membantu Parents memantau kesehatan dan pertumbuhan buah hati. Tentu, dengan harapan agar anak tumbuh sehat dan kuat di masa depan, serta mencegah penyakit seperti gizi buruk, stunting, dan penyakit lainnya, sehingga akan terwujud "Anak Terlindungi, Indonesia Maju."

***

Artikel telah diupdate oleh: Gita Meirillia

Baca juga: