Umat Islam di Banjar, Kalimantan Selatan menggelar Puasa Asyura di setiap 10 Muharram. Mereka juga menjalani tradisi khusus lainnya, yaitu membuat bubur asyura yang menjadi hidangan wajib perayaan Tahun Baru Islam di sana.
Seperti diketahui, 10 Muharram bertepatan juga dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Perang di Karbala ketika Husain, cucu Nabi Muhammad SAW terbunuh.
Bubur asyura bisa disebut sebagai makanan yang dibuat untuk memperingati peristiwa syahidnya cucu Nabi Muhammad di Karbala.
Selain latar belakang tersebut, bubur ini jadi begitu unik karena terdiri dari campuran 41 jenis bahan yang terdiri dari aneka macam sayuran, kacang-kacangan, hingga daging. 41 jenis bahan ini harus dicukupi karena sudah jadi tradisi.
Jika bahan tidak genap 41, maka pembuatnya bisa menambahkan bahan sayuran, kacang-kacangan, dan daging apa saja sesuai selera.
Biasanya memang ada beberapa bahan wajib yang selalu digunakan oleh orang-orang Banjar, seperti kangkung, jagung manis, wortel, kentang, daun pucuk waluh, dan beberapa bahan lainnya.
Sebelum dibagikan dan disantap bersama-sama, bubur yang sudah matang didoakan bersama dengan dibacakan doa selamat.
Lantas, seperti apa sih sejarah, filosofi dan resep bubur asyura yang merupakan khas daerah Banjar, Kalimantan Selatan? Buat mengetahuinya, yuk cari tahu di sini!
Mengenal Lebih Jauh Bubur Asyura
1. Sejarah Bubur Asyura dari Perjuangan Nabi Muhammad SAW
(kanalkalimantan)
Tradisi Bubur Asyura berkaitan dengan kisah ketika Nabi Muhammad masih hidup, tepatnya saat Perang Badar sedang berlangsung. Usai perang, jumlah prajurit Islam menjadi lebih banyak.
Saat itu, seorang sahabat Nabi Muhammad memasak bubur. Namun jumlah makanan yang ia buat tak mencukupi karena jumlah prajurit yang begitu banyak.
Akhirnya Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya untuk mengumpulkan bahan apa saja yang tersedia untuk kemudian dicampurkan ke bubur tersebut agar jumlahnya cukup dan bisa didistribusikan pada semua prajurit.
Artikel terkait: 11 Makanan Khas Kalimantan Bercita Rasa Gurih dan Manis yang Wajib Dicoba
2. Tradisi Sebelum Menikmati Bubur Asyura
Tradisi Sebelum Menikmati Bubur (Cookpad)
Selain di Banjar, bubur asyura juga menjadi makanan khas daerah Desa Penyengat, Riau. Umumnya, masyarakat Penyengat akan melakukan pawai sebelum menyantap bubur yang dibuat pada bulan Asyura atau bulan Muharam, tepatnya pada tanggal 10 Muharam.
Saat itu, mereka mengenakan pakaian Melayu, para perempuan memakai baju kurung Melayu atau ada pula yang menggunakan kebaya labuh (panjang), satu stel dengan padanannya kerudung dan jilbab.
Sementara itu, para pria menggunakan baju kurung melayu teluk belanga, cekak musang atau baju muslim (baju koko) dengan padanan celana panjang yang serasi warnanya atau baju kurung satu stel serta menggunakan kain songket yang dilipat dua dan dililitkan di pinggang.
Cara menggunakan sarungnya ada yang di dalam baju kurung dan ada pula yang di luar baju kurung. Pembuatan bubur Asyura ini bukan merupakan suatu ibadah ritual syar’i umat Islam pada umumnya, tetapi hanya budaya masyarakat setempat.
Artikel terkait: 5 Fakta Unik dan Resep Soto Banjar, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
3. Warga Kudus Membuat Bubur dari Sejarah Nabi Nuh AS
(Cookpad)
Selain di Banjar, dan Desa Penyengat, tradisi membuat bubur asyura juga dilakukan di tempat lain di Indonesia seperti Kudus, Jawa Tengah.
Warga sekitar rutin melakukan tradisi pembuatan dan pembagian bubur asyura yang berasal dari sejarah kisah Nabi Nuh AS.
Berdasarkan sejarah, Nabi Nuh AS meminta umatnya mengumpulkan makanan yang ada setelah kapalnya bisa berlabuh di daratan. Kemudian, Nabi membagi rata makanan tersebut sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.
Sekadar diketahui, tanggal 10 Muharram juga menjadi sejarah di mana Nabi Yunus dikeluarkan dari perut paus, dan Nabi Ibrahim diselamatkan dari api.
Artikel terkait: Cara Mudah Memasak Soto Banjar, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
4. Resep Bubur Asyura
Resep Bubur Asyura (Cookpad)
Jika Parents ingin membuat sendiri bubur asyura di rumah, caranya cukup mudah, berikut ini adalah resepnya seperti dilansir dari Cookpad.
Bahan-bahan untuk 10 penyajian
Bahan:
- 1 liter beras, cuci bersih
- 10 ceker
- 2 buah sayap ayam
- Air, secukupnya
Sayur:
- 5 batang kacang panjang, potong-potong
- 100 gram labu kuning, potong kotak
- 50 gram kacang tanah
- 100 gram ubi jalar, potong kotak
- 100 gram wortel, potong kotak
- 1/2 ikat bayam, ambil daunnya
- 1/2 ikat kangkung, dipetik daunnya
Bumbu:
- 10 butir bawang merah
- 1 batang sereh
- 8 siung bawah putih
- 6 butir kemiri
- 1/2 sdt jinten, sangrai
- 1/2 sdt adas manis
- 3 cm kunyit bakar
- 2 cm jahe
- 1 cm lengkuas
- 1/2 sdm ketumbar, sangrai
- 3 buah kapulaga
- 1/4 sdt pala bubuk
- 3 cm kayu manis
- 1/2 sdt merica bubuk
- Garam dan gula pasir, secukupnya
Pelengkap:
- Telur rebus
- Bawang goreng
- Ayam rebus suir
- Daun seledri, iris halus
Langkah-langkah membuat:
- Haluskan bahan bumbu, kemudian tumis beserta kapulaga dan kayu manis hingga matang. Masukkan air dan beras, masak hingga setengah matang.
- Tambahkan ceker, sayap ayam dan kacang tanah, masak kembali. Kemudian masukkan secara bertahap dimulai dari labu kuning, ubi jalar, wortel, kacang panjang, bayam dan kangkung. Masak hingga matang.
- Sajikan panas dalam mangkuk hidang dan tambahkan bahan pelengkap.
Itulah sejarah, filosofi dan resep bubur asyura. Tertarik membuatnya Parents?
Baca juga:
Sejarah, Asal Mula dan Resep Choipan Kuliner Khas Singkawang
Lezat dan Sehat, 3 Resep Bubur Khas Korea Ini Layak Dicoba
9 Bubur Bayi 6 Bulan Rekomendasi di 2024, Aman dan Kaya Nutrisi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.