Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!

Body dysmorphic disorder rentan dialami remaja perempuan. Yuk, kenali gejala dan cara mengatasinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Media sosial memang ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, memudahkan seseorang untuk berjejaring luas. Namun di sisi lain, mereka yang aktif di media sosial juga rentan mengalami krisis kepercayaan diri hingga gangguan mental. Salah satu gangguan yang makin mengkhawatirkan ialah suatu kondisi yang disebut body dysmorphic disorder.

Lantas, apa itu body dysmorphic disorder? Mengapa orang tua perlu menaruh perhatian serius pada kondisi ini?

Kenali Body Dysmorphic Disorder

Body dysmorphic disorder (BDD) atau disebut juga gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang sangat cemas dengan penampilannya karena ia selalu merasa bahwa bagian tubuhnya terlihat jelek. Orang dengan BDD tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dirasakan dalam penampilannya, bahkan jika kekurangan itu sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh orang lain sekalipun.

Penderita BDD menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk fokus pada apa yang menurutnya salah dari penampilan fisiknya. Berkali-kali dalam sehari, ia akan memeriksa, memperbaiki, menutupi, atau bertanya kepada orang lain tentang penampilannya.

Fenomena yang Meningkat di Kalangan Remaja

Sebuah studi terbaru menemukan, ada peningkatan kasus body dysmorphic disorder di kalangan remaja. Celakanya, perkembangan teknologi fitur filter edit foto yang dibenamkan ke dalam berbagai aplikasi medsos bisa semakin memperburuk fenomena tersebut.

Publikasi ilmiah tahun 2018 mengungkap sebuah tren baru yang disebut 'Snapchat dysmorphia'. Kini, banyak orang mendatangi dokter bedah plastik untuk membuat penampilannya tampak sempurna layaknya versi ‘filter’.

"Selfie yang difilter bisa membuat orang kehilangan kontak dengan kenyataan, menciptakan ekspektasi bahwa kita seharusnya terlihat sempurna sepanjang waktu," kata Neelam Vashi, MD, direktur Ethnic Skin Center di BMC dan Fakultas Kedokteran Universitas Boston.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Ini bisa sangat berbahaya bagi remaja dan mereka yang menderita BDD,” sambungnya.

Artikel terkait: Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya

Tanda dan Gejala

Orang dengan gangguan dismorfik tubuh menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Fokus yang ekstrem pada penampilan, merasa sulit untuk berhenti memikirkan bagian-bagian dari penampilan fisiknya yang tidak ia sukai. Seperti jerawat di kulit, bentuk hidung, mata, bibir, telinga, atau bagian tubuh lainnya.
  • Merasa kesal dengan penampilan fisiknya, orang dengan BDD merasa khawatir, stres, dan cemas tentang penampilannya hampir sepanjang waktu.
  • Seolah ingin selalu tampil sempurna tanpa cela, sehingga ia akan memeriksa penampilannya berulang kali. Entah itu dengan bercermin atau bertanya pada orang lain.
  • Bersembunyi dan menghindari interaksi sosial, beberapa orang dengan BDD merasa sangat buruk tentang penampilan mereka sehingga mereka tidak ingin terlihat. Ia mungkin akan mengurung diri di rumah atau menggunakan riasan, topi, dan aksesoris tertentu untuk menyembunyikan dirinya saat keluar rumah.
  • Memiliki persepsi yang salah tentang penampilannya, merasa dirinya terlihat jelek hanya karena suatu kekurangan yang bahkan mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain.
  • Terus-menerus membandingkan penampilan dengan orang lain dan memiliki kecenderungan perfeksionis.
  • Merasa orang lain memperhatikan penampilannya secara negatif dan mengejek dirinya.

Seseorang yang mengalami body dysmorphic disorder mungkin akan mencari berbagai prosedur kosmetik untuk mencoba memperbaiki kekurangan yang ia rasakan. Setelah itu, ia akan merasakan kepuasan sementara, tetapi sering kali kecemasan itu datang kembali dan ia lagi-lagi mencari cara lain untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebab Body Dysmorphic Disorder

Masih banyak yang harus digali lebih jauh tentang penyebab pasti body dysmorphic disorder. Namun, para ahli percaya bahwa ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya:

  • Genetik, penelitian menunjukkan bahwa  body dysmorphic disorder seringnya terjadi pada mereka memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental serupa.
  • Kadar serotonin rendah, ini adalah bahan kimia normal dan diperlukan yang ditemukan di otak. Pasokan serotonin yang rendah membantu menjelaskan mengapa BDD terjadi.
  • Kelainan struktur otak, beberapa area otak terlihat dan bekerja secara berbeda pada orang dengan BDD.
  • Pola pengasuhan, orang tua atau anggota keluarga lain yang kerap mengkritik penampilan diduga bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan ini.
  • Lingkungan sosial, tekanan dari teman sebaya dan masyarakat yang kerap menetapkan standar kecantikan tertentu juga dapat berdampak pada perkembangan BDD.

Artikel terkait: Waspada Selfitis, Gangguan Mental Akibat Sering Melakukan Selfie

Diagnosis

Rasa malu yang sering menyertai BDD membuat diagnosis gangguan ini lebih sulit. Orang dengan gangguan dismorfik enggan memberi tahu dokter tentang kekhawatiran mereka. Akibatnya, gangguan tersebut bisa luput dari perhatian selama bertahun-tahun atau tidak pernah didiagnosis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Satu tanda bahaya bagi dokter adalah ketika pasien berulang kali mencari operasi plastik untuk mengatasi kondisi fisik yang ia pandang sebagai kekurangan. Untuk menegakkan diagnosis BDD, pasien akan dirujuk ke psikiater, psikolog, atau tenaga profesional yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental.

Pengobatan Body Dysmorphic Disorder

Psikoterapi

Ini adalah jenis konseling individu yang berfokus pada perubahan pemikiran (terapi kognitif) dan perilaku (terapi perilaku) seseorang dengan gangguan dismorfik tubuh. Tujuannya adalah untuk memperbaiki keyakinan yang salah tentang penampilan fisik dan untuk meminimalkan perilaku kompulsif. Mereka yang memiliki gejala BDD yang lebih ringan atau sedang biasanya terbantu dengan psikoterapi saja.

Obat-obatan

Obat antidepresan tertentu yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) umumnya diresepkan untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh, antara lain obat antipsikotik seperti aripiprazole (Abilify), olanzapine (Zyprexa), atau pimozide (Orap).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diperlukan waktu 2-3 minggu atau selama 14 minggu atau lebih agar obat mulai bekerja. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk minum obat secara teratur sesuai resep dokter.

Individu yang menderita BDD parah lebih direkomendasikan untuk menggabungkan psikoterapi dan pengobatan, terutama jika orang tersebut punya kecenderungan ingin bunuh diri.

Terapi Kelompok dan Keluarga

Dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penting bagi anggota keluarga untuk memahami gangguan dismorfik tubuh dan belajar mengenali tanda dan gejalanya.

Artikel terkait: Waspada Skizoafektif, Gangguan Mental Gabungan Gejala Skizofrenia dan Depresi

Komplikasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Orang yang mengalami BDD cenderung mengisolasi diri dari lingkungan, ini dapat berdampak negatif pada sekolah atau pekerjaan. Mereka juga berisiko tinggi mengalami depresi berat, tekanan yang terkait dengan gangguan tersebut membuat orang dengan BDD berisiko tinggi untuk bunuh diri.

Bagaimana Orang Tua dapat Membantu Anak dengan Body Dysmorphic Disorder?

Jika anak menunjukkan gejala menderita BDD, lakukan langkah berikut:

  • Temukan terapis terlatih, buatlah janji untuk membawa anak untuk mengevaluasi kondisinya.
  • Bantu anak agar rutin melakukan kunjungan terapi, ikuti petunjuk untuk setiap obat yang diresepkan.
  • Tanyakan kepada terapis bagaimana cara terbaik untuk merespons ketika anak bertanya tentang penampilannya.
  • Bicaralah dengan anak, beri dukungan, dengarkan, dan tunjukkan bahwa Anda mengerti dan peduli.
  • Sabar, butuh waktu agar psikoterapi dan obat-obatan dapat bekerja meredakan BDD.

Body dysmorphic disorder biasanya tidak membaik dengan sendirinya. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu, menyebabkan kecemasan, kecanduan operasi plastik, depresi berat, dan bahkan pikiran dan perilaku bunuh diri.

Body Dysmorphic Disorder
kidshealth.org/en/parents/bdd.html#catfeelings

Body Dysmorphic Disorder
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/body-dysmorphic-disorder/symptoms-causes/syc-20353938

Body Dysmorphic Disorder
www.webmd.com/mental-health/mental-health-body-dysmorphic-disorder

Rising dysmorphia among adolescents : A cause for concern
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7114025/

A new reality for beauty standards: How selfies and filters affect body image
www.eurekalert.org/news-releases/784563

Medication Treatment for BDD: FAQ
bdd.iocdf.org/expert-opinions/medication-faq/

Baca juga:

id.theasianparent.com/gangguan-somatoform

id.theasianparent.com/perbedaan-sedih-dan-gangguan-mental

id.theasianparent.com/artis-yang-mengidap-gangguan-mental

Penulis

Titin Hatma