Bising usus merupakan satu suara yang bisa didengarkan melalui stetoskop di area perut, khususnya di area sekitar pusar. Suara bising ini biasanya dihasilkan dari makanan, cairan, atau gas di dalam usus. Pada orang dewasa sehat, frekuensi bising usus normal biasanya berkisar antara 5 hingga 30 kali dalam satu menitnya.
Perlu diketahui bahwa suara bising dari usus adalah hal normal yang terjadi pada tubuh manusia. Umumnya, suara bising ini hanya bisa didengar jelas melalui stetoskop. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat suara tersebut dapat didengar jelas tanpa bantuan alat apa pun.
Suara dari usus yang normal berarti menandakan bahwa sistem pencernaan dapat bekerja dengan baik. Suara-suara tersebut merupakan gema yang memantul pada rongga perut, yang terjadi karena kopongnya bentuk usus dalam tubuh.
Lantas, bagaimana pemeriksaan bising usus dan apa manfaatnya bagi tubuh? Yuk, simak informasinya sampai akhir, ya!
Frekuensi Bising Usus Normal
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bising usus normal umumnya berkisar 5 hingga 30 kali per menit. Selanjutnya, jarak antara satu siklus normalnya adalah 5 sampai 35 menit.
Berikut beberapa kondisi yang mengakibatkan penurunan frekuensi suara bising pada usus, di antaranya:
- Ileus paralitik (sumbatan usus karena kelumpuhan otot-otot di usus)
- Peritonitis (meradangnya selaput yang membungkus rongga perut)
- Operasi pada area perut
- Luka akibat radiasi
- Efek samping obat, seperti codeine
Selain itu, beberapa kasus bising usus juga meningkat akibat beberapa hal berikut:
- Perut kosong karena belum makan
- Diare (di mana BAB lebih dari 3 kali dalam sehari yang disertai konsistensi feses yang cair)
- Keracunan makanan
- Alergi makanan
- Gangguan penyerapan makanan
- Infeksi saluran pencernaan
- Penggunaan obat pencahar
- Perdarahan di saluran cerna
- Hipertiroidisme
- Hiperkalsemia
Asal Suara Bising Usus
Pernahkah Parents mendengar suara perut keroncongan padahal saat itu sedang tidak merasa lapar? Boleh jadi tanda tersebut adalah penyebab dari suara perut yang berasal dari air, gas, dan cairan dari proses pencernaan.
Tak hanya itu, terjadinya bising usus juga berasal dari adanya gerakan peristaltik pada otot-otot usus. Ini terjadi ketika makanan memasuki usus, kemudian dinding usus berkontraksi dan menghasilkan gerakan meremas agar makanan dapat dicerna dan berpindah ke bagian usus selanjutnya.
Jika mendengar suara dari perut, sebetulnya itu adalah hal normal dan tidak membahayakan. Namun yang perlu diwaspadai adalah perubahan suara dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi perubahan suara terus-menerus dalam waktu berkepanjangan, maka ini menjadi pertanda adanya perubahan dalam aktivitas usus yang memerlukan pemeriksaan.
Artikel terkait: 7 Cara Sederhana untuk Membersihkan dan Menyehatkan Usus, Catat Yuk
Tujuan dari Pemeriksaan Bising Usus
Pemeriksaan bising usus sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui aktivitas usus apakah termasuk normal atau tidak. Dalam menjalani pemeriksaan, dokter juga biasanya melakukan pemeriksaan terhadap gejala lain yang ditimbulkan seperti mual, muntah, perut kembung, dan perubahan gerakan usus.
Dari pemeriksaan ini, nantinya bisa diketahui apakah bising usus yang dialami normal atau tidak. Jika bising usus tidak normal dan mengalami gejala gangguan pencernaan lainnya, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium berupa tes darah dan endoskopi, CT scan pada perut, rontgen perut, USG, dan tes lainnya.
Artikel terkait: Wajib tahu! Inilah cara mudah untuk mencegah radang usus buntu
Prosedur Pemeriksaan Bising Usus
Pemeriksaan bising usus dilakukan melalui beberapa tahap, salah satu yang cukup sederhana adalah pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini akan memerlukan waktu sekitar 35 menit, karena suara bising pada usus sendiri muncul dalam siklus setiap 5-35 menit sekali.
Nantinya pasien diminta untuk berbaring terlentang, lalu dokter akan menempelkan stetoskop pada perut pasien untuk mendengarkan suara bising yang dihasilkan.
Sesekali dokter akan mendengar bunyi deguk yang panjang, tetapi dokter tak langsung mendiagnosis, melainkan melakukan pemantauan dengan terus mendengarkan bunyi yang dihasilkan untuk mengetahui apakah deguk tersebut termasuk ke dalam suara bising yang normal atau tidak.
Artikel terkait: Ini gejala dan penyebab radang usus yang jarang disadari, Parents wajib tahu!
Gejala Penyerta yang Perlu Diwaspadai
Perlu diketahui bahwa suara bising yang dihasilkan usus belum tentu menjadi gejala dari suatu masalah pencernaan. Namun, suara bising yang disertai gejala tertentu kemungkinan menjadi tanda penyakit tertentu pada sistem pencernaan.
Untuk mengetahui bising usus normal atau tidak, berikut beberapa gejala penyerta yang biasanya dokter cari tahu terlebih dahulu. Di antaranya sebagai berikut:
- Demam
- Perut kembung atau terasa begah
- Mual dan muntah
- Diare berkepanjangan
- Perut sembelit dan susah BAB
- BAB berdarah
- Ulu hati terasa tidak nyaman (heartburn) yang tidak kunjung membaik dengan obat
Jika beberapa gejala di atas dirasakan bersamaan dengan bising pada perut, maka segera beri tahu dokter untuk memudahkan dokter dalam mendiagnosis penyebabnya serta menentukan penanganan terbaik menggunakan alat bantu yang lebih memadai.
Hasil dari Pemeriksaan Bising Usus
Meski suara bising yang terdengar menjadi bagian dari proses pencernaan yang normal, tetapi jika disertai gejala lain maka bisa saja menjadi suatu gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan pengobatan.
Jika mendapat pemeriksaan dari dokter, umumnya dokter akan menyebutkan alasan yang dapat memicu terjadinya suara bising pada usus. Berikut hal-hal yang membuat bising usus menjadi hipoaktif, hiperaktif, atau bahkan hilang sama sekali. Di antaranya:
- Ileus, merupakan penurunan aktivitas usus sementara akibat faktor-faktor tertentu
- Paralytic ileus, menurunnya aktivitas usus akibat gangguan penghantaran saraf menuju saluran pencernaan
- Adanya penyumbatan usus akibat hernia, tumor, perlengketan usus, dan lain sebagainya
- Infeksi pada saluran pencernaan
- Trauma atau alami cedera pada saluran pencernaan
- Kadar kalsium atau kalium darah yang tidak normal
- Berkurangnya aliran darah menuju usus sehingga usus tidak mendapatkan suplai darah. Umumnya bisa disebabkan oleh penggumpalan darah, penyakit iskemia usus, penyumbatan pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan Obstruksi Usus
Pemeriksaan bising usus normal memang akan membantu pasien mengetahui apakah ususnya bekerja dengan baik atau tidak. Namun, perlu diketahui bahwa pemeriksaan ini belum cukup untuk mendeteksi penyakit lain seperti penyumbatan atau obstruksi usus.
Setelah melakukan pemeriksaan pada suara usus, nantinya dokter akan menyarankan pemeriksaan lain untuk mengetahui penyumbatan usus melalui beberapa pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini merupakan tahap awal yang dilakukan dengan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan area perut menggunakan stetoskop.
2. Laboratorium
Jika pemeriksaan melalui stetoskop saja dirasa tidak cukup, dokter akan menyarankan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah, tes urine, dan juga endoskopi.
3. X-Ray
Jika hasil laboratorium sudah didapat, selanjutnya dokter akan mengonfirmasi penyumbatan usus melalui rontgen atau X-Ray pada perut.
4. Barium Enema
Ini merupakan prosedur medis dengan memberikan cairan khusus yang mengandung barium ke dalam dubur. Nantinya cairan akan menyebar ke usus, sehingga saat proses X-Ray akan tampak berwarna cerah atau putih. Jika terdapat area yang tidak dilalui barium, maka menunjukan adanya penyumbatan usus.
5. CT Scan
Kemudian ada CT Scan yang menjadi tes untuk melihat gambaran usus yang tersumbat.
6. USG
Selanjutnya, ada tes USG yang umumnya dilakukan untuk mengetahui penyumbatan atau obstruksi usus pada anak-anak.
Meski bising usus adalah hal yang normal terjadi, tetapi perubahan suara pada organ pencernaan ini juga perlu diperhatikan jika disertai dengan gejala-gejala lain yang dapat menjadi tanda dari satu gangguan pada sistem pencernaan.
Jika merasa mengalami perubahan bising usus normal, terutama disertai keluhan lain, segera periksakan pada dokter untuk melakukan pemeriksaan, ya, Parents. Melalui pemeriksaan ini, nantinya akan membantu pasien mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan suara bising tersebut.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Bisa Bahayakan Nyawa, Ketahui Gejala dan Penyebab Penyakit Usus Buntu
Dialami Hilbram Dunar hingga Meninggal, Kenali Gejala Awal Kanker Usus Besar Ini!
Sindrom Iritasi Usus Besar: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Tanda Kapan Harus ke Dokter