Payudara merupakan bagian yang sangat penting bagi kaum hawa. Tak sekadar memiliki fungsi estetis, bagian tubuh yang satu ini juga menjadi sumber makanan utama bayi pada masa awal kehidupannya. Makanya, kesehatan payudara perlu dijaga ya, Bunda. Nah, kali ini theAsianparent akan memberikan ulasan lengkap seputar biopsi payudara.
Biopsi payudara adalah prosedur medis sederhana di mana sampel jaringan payudara diambil dan dikirim ke laboratorium untuk pengujian. Biopsi ini merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi terkait benjolan atau bagian yang mencurigakan dari payudara adalah kanker atau bukan.
Faktanya, benjolan di payudara tidak selalu bersifat kanker. Terdapat beberapa kondisi yang bisa menyebabkan adanya benjolan atau pertumbuhan abnormal pada payudara. Biopsi berperan untuk menentukan status benjolan tadi.
Merangkum dari Healthline, inilah penjelasan tentang alasan dilakukan biopsi, jenis-jenis, risiko, prosedur, hingga hasil setelah tindakan medis ini.
Mengapa Biopsi Payudara Perlu Dilakukan?
Berikut ini beberapa kondisi yang memerlukan biopsi sebagai pemeriksaan penunjang.
- Dilakukan untuk menyelidiki lebih jauh ketika terdapat benjolan di payudara.
- Dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan biopsi jika mereka curiga pada hasil mammogram atau USG payudara
- Biopsi juga dapat dilakukan ketika terlihat ada perubahan pada bagian puting, misalnya keluar darah atau kulit puting tampak bersisik dan pecah-pecah.
Artikel terkait: 10 Makanan Ini Bantu Cegah Kanker Payudara, Terbukti Secara Ilmiah
Jenis-jenis Biopsi Payudara
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ahli bedah dalam mengambil sampel jaringan payudara.
1. Biopsi Jarum Halus (Fine Needle Biopsy)
Selama prosedur biopsi jarum halus, pasien akan berbaring di atas meja sementara ahli bedah memasukkan jarum kecil dan alat suntik ke dalam benjolan dan mengambil sampel. Ini membantu menentukan perbedaan antara kista berisi cairan dan benjolan massa padat.
2. Biopsi Jarum Inti (Core Needle Biopsy)
Biopsi jarum inti mirip dengan biopsi jarum halus. Selama prosedur ini, dokter menggunakan jarum yang lebih besar untuk mengumpulkan beberapa sampel, masing-masing seukuran sebutir beras.
3. Biopsi Stereotaktik (Stereotactic Biopsy)
Selama biopsi stereotaktik, pasien akan berbaring tengkurap di atas meja yang memiliki lubang di dalamnya. Meja ini bertenaga listrik dan dapat dinaikkan.
Dengan begitu, ahli bedah dapat bekerja di bawah meja sementara payudara pasien ditempatkan dengan kuat di antara dua piringan. Dokter bedah akan membuat sayatan kecil dan mengambil sampel dengan jarum atau probe bertenaga vakum.
4. Biopsi Jarum Inti dengan Bantuan MRI
Selama prosedur biopsi ini, pasien akan berbaring tengkurap di atas meja. Mesin MRI kemudian akan memberikan gambar yang memandu ahli bedah ke arah benjolan. Sayatan kecil lalu dibuat, dan sampel diambil dengan jarum inti.
5. Biopsi Bedah
Biopsi bedah melibatkan operasi pengangkatan massa payudara. Setelah itu, sampel dikirim ke laboratorium rumah sakit. Di laboratorium, akan diperiksa bagian ujung-ujungnya untuk memastikan seluruh benjolan telah diangkat jika itu bersifat kanker. Penanda logam mungkin sengaja ditinggalkan di payudara pasien untuk memantau area tersebut di masa mendatang.
Risiko dan Efek Samping
Meskipun biopsi payudara relatif sederhana dan risikonya rendah, setiap prosedur pembedahan tetap saja memiliki risiko. Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari biopsi meliputi:
- Penampilan payudara yang berubah, tergantung pada ukuran jaringan yang diangkat
- Memar dan pembengkakan pada payudara
- Rasa sakit di tempat biopsi
- Infeksi pada tempat biopsi
Efek samping ini biasanya bersifat sementara. Pastikan untuk mengikuti instruksi dokter mengenai perawatan setelah biopsi. Ini akan sangat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.
Komplikasi dari biopsi terbilang jarang terjadi. Sedangkan manfaat dari memeriksakan benjolan yang berpotensi menjadi kanker jauh lebih besar daripada risiko dari prosedur ini. Semakin cepat kanker payudara terdeteksi, semakin cepat pula pengobatan dapat dimulai dan peluang sembuh semakin besar.
Artikel terkait: Catat! Inilah gejala kanker payudara stadium 1 yang patut diwaspadai
Persiapan Sebelum Biopsi Payudara
Sebelum tindakan biopsi dilakukan, beritahu dokter tentang alergi apa pun yang mungkin pasien miliki, terutama riwayat reaksi alergi terhadap anestesi. Beritahu dokter juga tentang obat apapun yang digunakan, termasuk obat bebas, seperti aspirin (obat yang dapat menyebabkan darah mengencer) atau suplemen.
Jika dokter merekomendasikan MRI, beritahu tentang perangkat elektronik apapun yang ditanamkan di dalam tubuh, misalnya alat pacu jantung. Jangan lupa informasikan juga jika pasien hamil atau kemungkinan sedang hamil.
Pasien perlu mempertimbangkan untuk mengenakan bra. Karena biasanya akan diberikan kompres dingin setelah prosedur untuk membantu mengatasi rasa sakit dan peradangan. Bra akan membantu menjaga kompres dingin tetap berada di tempatnya.
Prosedur Biopsi Payudara
Sebelum biopsi payudara, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan payudara terhadap pasien. Pemeriksaan ini dapat mencakup:
- Pemeriksaan fisik
- USG
- Mammogram
- Pemindaian MRI
Selama salah satu pemeriksaan ini, dokter mungkin menempatkan jarum atau kawat tipis ke area benjolan sehingga ahli bedah dapat dengan mudah menemukannya. Pasien akan diberikan anestesi lokal untuk menghilangkan rasa di area tersebut.
Perawatan Setelah Prosedur Biopsi
Pasien dimungkinkan untuk langsung pulang di hari yang sama setelah mengikuti prosedur medis ini. Secara umum pasien sudah dapat beraktivitas dengan normal keesokan harinya.
Sampel dari tindakan biopsi kemudian akan dikirim ke laboratorium. Biasanya hanya perlu beberapa hari untuk menganalisis hasilnya.
Usai tindakan, pasien harus merawat sayatan bekas biopsi dengan menjaganya tetap bersih dan mengganti perban secara rutin. Dokter akan menginstruksikan cara merawat luka tersebut dengan benar.
Namun apabila salah satu dari gejala berikut terjadi, pasien harus menghubungi dokter. Kondisi ini mungkin merupakan tanda infeksi:
- Demam, yaitu suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius
- Kemerahan di tempat biopsi
- Terasa hangat di lokasi biopsi
Artikel terkait: Penelitian: Menyusui dapat melindungi ibu dari risiko kanker payudara
Seperti Apa Hasil Biopsi Payudara?
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menganalisis apakah benjolan pada payudara bersifat jinak, prakanker, atau kanker. Adapun jika sampel bersifat kanker, hasil biopsi juga dapat mengungkapkan jenisnya. Jenis kanker payudara yang dapat dideteksi antara lain:
- Karsinoma duktal, yaitu kanker saluran payudara
- Kanker payudara inflamasi, yang merupakan bentuk langka yang membuat kulit payudara tampak terinfeksi
- Karsinoma lobular, merupakan kanker pada lobulus atau kelenjar yang menghasilkan susu
- Penyakit Paget, yaitu kanker langka yang memengaruhi puting
Dokter akan merencanakan treatment yang sesuai dengan jenis kanker yang diderita pasien. Antara lain lumpectomy atau operasi pengangkatan tumor, mastektomi yang merupakan operasi pengangkatan payudara, terapi radiasi, kemoterapi, terapi hormon, atau gabungan dari beberapa treatment tersebut.
Benjolan Non-Kanker
Perlu diingat bahwa benjolan di payudara tidak selalu merupakan pertanda kanker. Kondisi non-kanker berikut ini juga dapat menyebabkan munculnya benjolan:
- Adenofibroma, tumor jinak pada jaringan payudara
- Penyakit payudara fibrokistik l, yang melibatkan benjolan menyakitkan di payudara yang disebabkan oleh perubahan hormon
- Papiloma intraduktal, yaitu tumor kecil dan jinak pada saluran susu
- Nekrosis lemak payudara , benjolan yang terbentuk oleh jaringan lemak yang memar, mati, atau terluka.
****
Parents, itulah tadi penjelasan lengkap seputar biopsi payudara. Jika Anda memiliki benjolan atau kondisi yang tidak normal pada payudara, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Jangan Lakukan, 8 Kebiasaan Ini Bikin Payudara Cepat Kendur!