Paparan sinar matahari yang tinggi bisa menyebabkan bintik-bintik hitam, keriput, hingga merangsang pertumbuhan sel kanker pada kulit. Dikatakan juga oleh sebuah penelitian bahwa sinar matahari tidak terbukti dapat membunuh virus, termasuk Virus Corona, pada manusia. Lantas, apakah mendukung berjemur untuk mencegah corona dapat dibenarkan? Atau mungkinkah ada cara berjemur khusus yang dapat membantu membunuh kuman sekaligus menyehatkan kulit?
Mari perhatikan penjelasan dari American Academy of Dermatology Association (AAD) berikut ini:
Berjemur untuk Mencegah Corona, Sudah Tepatkah Cara Anda?
Fakta Tentang Sinar Matahari Dapat Membunuh Virus Corona
AAD mengatakan, sinar ultraviolet C (UVC) dapat memperlambat pergerakan Virus Corona. Tapi, sinar UVC matahari tidak dapat menembus atmosfer bumi, sehingga Anda tidak bisa mendapatkan sinar UVC tersebut dari sinar matahari.
New York Times juga menulis tentang sebuah penelitian yang mengatakan sinar ultraviolet hanya dapat memperlambat virus, tidak cukup kuat untuk membunuhnya, bahkan bukan juga sebagai pengobatan.
Artikel terkait: Bukan dijemur di bawah sinar matahari! Ini cara atasi pilek pada anak dan bayi
Sinar Ultraviolet C Dapat Membunuh Virus Corona, Tapi…
Matahari memancarkan berbagai jenis sinar ultraviolet yang mana masing-masing sinar tersebut memengaruhi kulit manusia dengan cara yang berbeda.
Sinar ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB) yang pancarannya mencapai bumi. Namun jika paparannya berlebihan pada kulit Anda, dapat menyebabkan: Kulit terbakar, penuaan kulit dini (bintik-bintik penuaan dan kerutan), kulit kecokelatan, kanker kulit, termasuk melanoma yang paling serius.
Sinar UVC yang disebut bisa membunuh virus, pancarannya tidak dapat mencapai permukaan bumi. Jenis sinar ultraviolet ini memang dapat membahayakan semua kehidupan di bumi, termasuk Virus Corona.
Sinar Matahari Hanya MEMPERLAMBAT PERGERAKAN Virus, Bukan Membunuhnya
Hingga kini tidak ada bukti bahwa sinar matahari dapat MEMBUNUH virus yang mematikan dan sangat menular. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia setuju bahwa menikmati matahari di pagi hari dan sebelum matahari terbenam memiliki banyak efek positif, terutama selama Anda menjalani masa isolasi mandiri (isoman).
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah dan membantu proses detoksifikasi tubuh. Sinar matahari juga efektif memberi asupan vitamin D pada tubuh, membantu tidur lebih nyenyak, mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menguatkan tulang.
Menurut Healthline, dosis harian vitamin D sulit didapat hanya dari makanan, seperti dari ikan, kuning telur, dan susu –belum lagi jika Anda alergi terhadap makanan tersebut. Oleh karena itu, Anda bisa menambahkannya dari sinar matahari.
Oleh karena sifatnya hanya ‘memperlambat’ pergerakan virus corona, maka berjemur untuk mencegah corona perlu juga dilakukan secara rutin. Namun pelaksanaannya saja yang perlu diperhatikan, agar kesehatan kulit tetap terjaga.
Artikel terkait: Lagi di Rumah Saja, Haruskah Memakai Sunscreen?
4 Cara Berjemur untuk MENCEGAH Corona yang Tepat
Tyas Mirasih menyempatkan berjemur saat menjalani isolasi mandiri. (Image: Instagram/@tyasmirasih)
Berikut ini tips dari WHO bagaimana cara menikmati matahari dan berjemur untuk mencegah corona seperti melansir dari The Jakarta Post:
- Batasi Waktu Berjemur. Manfaat lain dari sinar matahari adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, Anda disarankan berada di bawah sinar matahari langsung hanya maksimal 30 menit saja setiap hari. Lebih dari itu, yang Anda dapatkan tidak hanya manfaat dari sinar matahari tapi juga dampak negatifnya bagi kulit Anda.
- Perhatikan Jadwal Berjemur. Ada jam-jam yang harus dihindari untuk berjemur. Waktu berjemur untuk mencegah corona yang tepat adalah sebelum pukul 10 pagi dan setelah jam 3 sore. Paparan sinar matahari di waktu antara pukul 10.00-15.00 terlalu ‘keras’ dan mengandung sinar ultraviolet yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kulit Anda terbakar.
- Gunakan Tabir Surya. Minimal 30 menit sebelum berjemur, oleskan tabir surya atau sunblock pada kulit Anda untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari langsung. Jangan lupa mengoleskannya pada wajah Anda.
- Kenakan Pakaian Pelindung. Menggunakan topi dan baju lengan panjang juga bisa jadi cara melindungi kulit dari efek buruk UVA dan UVB.
Artikel terkait: 9 Fakta Tentang Tabir Surya dan Cara Pakai Sunscreen yang Perlu Diketahui
Mengurangi Risiko Terkena Virus Corona
Image: Lifestyle Kompas
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberi tahu bahwa cara paling baik untuk mencegah penyakit adalah dengan menghindari diri dari terkena virus. CDC menyarankan Anda:
- Mengenakan masker kain yang menutupi mulut dan hidung.
- Jaga jarak, minimal 1,5-2 meter dari orang lain.
- Sering mencuci tangan.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam siku jika batuk atau bersin.
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering Anda sentuh, seperti meja, gagang pintu, dan sakelar lampu.
Kata ‘bersih’ dan “disinfektan” di sini memiliki arti yang berbeda menurut CDC. Membersihkan, menurut CDC, berarti Anda menggunakan deterjen (atau sabun) dan air untuk mencuci permukaan yang kotor. Setelah Anda membersihkan, lakukan disinfeksi. Untuk mendisinfeksi, Anda harus menggunakan disinfektan.
Demikian penjelasan beberapa badan kesehatan berdasarkan penelitian dan studi yang sudah dilakukan mengenai dampak sinar matahari terhadap pencegahan virus Corona. Semoga Anda tetap sehat!
Baca juga:
Kekurangan sinar matahari bisa menyebabkan 7 penyakit ini
Cahaya Matahari Melemahkan Covid-19, Fakta atau Hoax? Cek di Sini!
Anak jarang main di luar? Waspadai anak kekurangan vitamin D
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.