Normalkah jika bayi tidak merangkak tapi ngesot? Semua bayi memiliki perkembangan yang berbeda-beda dan tidak sedikit bayi yang lebih memilih untuk ngesot daripada merangkak. Jika terjadi seperti ini, perlukah khawatir?
Merangkak merupakan salah satu tonggak perkembangan bayi yang tidak boleh dilewatkan sebelum berdiri dan berjalan. Dengan merangkak, bayi akan memperkuat otot-otot tubuhnya dan gerakan merangkak dapat membantu menstimulasi perkembangan otaknya.
Apabila bayi tidak merangkak tapi justru ngesot, mungkin Parents bertanya-tanya apakah ada risikonya dan apa yang harus dilakukan agar mereka mau belajar merangkak. Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Artikel terkait: 6 Gaya Merangkak Unik Bayi, Salah Satunya Merangkak Mundur
Apakah Normal Bayi Ngesot dan Tidak Merangkak?
Sumber: Freepik
Pada umumnya bayi belajar merangkak sejak usia enam bulan hingga sembilan bulan. Sebelum ia ahli melakukannya, perlu waktu untuk mengembangkan kepercayaan diri bayi beralih dari duduk ke merangkak.
Sebelum belajar merangkak, ia akan mencoba berbagai posisi. Misalnya menegakkan badan dengan tangan dan lutut serta bergoyang-goyang dari depan ke belakang. Faktanya, ngesot mungkin sering terjadi sekitar waktu ketika bayi mulai belajar merangkak.
Ngesot bisa menjadi awal untuk merangkak bagi beberapa bayi. Namun, ada pula bayi yang ternyata lebih suka mengesot untuk bergerak dibandingkan merangkak hingga nanti ia mencoba untuk berjalan.
Ada beberapa ‘gaya’ ngesot yang mungkin dilakukan oleh bayi sebagai berikut:
-
Maju Mundur Menggunakan Lengan
Bayi berguling di pantat dari posisi duduk, kemudian menggunakan lengan untuk mendorong tubuh mereka maju dan mundur.
Beberapa bayi ngesot menggunakan sisi samping pantat untuk menarik tubuh mereka bergerak.
Ada pula bayi yang berbaring telungkup di atas perut mereka dan menggunakan lengan untuk menyeret badan bersama dengan kaki untuk bergerak. Jika diperhatikan gerakan ini mirip seperti merayap.
Bayi juga bisa menggerakan badannya maju dengan ngesot sambil duduk menggunakan pantatnya.
Sebagian bayi lebih suka berguling-guling dengan tubuhnya untuk mencapai tempat yang ingin mereka tuju.
Apakah hal ini normal?
Mengutip dari Mom Junction, menurut American Academy of Pediatrics selama bayi dapat mengoordinasikan gerakan tubuhnya dan menggunakan seluruh anggota tubuhnya secara merata untuk bergerak, Parents tidak perlu khawatir.
Mengesot adalah gerakan alternatif dari merangkak untuk bayi yang normal. Bahkan ngesot dan melewatkan fase merangkak dianggap normal selama bayi mencapai tonggak perkembangan lainnya tepat waktu.
4 Penyebab Bayi Tidak Merangkak tapi Ngesot
Sumber: Freepik
1. Bayi Sedang Bersiap untuk Merangkak
Mengesot merupakan tahap awal dan menjadi bagian dari belajar merangkak bagi bayi. Bisa jadi setelah bayi sudah lihai bergerak ke sana ke mari dengan mengesot, ia akan mencoba untuk merangkak menggunakan tangan dan lututnya.
2. Bayi Lebih Memilih Ngesot
Sama seperti manusia lainnya, bayi memiliki pikiran dan preferensinya tersendiri. Jika ia lebih memilih ngesot dibandingkan merangkak, mungkin ia merasakan ngesot adalah cara bergerak yang lebih nyaman baginya dibandingkan merangkak.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di tahun 2013 dari 47.000 bayi di Norwegia, 7% di antaranya lebih memilih ngesot dibandingkan merangkak dan mereka belajar berjalan sama baiknya dengan bayi yang merangkak.
3. Otot Pinggul yang Kencang
Bayi yang mengesot dalam posisi duduk atau hanya menggunakan pantat kemungkinan memiliki otot pinggul yang kencang atau tegang. Ketegangan pada otot-otot pinggul ini membuat paha tidak mudah didekatkan saat pinggul ditekuk, misalnya saat duduk di tangga rendah atau posisi merangkak.
Otot yang tegang ini kemudian memengaruhi kemampuan bayi untuk bangun ke posisi merangkak. Dalam posisi merangkak, kaki sering kali dibuka lebar secara tak sadar sehingga merangkak menjadi lebih sulit bagi bayi.
4. Kurangnya Keseimbangan dan Motivasi untuk Merangkak
Merangkak menggunakan tangan dan lutut membutuhkan banyak kontrol keseimbangan. Beberapa bayi yang lebih memilih mengesot mungkin memutuskan bahwa merangkak lebih sulit dan akibatnya lebih fokus mempelajari cara lain untuk bergerak alih-alih mengesot.
Kurangnya motivasi juga bisa menjadi penyebab bayi ngesot. Ia akan lebih memilih cara lain yang dianggapnya mudah baginya.
Artikel Terkait: 5 Tanda Bayi Akan Merangkak dan Cara Menstimulasinya
Risiko Bayi Ngesot
Sumber: Freepik
Lalu, apakah ada risiko tertentu untuk kesehatan jika bayi tidak merangkak tapi ngesot? Bayi yang ngesot mungkin akan memiliki otot inti tubuh yang lebih kuat dibandingkan bayi yang merangkak, tetapi ada beberapa dampak kurang baik juga untuk mereka seperti berikut.
1. Lebih Lama Bisa Berjalan
Beberapa ahli berpendapat bahwa bayi yang tidak merangkak melainkan ngesot akan sulit untuk mendukung berat tubuh pada kaki. Mereka cenderung melipat kaki pada lututnya saat berdiri sehingga mengakibatkan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi mereka untuk belajar berjalan.
2. Kehilangan Manfaat dari Merangkak
Merangkak penting untuk memperkuat lengan dan memberikan anak peluang berbeda-beda untuk menjelajahi berbagai macam permukaan. Misalnya naik turun dan bergerak di permukaan dengan tekstur berbeda seperti rumput, pasir, lantai licin, karpet, dan sebagainya.
Bayi yang merangkak akan berpindah dari duduk ke posisi merangkak berkali-kali dalam sehari. Gerakan ini mengajarkan bayi kontrol dan stabilitas batang tubuh dan memberikan otot-otot pinggul peregangan teratur yang diperlukan untuk mobilitas yang baik.
4 Cara agar Bayi Tidak Ngesot
Sumber: Freepik
Bayi mungkin memiliki preferensinya sendiri untuk ngesot dibandingkan merangkak, tetapi tak ada salahnya jika mereka mendapatkan pengalaman merangkak. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dicoba agar bayi tidak bergerak ngesot dan mendorongnya untuk belajar merangkak
1. Tummy Time
Kembalilah ke dasar. Tummy time dapat meningkatkan kekuatan leher, lengan, dan dada yang penting diperlukan untuk proses belajar merangkak.
Ketika bayi diletakkan di atas perut mereka, mungkin mereka akan merasa lebih percaya diri untuk mencoba merangkak. Semakin sering bayi ditempatkan dalam posisi tummy time atau telungkup, maka semakin besar pula keinginannya untuk merangkak, baik untuk keluar dari posisi tersebut atau untuk bergerak.
2. Pancing dengan Mainan
Apakah si kecil memiliki mainan favorit yang jadi kesukaannya? Coba pancing dia untuk belajar merangkak dengan menggunakan mainan. Letakkan mainan agak jauh dari bayi sehingga ia harus bergerak untuk mendapatkannya. Lebih baik lagi jika bayi berada dalam posisi telungkup atau tummy time agar ia terdorong untuk menggerakkan tangan dan kakinya.
Artikel Terkait: Bahayakah Jika Anak Tidak Bisa Merangkak? Ini Penjelasan Dokter
3. Dorong Bayi untuk Berlutut
Mendorong dan memotivasi bayi untuk mau berlutut merupakan cara yang baik untuk membuatnya mau merangkak. Caranya cukup letakkan lipatan handuk di lantai atau play mat bayi dan bantu posisikan dia berlutut di mana tubuh bagian atasnya berada di atas lipatan handuk atau lebih tinggi dari kakinya. Ini akan membantu menguatkan otot lengan yang diperlukan unruk merangkak.
4. Bantu Bayi Melakukan Peregangan
Jika Parents curiga bayi tidak mau merangkak karena memiliki otot pinggul yang tegang atau kencang, maka ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter. Parents juga bisa membantu bayi melakukan peregangan otot pinggul.
Tekuk pinggul dan lutut bayi hingga 90 derajat dan pegang bagian belakang paha dengan telapak tangan. Gerakkan paha bayi dengan lembut secara memutar selama 1 hingga 2 menit. Lakukan sambil mengajak bermain atau mengobrol bayi. Lakukan peregangan ini 2 hingga 3 kali sehari.
Hal yang Harus Orang Tua Waspadai
Mengesot memang normal bagi bayi untuk bergerak, tetapi ada beberapa tanda-tanda yang perlu Parents waspadai terkait kelainan medis yaitu sebagai berikut:
- Bayi tidak dapat berdiri saat ditopang pada usia 12 bulan dan tidak dapat berjalan pada usia 18 bulan
- Koordinasi yang buruk antara anggota badan
- Gerakan tubuh yang canggung saat berlari atau merangkak
- Terlihat lemas atau mudah goyah saat bergerak atau digendong, ini bisa menjadi indikasi gangguan neuromuscular
- Keterlambatan perkembangan fisik, kognitif, atau bicara
- Anak sulit makan
- Pernah mengalami kejang-kejang
Segera berkonsultasi kepada dokter jika menemukan tanda-tanda seperti di atas pada bayi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Tidak perlu khawatir berlebihan jika bayi tidak merangkak tapi ngesot. Mengesot mungkin lebih nyaman untuk bayi. Hanya saja, tetap pantau bayi dari tanda-tanda keterlambatan perkembangan lainnya sejak dini. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
Kenapa bayi saya merangkak mundur? Ini penjelasannya
Anaknya Belajar Merangkak, Edric Tjandra Memastikan Keamanan Rumah, Ini 9 Tipsnya
5 Trik Cerdas Stimulasi Anak Merangkak ala Shandy Aulia, Bisa Parents Tiru Nih!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.