Umumnya, bayi berusia 8 bulan akan memiliki bobot sebanyak 6-8 kilogram. Namun, bayi obesitas asal India ini memiliki bobot sampai 17 kilogram, setara dengan anak umur 7 tahun. Dia kerap merasa lapar, meski orang tuanya tak pernah absen memberinya makan. Itulah yang menjadi penyebab ia mengalami kondisi obesitas pada bayi.
Chahat Kumar adalah seorang bayi asal Punjab, India, yang mengalami obesitas atau kegemukan yang berlebihan. Berat badannya menyamai anak umur 7 tahun, dan nafsu makannya setara dengan anak usia 10 tahun.
Suraj Kumar, ayah Chahat mengatakan, ketika lahir anaknya memiliki ukuran dan berat badan normal seperti bayi pada umumnya. Dia juga menampik tuduhan bahwa obesitas yang dialami anaknya akibat kelalaian dirinya sebagai orang tua.
“Tuhan telah memberikan kondisi ini pada putriku. Ini bukan kesalahan kami. Aku merasa tersinggung ketika orang-orang tertawa melihat tubuh Chahat yang sangat gemuk,” papar Suraj, mengutip dari Tribunnews.
Di usia 4 bulan, nafsu makan Chahat mulai meningkat. Dia ingin makan terus-menerus tanpa henti karena selalu merasa kelaparan. Bila orang tuanya tidak menyajikan makanan di hadapan Chahat, dia akan menangis kencang. Chahat baru akan berhenti menangis setelah ada makanan di depannya.
Reena, ibunda Chahat, mengatakan jika putrinya tidak makan seperti bayi normal. Chahat juga sering menangis karena ingin bermain di luar rumah. Namun karena bobotnya yang sangat berat, orang tua Chahat tidak kuat menggendongnya keluar.
Khawatir melihat pertumbuhan putrinya yang tidak biasa, Reena membawa Chahat ke dokter terdekat. Vasudev Sharma, dokter yang memeriksa Chahat mengatakan, ia tidak bisa mendiagnosis penyakit apa yang diderita oleh bayi tersebut yang membuat nafsu makannya sangat tinggi.
Artikel terkait: Bayi 18 bulan tidak bisa berhenti makan karena Sindrom Prader-Willi
Selain itu, karena lipatan kulit Chahat yang sangat tebal, membuat Vasudev kesulitan memeriksanya. Lemak yang menumpuk di bawah lapisan kulit Chahat, membuat petugas medis kesulitan mengambil sampel darahnya. Vasudev menyarankan Reena dan Suraj untuk memeriksakan Chahat di rumah sakit yang ada di kota.
Akan tetapi, kedua orang tua Chahat tidak memiliki biaya untuk membawa putrinya ke rumah sakit di kota. Padahal, kondisi bayi obesitas ini sudah cukup memprihatinkan. Chahat mengalami kesulitan bernapas dan gangguan tidur akibat berat badannya yang berlebihan.
Oleh sebab itulah, dokter hanya bisa menyarankan orang tua Chahat untuk mengurangi porsi makan putrinya. Juga melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badannya.
Suraj dan Reena yang pernah kehilangan anak sebelum Chahat lahir, sangat ingin melihat putrinya tumbuh sehat dan normal seperti anak lain. Mereka pun berusaha melakukan semua yang disarankan dokter demi kesehatan putri semata wayangnya itu.
Daftar isi
Berat Badan Bayi yang Normal
Bayi baru lahir tumbuh dengan sangat cepat, terutama di tahun pertama kehidupannya. Saat lahir, berat rata-rata untuk bayi laki-laki yang lahir cukup bulan adalah 3-3,6 kg. Berat lahir rata-rata untuk bayi perempuan adalah 2,9-3,4 kg. Namun, banyak bayi yang sehat lahir lebih ringan atau lebih berat dari berat rata-rata ini.
Bayi dapat melipatgandakan berat badan mereka dalam waktu kurang dari 6 bulan, dan tiga kali lipat pada usia 1 tahun. Bayi mungkin terlihat gemuk dengan pipi tembam, tetapi tak perlu khawatir. Mereka menyimpan sebagian dari lemak di bawah kulit mereka karena tubuh dan otak mereka yang sedang berkembang membutuhkan energi yang cepat setiap saat.
Setiap bayi tumbuh dengan kecepatannya masing-masing. Ingatlah bahwa berat badan bayi mungkin tidak bertambah atau bertambah setiap minggu, tetapi tingkat pertumbuhan mereka secara keseluruhan adalah yang terpenting.
Berapa banyak berat badan bayi adalah tanda penting dari kesehatan mereka. Dokter anak juga akan melihat tinggi (atau panjang) bayi dan ukuran kepala untuk mengetahui tumbuh kembang bayi.
Berat badan bayi bisa sangat bervariasi. Beberapa bayi tumbuh lebih cepat daripada yang lain dan kemudian melambat. Bayi-bayi lainnya mungkin menambah berat badan secara perlahan, tetapi pada akhirnya dapat mengejar ketertinggalan mereka.
Jika Parents khawatir tentang kenaikan berat badan bayi, bicarakan dengan dokter anak.
Artikel terkait: Studi: Terlalu Lama Stay at Home Meningkatkan Risiko Obesitas pada Anak
Penyebab Bayi Obesitas
Bayi yang kelebihan berat badan atau obesitas adalah bayi dengan kenaikan berat badan yang jauh di luar proporsi pertambahan tinggi badan. Bayi yang kelebihan berat badan umumnya akan terlihat gemuk dan belum tentu sehat.
Melansir dari Healthline, para ahli di Universitas Harvard mencatat bahwa bayi yang bertambah berat badannya terlalu banyak dalam 2 tahun pertama dapat memiliki risiko atau masalah kesehatan yang lebih tinggi saat mereka masuk ke usia kanak-kanak dan bahkan hingga usia dewasa. Itulah alasannya orang tua penting untuk memantau berat badan bayi dari waktu ke waktu dan menetapkan tingkat kenaikan yang sehat.
Ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi dalam kenaikan berat badan yang tidak sehat pada bayi, seperti:
1. Genetik
Bayi yang terus mengalami kelebihan berat badan saat anak-anak dan dewasa biasanya memiliki orang tua, saudara kandung, atau kakek-nenek yang juga kelebihan berat badan.
Sebuah penelitian pada tahun 1993 menemukan bahwa berdasarkan analisis indeks massa tubuh, obesitas manusia berada di bawah kendali genetik. Lingkungan keluarga pada masa kanak-kanak pun memiliki pengaruh terhadap obesitas pada orang dewasa.
Setiap bayi dengan kecenderungan keluarga yang kuat terhadap obesitas perlu mengawasi kenaikan berat badan mereka dan cara mereka makan.
2. Kondisi Ibu
Seorang ibu berperan dalam berat badan bayinya selama kehamilan. Ibu hamil yang kelebihan berat badan, mengalami obesitas, perokok, atau memiliki diabetes gestasional lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lebih berat saat lahir atau menjadi kelebihan berat badan di kemudian hari.
Selain itu, beberapa penelitian di tahun 2019 menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi caesar yang direncanakan memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan. Hal ini terjadi dikarenakan bakteri usus mereka berbeda dari bayi yang lahir pervaginam. Namun, operasi caesar biasanya bukan satu-satunya penyebab obesitas pada bayi.
3. Bayi Diberi Susu Formula
Bayi disusui dengan ASI atau susu formula juga berpengaruh terhadap berat badannya. Biasanya, bayi yang diberi ASI eksklusif akan mengalami kenaikan berat badan lebih lambat dibandingkan bayi yang diberi susu formula atau campuran keduanya.
Data dari studi tahun 2016 menemukan bahwa ada beberapa alasan memberi susu formula dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang lebih tinggi. Orang tua atau pengasuh memiliki peluang yang lebih tinggi untuk memberikan susu formula secara berlebihan (overeating) karena mereka lebih cenderung untuk terus memberi bayi susu sampai botol kosong, bahkan ketika sebenarnya bayi sudah kenyang.
Orang tua atau pengasuh juga dapat menambahkan atau lebih banyak bubuk susu formula daripada yang direkomendasikan saat membuat botol bayi sehingga jumlah kalorinya meningkat.
5 Tanda Bayi Obesitas yang Harus Diwaspadai
1. Perawakan Lebih Tinggi
Bayi yang mengalami kegemukan, cenderung memiliki perawakan lebih tinggi dan lebih besar dari bayi lain seusianya.
2. Payudara Besar pada Bayi Laki-Laki
Obesitas membuat bayi laki-laki terlihat memiliki payudara yang lebih besar, tidak seperti anak lainnya.
3. Tungkai Kaki Bayi Bengkok atau Membentuk Huruf O Saat Berdiri
Kebanyakan anak yang mengalami obesitas akan memiliki tungkai yang bengkok. Hal ini disebabkan tulang yang masih dalam tahap pertumbuhan, tetapi dipaksa untuk menahan beban berat badan anak, akhirnya menjadi bengkok. Sehingga berat dan tinggi anak seimbang.
4. Penis Bayi Lebih Kecil
Alat kelamin bayi laki-laki yang kegemukan akan cenderung lebih kecil, akibat jaringan lemak yang membuat penisnya tenggelam dan tersembunyi. Lipatan lemak di paha dan perut, akan membuat penis bayi tidak kelihatan dan tampak lebih kecil daripada bayi seusianya.
Artikel terkait: Jangan Anggap Remeh! Kenali Tanda, Penyebab, dan Tips Menangani Kondisi Anak Obesitas
Risiko Medis yang Dimiliki Bayi Obesitas
Sebuah studi pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa bayi yang bertambah berat badannya dengan cepat dalam satu atau dua tahun pertama memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Sekitar 1 dari 5 anak kelebihan berat badan atau mengalami obesitas pada usia 6 tahun. Sekitar setengah dari anak-anak yang mengalami obesitas mengalami kelebihan berat badan pada usia 2 tahun.
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Kapan Harus Khawatir?
Menurut sebuah studi yang dilakukan di Harvard Medical School, bayi yang bertambah berat badan dengan cepat dalam enam bulan pertama kehidupannya memiliki peluang lebih besar untuk mengalami obesitas pada usia 3 tahun.
Jika Parents khawatir kenaikan berat badan anak terlalu tinggi, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan mengukur ukuran bayi atau balita pada setiap kunjungan dan membandingkannya dengan grafik pertumbuhan yang menunjukkan tingkat pertumbuhan rata-rata untuk anak-anak.
Artikel terkait: Penelitian: Anak dari Orang Tua Obesitas Cenderung Lambat Belajar
Cara Mengatasi Obesitas pada Bayi
Mengontrol Asupan Susu Formula
ASI terbukti bisa mencegah obesitas pada bayi. Berusahalah memberi ASI pada bayi hingga usianya 2 tahun. Namun, bila karena situasi dan kondisi tertentu ASI tidak dapat diberikan, maka Parents harus mengontrol asupan susu formula yang masuk ke dalam tubuh bayi.
Susu formula yang diberikan secara berlebihan, bisa memicu kondisi bayi obesitas.
Jangan memaksa bayi menghabiskan setiap botol susunya. Kecuali bayi kekurangan berat badan, dia akan tahu berapa banyak susu formula yang dia butuhkan. Jangan memperbesar lubang di dot botol bayi karena formulanya akan keluar dari botol terlalu cepat dan menyebabkan kelebihan makan.
Menjaga Pola Makan Bayi
Selain pemberian ASI, pola makan bayi juga harus dijaga. Tidak setiap keinginannya harus dipenuhi. Buatlah jadwal makan teratur, Parents tidak boleh memberi bayi makanan berat ataupun camilan penuh gula di luar jam makannya.
Berikan buah dan sayuran pada bayi sebagai makanan pendamping ASI. Hindari makanan manis berkalori tinggi yang bisa membuatnya obesitas.
Cobalah juga untuk mengajari anak untuk berhenti makan sebelum ia mencapai titik kenyang. Bantu dia berhenti sebelum dia merasa kenyang dan enggan untuk makan lagi. Ketika dia menutup mulutnya, menoleh, atau ingin bermain, itu merupakan tanda bahwa ia sudah kehilangan minat untuk makan.
Makanan Bukan Alat untuk Menenangkan
Banyak orang tua atau pengasuh yang memberikan botol susu saat bayi menangis atau untuk menenangkannya hingga tidur. Jangan memberi bayi susu setiap kali dia menangis. Sebagian besar bayi yang menangis ingin digendong dan dipeluk.
Ajari bayi untuk menggunakan kontak dengan manusia misalnya pelukan, bukan makanan untuk menghilangkan stres dan ketidaknyamanan.
Jangan biarkan anak membawa botolnya sepanjang hari. Anak-anak yang diperbolehkan membawa botol ke mana-mana akan belajar menggunakan makanan sebagai alat untuk menenangkan diri.
Aktif Melakukan Kegiatan Fisik
Di samping makanan sehat, bayi juga harus diajak melakukan kegiatan fisik lebih sering. Seperti berjalan-jalan di taman, bermain di lantai atau hal lainnya. Yang penting bayi melakukan gerakan yang bisa membuat tubuhnya mengeluarkan energi supaya bisa terhindar dari obesitas.
Semoga ulasan mengenai obesitas pada bayi di atas bermanfaat.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baby fat: When is it cause for concern?
www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/baby-fat/faq-20058296
Are Fat Babies Healthy?
www.healthline.com/health/baby/fat-babies
Overweight Infants
www.gwinnettpeds.com/overweight.php
Does obesity run in families because of genes? An adoption study using silhouettes as a measure of obesity
pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8452057/
Rapid Weight Gain in Babies
www.thebump.com/a/rapid-weight-gain-baby
Baca juga:
Bayi tergemuk di dunia memiliki bobot 30 Kg di usia 10 bulan, ini penyebabnya!