Pada umumnya, bayi akan sering menangis tanpa alasan yang bisa dimengerti oleh orangtua. Terutama di awal-awal masa kehidupannya. Sebab, tangisan adalah satu-satunya cara bayi untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Namun, bagaimanakah bila bayi jarang menangis? Apakah ada sesuatu yang salah?
Artikel terkait: 7 Momen perilaku bayi yang bikin kesal namun gemas
Daftar isi
Apa Ukuran Tangisan Normal pada Bayi?
Dilansir dari laman web NCT, sebuah tinjauan studi tahun 2017 dari seluruh dunia menemukan:
- Rata-rata, bayi menangis sekitar dua jam sehari dalam enam minggu pertama.
- Durasi menangis bayi akan berkurang menjadi sekitar satu jam pada usia 10 hingga 12 minggu.
- Beberapa bayi menangis sangat sedikit selama dua minggu pertama kehidupan mereka karena mereka masih mengantuk dan beradaptasi dengan kehidupan di luar kandungan.
Tangisan yang berkepanjangan dapat dimulai ketika si kecil berusia sekitar dua minggu dan berlanjut hingga mereka mencapai tiga hingga empat bulan.
Tangisan yang tidak dapat dihibur ini dapat berlangsung hingga lima jam sehari. Parents tidak perlu khawatir, tangisan seperti ini adalah tahap perkembangan normal yang disebut periode PURPLE, dilansir dari laman web National Childbirth Trust.
PURPLE bukan tentang warna, ini adalah kependekan dari:
- Peak of crying (Puncak tangisan);
- Unexpected (Tidak terduga);
- Resists soothing (Menolak menenangkan);
- Pain-like face (Wajah terlihat kesakitan);
- Long lasting (Sepanjang masa); and
- Evening (Malam).
Saat si kecil mulai bisa merespons dan lebih banyak bangun, bahkan terjaga dan waspada di malam hari, mereka akan mulai lebih banyak menangis, karena menangis adalah salah satu cara si kecil memberi tahu Anda apa yang mereka butuhkan.
Penyebab Bayi Jarang Menangis
Ketika bayi menangis, berarti ia sedang ingin memberi tahu bahwa ia merasa lapar, tak nyaman, bosan, atau hanya sekadar ingin dipeluk saja. Di sinilah peran orangtua dibutuhkan untuk memahami arti dari tangisan mereka.
Semua bayi yang baru lahir terkadang menangis dan rewel. Adalah normal bagi bayi untuk menangis selama 2-3 jam sehari selama 6 minggu pertama. Selama 3 bulan pertama kehidupan, mereka menangis lebih banyak daripada waktu lainnya.
Dilansir dari laman web Kids Health, inilah beberapa penyebab bayi jarang menangis yang umum terjadi seperti:
Jadwal Menyusui yang Teratur
Menangis bisa jadi salah satu cara terakhir bayi Anda memberi isyarat untuk makan. Karena lapar merupakan salah satu penyebab paling umum bayi menangis, terutama 6 minggu pertama bayi baru lahir.
Salah satu penyebab bayi jarang menangis adalah pola dan jadwal menyusui bayi yang teratur, atau Parents sudah mengetahui isyarat-isyarat bayi sebelum si kecil mulai merasa lapar. Jika disusui secara teratur, biasanya bayi akan tampak lebih tenang dan jarang menangis.
Rajin Mengganti Popok
Parents juga bisa mengganti popok secara teratur, karena dengan begitu bayi jarang menangis.
Bayi bisa menangis karena rasa tidak nyaman saat popoknya basah atau kotor. Jika orang tua rajin dan rutin mengganti popok bayi, maka kemungkinan bayi menangis akibat hal ini juga akan lebih kecil.
Bayi Nyaman dan Mengantuk
Bayi jarang menangis apabila dia merasa nyaman, dan Parents tahu kapan saat bayi mulai mengantuk. Salah satu tanda yang terlihat adalah ketika si kecil mulai mengusap-usapkan tangan ke wajah dan area sekitar mata.
Si kecil yang nyaman dan mulai merasa mengantuk juga dipengaruhi oleh pakaian yang berbahan lembut dan adem atau ketika suhu ruangan terasa nyaman. Kondisi yang nyaman akan membuat bayi lebih tenang, tidak rewel, dan tidur lebih nyenyak.
Namun Parents tak perlu khawatir bila bayi jarang menangis. Memang ada beberapa bayi yang jarang menangis dan terkesan tidak rewel. Hal ini bisa disebabkan karena sifat dan temperamen setiap bayi yang unik dan berbeda.
Biasanya sifat dan temperamen bayi mulai terlihat di minggu-minggu awal kehidupannya. Dari sini, Parents bisa melihat apakah bayi memang tipe yang jarang menangis atau hal tersebut justru menunjukan suatu masalah kesehatan yang lebih serius.
Artikel terkait: 6 Alasan Bayi Menangis
Kenali Temperamen Bayi
Temperamen merupakan reaksi yang ditunjukan bayi terhadap apa yang terjadi disekitarnya. Ada beberapa poin yang bisa Parents gunakan untuk mengenali temperamen bayi.
- Tingkat aktivitas: Apakah bayi sering gelisah dan aktif atau cenderung lebih tenang dan santai?
- Adaptasi: Bagaimana respon bayi saat berada di situasi baru? Apakah dia terlihat senang atau tidak? Bila bayi marah atau menangis, apakah dia cepat pulih kembali?
- Sensitivitas: Seberapa sensitif bayi terhadap paparan cahaya terang, suara, dan baju baru yang bahannya berbeda dari biasanya?
- Ketekunan: Apakah bayi cenderung bermain dengan satu jenis mainan dalam waktu yang lama ataukah dia lebih suka berganti-ganti mainan?
- Mood: Apakah dalam kehidupan sehari-hari bayi tampak senang, murung, dan mudah marah?
- Keteraturan: Apakah bayi makan dan tidur dalam waktu yang kurang lebih sama, atau berbeda-beda setiap hari?
- Intensitas: Seberapa kencang tangisan atau teriakan bayi ketika dia sedang senang atau marah? Apakah bayi tampak mudah bergaul dengan orang baru atau pemalu?
- Pengalihan perhatian: Apakah bila bayi lapar, Anda dapat menghentikan tangisannya sementara dengan memberikan dot atau berbicara secara lembut padanya?
Dari poin-poin tersebut Parents dapat melihat temperamen bayi. Perlu diingat, bahwa bayi yang lahir secara prematur lebih susah mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka.
Bayi yang lahir prematur sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan selama beberapa bulan di awal kehidupannya. Selain itu, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg juga kurang responsif jika dibandingkan bayi lainnya.
Oleh karena itu, Parents tak perlu terlalu khawatir bila bayi jarang menangis. Mungkin saja hal tersebut merupakan temperamen bawaan bayi sejak lahir.
Namun bila Parents mendapati perubahan temperamen bayi lain dari biasanya, tak ada salahnya bila Parents memeriksakan bayi ke dokter. Sebab bayi jarang menangis juga bisa menunjukan suatu gejala masalah kesehatan yang cukup serius seperti Hipotiroid.
Artikel terkait: Bayi menangis susah ditenangkan? Penelitian berikut memberikan solusinya!
Bayi Jarang Menangis Bisa Jadi Gejala Hipotiroid
Hipotiroid merupakan salah satu gangguan fungsi tiroid yang terjadi karena kelenjar tiroid kurang aktif dalam memproduksi hormon tiroid. Hormon ini memegang peranan penting untuk perkembangan susunan saraf pusat di otak, mengatur suhu tubuh, metabolisme, dan mengatur jantung, otot, serta organ tubuh lainnya untuk berfungsi dengan baik.
Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja termasuk bayi. Hipotiroid yang dialami bayi baru lahir disebut dengan hipotiroid kongenital.
Kebanyakan bayi baru lahir dengan hipotiroid kongenital tidak menunjukan gejala apapun. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa hormon tiroid ibu atau fungsi tiroid residual.
Artikel terkait: Waspada hipotiroid pada bayi, ini tanda dan gejalanya!
Namun bayi yang mengalami hipotiroid kongenital biasanya akan jarang menangis. Selain itu, ada pula beberapa gejala hipotiroid kongenital lainnya, seperti:
- Pusar bodong
- Muka sembab dan bengkak
- Rambut kasar tebal yang menipis di dahi
- Lesu
- Masalah makan
- Bibir tebal
- Kulit kering
- Lidah besar dan keluar
- Tubuh pendek
- Kesulitan bicara
- Konstipasi
Segera periksakan bayi ke dokter bila dia menunjukan beberapa gejala di atas. Sebab bila tidak segera diatasi, hipotiroid dapat menyebabkan gangguan untuk pertumbuhan fisik dan mental bayi.
Kapan Harus Khawatir dengan Bayi yang Jarang Menangis?
Parents mungkin pernah mendengar tentang pentingnya tangisan pertama bayi sesaat setelah bayi lahir.
Saat lahir, kebanyakan bayi akan menangis karena trauma saat dilahirkan. Namun, kenyataannya tidak semua bayi menangis, dan ini bisa mengkhawatirkan sebagai orang tua yang sedang belajar untuk mengerti perkembangan si buah hati.
Bayi yang lahir melalui operasi caesar biasanya akan batuk atau menguap alih-alih menangis. Tetap saja, bayi yang tidak menangis selama kelahiran menimbulkan alarm yang sebaiknya diwaspadai, itulah sebabnya dokter akan memeriksa si kecil untuk memeriksa apakah ada kelainan yang dialami bayi, dilansir dari laman web Mom Loves Best.
Namun, jika si kecil jarang menangis dan menunjukkan gejala atau tanda khusus, Parents bisa mulai waspada dan segera memeriksakannya ke dokter.
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang perlu diwaspadai jika bayi lebih jarang menangis:
- Tidak nafsu makan atau malas menyusui
- Bayi kurang aktif
- Berat badan menurun
- Demam
- Sesak napas
- Napas bunyi
- Bibir terlihat kebiruan
- Kulit pucat dan teraba dingin
- Mata tampak cekung
- Jarang atau sama sekali tidak pipis
- Kejang
Jika bayi jarang menangis disertai beberapa gejala di atas, maka besar kemungkinan ia mengalami penyakit atau kondisi tertentu yang mungkin membutuhkan penanganan medis.
Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Why Your Baby Doesn’t Cry
https://momlovesbest.com/newborn-doesnt-cry#
How much crying is normal for a baby?
https://www.nct.org.uk/baby-toddler/crying/how-much-crying-normal-for-baby
What to Do When Babies Cry
Baca juga:
Tips agar Bunda tetap tenang ketika menghadapi bayi menangis
Bayi menangis susah ditenangkan? Penelitian berikut memberikan solusinya!