Bayi Suka Mengisap Jarinya? Jangan Dilarang ya Bun, Ini Manfaatnya!
Tahukah Anda, kebiasaan bayi isap jari justru mempunyai nilai positif untuk perkembangan anak?
Setiap anak memiliki fase oral dengan kebiasaan yang berbeda-beda, mulai dari hobi bayi isap jari sampai dengan memakan benda-benda di sekitarnya.
Parents terkadang mempunyai kekhawatiran sendiri ketika melihat kesukaan bayi isap jari sepanjang waktu. Lebih jauh lagi, beberapa orangtua terkadang mempunyai kecenderungan melarang anak dengan melepaskan tangan bayi dari mulutnya.
Akan tetapi, tahukah Parents, kebiasaan bayi isap jari ini justru mempunyai nilai positif untuk perkembangan si kecil, terutama dalam membantunya belajar menelan makanan padat.
Fase oral sendiri adalah fase perkembangan psikologis manusia yang memperoleh kepuasan dengan mengisap jari tangannya, yang terjadi pada usia 0-18 bulan, terutama mulai usia 4 bulan.
Fase oral berarti, bayi merasa puas saat melakukan kegiatan dengan mulutnya, bisa dalam bentuk mengemut, mengulum, menggigit, atau mengisap-isap benda tertentu. Salah satu fase yang wajar terjadi di setiap anak.
Artikel terkait: Untuk semua ibu: “Tidak hanya bayi yang baru lahir, Anda juga baru lahir”
Hal ini juga dijelaskan oleh Ratih Puspa Rahmani, Master Psikologi Terapan Anak Usia Dini Universitas Indonesia yang juga pernah menjadi guru di sekolah Montessori.
“Ini hal yang wajar. Anak masih berada pada fase oral. Dan fase oral ini pun bertahap. Dari yang sebelumnya anak hanya memasukkan apa pun yang didekatkan padanya, payudara ibu misalnya. Lalu berkembang menjadi memasukkan anggota tubuhnya sendiri ke mulut. Nantinya berkembang lagi memasukkan benda yang dipegangnya untuk mengeksplorasi benda tersebut. Kondisi ini justru bentuk perkembangan anak berjalan normal,” tutur Ratih.
Bahkan, lanjut Ratih, sejumlah ahli menjelaskan bahwa saat anak memasukkan tangan ke mulut, itu akan membantu kemampuan oromotornya (kemampuan mulutnya mengunyah) dengan mendorong sensor lidah yang tadinya hanya aktif di bagian depan, menjadi aktif juga hingga pangkal lidah.
“Nah ini persiapan agar nanti saat waktunya anak makan, anak bisa lebih mudah mengunyah makanan tanpa banyak melepeh. Jadi jangan dilarang ya,” tambah Ratih.
Lebih lanjut, Ratih juga menyampaikan, tugas Parents di fase oral ini adalah memastikan tangan anak bersih dan kukunya tidak tajam, serta membantu anak mengatur kedalaman tangannya saat masuk.
“Kalau terlalu dalam, tarik saja sedikit, tak perlu sampai dilepas, sehingga anak tidak menangis tetapi juga tetap aman tidak sampai muntah,” katanya menerangkan.
Ratih menambahkan, penggunaan teether juga sudah mulai dapat diberikan untuk menstimulasi anak di fase oral ini. Karena jika anak belum selesai dengan fase oralnya saat bayi, dapat bermasalah saat usianya sudah besar, bahkan saat dewasa.
Artikel terkait: Bayi nungging katanya mau punya adik? Ini lho alasan sebenarnya
Parents sebaiknya tidak melarang kebiasaan anak bereksplorasi dengan fase oralnya. Sejumlah ahli mengatakan jika fase oral seorang anak tidak terpuaskan pada masanya, maka kematangan psikologis seseorang akan terhambat. Akibatnya seseorang akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik, seperti penuntut, ketus, dan lain sebagainya.
Namun sampai kapankah fase oral, seperti bayi isap jari ini berlangsung? Bagaimana jika anak keterusan dan melampaui batas waktu fase oral anak yang seharusnya?
Fase oral yang tidak terpenuhi maupun terlalu dipenuhi sama-sama dapat berdampak kurang baik. Keduanya dapat membuat anak mencari kepuasan oralnya hingga dewasa. Dalam bentuk apa?
“Dalam bentuk makan berlebihan, suka menggigit benda (seperti pensil) secara refleks saat berpikir, hingga kecenderungan untuk merokok,” terang Ratih.
Dokter Nadia Nurotul Fuadah turut menjelaskan juga terkait fase oral bayi, sebagaimana ia tuliskan di Alodokter. Ia menyatakan fase oral perkembangan yang biasanya akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usianya.
“Fase ini akan menghilang biasanya sekitar usia 2 tahun dan dilanjutkan dengan fase anal, ketika bayi akan sering memainkan duburnya untuk mendapatkan kepuasan seksual,” tambahnya.
Parents tidak perlu khawatir berlebihan. Yang perlu dilakukan adalah memastikan tindakan yang ia lakukan tidak membahayakan kesehatannya.
Artikel terkait: Posisi tidur keliru efektif memicu 7 hal ini pada tubuh, Bunda perlu tahu!
Berikut tips untuk Parents menemani anak belajar di fase oralnya, terutama ketika bayi isap jari:
- Beri bayi mainan gigit (teether) untuk membuatnya nyaman (pastikan Parents senantiasa menjaga kebersihan dan sterilitas teether tersebut)
- Jaga selalu kebersihan lingkungan sekitar bayi
- Saat bayi isap jari, rajin mencuci tangan dan memotong kukunya
- Hindari meletakkan benda-benda kecil yang tidak aman jika termakan di sekeliling bayi
- Memberinya MPASI juga salah satu alternatif baik bayi menjalani fase oralnya.
- Pastikan tidak ada benda-benda berbahaya yang rentan tertelan di dalam jangkauan bayi
- Sterilkan mainan bayi agar tetap bersih secara berkala
- Beri juga ia makan yang teratur serta camilan sehat di sela waktu makan agar tidak terlalu lapar sehingga ingin memasukkan apapun yang ditemuinya
Apabila bayi mengalami keluhan, seperti gangguan pencernaan, gangguan pernapasan, dan sebagainya, jangan tunda memeriksakan bayi Anda langsung ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Nah, demikianlah informasi seputar kebiasaan bayi isap jari. Semoga bermanfaat Parents.
Baca juga:
Bukan pertanda ingin adik, ini makna dan manfaat bayi suka gigit jari kaki!
19 Refleks pada Bayi Baru Lahir dan Manfaatnya, Catat Parents!