5 Penyebab Batuk Saat Hamil dan Cara Mengobati yang Aman
Batuk saat hamil sangat mengganggu. Namun, tidak semua obat aman bagi janin. Lalu harus bagaimana? Ini cara mengatasinya!
Di musim pancaroba seperti sekarang, batuk sering sekali menyerang banyak orang. Perubahan cuaca atau imunitas tubuh yang menurun membuat kita sangat rentan terserang batuk. Namun, bagaimana bila Anda mengalami batuk saat hamil?
Tentunya, batuk saat hamil sangat mengganggu sekali karena menambah ketidaknyamanan hari-hari ibu hamil.
Saat bumil berada di trimester pertama, batuk menambah ketidaknyamanan morning sickness. Pada trimester terakhir, batuk saat hamil membuat bumil makin sulit tidur.
Belum lagi, Bumil pastinya kerap khawatir untuk meminum obat batuk yang biasa tersedia di lemari obat, takut membahayakan janin di dalam rahim.
Lantas, apa yang harus dilakukan kala batuk mendera sepanjang kehamilan? Agar bisa mengatasinya secara tepat, pahami dulu berbagai penyebab batuk selama hamil berikut ini.
Artikel Terkait: Sakit Pinggang Saat Hamil, Ini Penyebab dan Beragam Cara Mengatasinya
Daftar isi
Penyebab Batuk Saat Hamil
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Saat hamil, sistem kekebalan tubuh cenderung menurun, membuat ibu hamil rentan terhadap infeksi saluran pernapasan seperti pilek, flu, dan batuk ringan.
Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh virus yang tersebar atau perubahan imunogenik selama kehamilan.
2. Batuk Rejan (Pertusis)
Batuk rejan adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan efek buruk pada bayi yang belum lahir. Untuk melindungi bayi, ibu hamil direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin Tdap selama trimester ketiga.
3. Rinitis Kehamilan
Rinitis kehamilan adalah kondisi yang menyebabkan hidung tersumbat, pilek, bersin, dan drip post-nasal. Gejala tersebut juga dapat memicu batuk pada ibu hamil.
4. Refluks Asam
Refluks gastroesofagus atau asam lambung naik ke kerongkongan, juga dapat menyebabkan batuk saat hamil. Kondisi ini umum terjadi karena tekanan ekstra-abdomen selama kehamilan atau perubahan pola makan.
5. Asma Bronkial
Ibu hamil dengan riwayat asma bronkial dapat mengalami batuk yang lebih sering selama kehamilan. Perubahan hormonal dan fisik selama kehamilan dapat memengaruhi kondisi asma.
Artikel terkait: Parents, Waspadai 6 Jenis Batuk yang Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung!
Ciri dan Cara Mengatasi Gejala Batuk saat Hamil
Kendati nampak serupa dengan batuk secara umum, terdapat beberapa keluhan yang dirasakan Bumil kala batuk.
1. Batuk dengan Mual
Batuk yang biasanya dialami di trimester awal kehamilan karena kadar hormon meningkat. Tak heran batuk ini akan disertai mual yang intens.
2. Batuk Kering
Ciri batuk bawaan hamil lainnya adalah batuk kering. Hal ini disebabkan menurunnya sistem kekeblan tubuh Bumil sebagai respons tubuh terhadap kehamilan. Kadar hormon estrogen yang meloncak juga dapat memicu alergi.
3. Sakit Tenggorokan
Mengingat kekebalan tubuh menurun, ada kemungkinan ibu hamil rentan terkenal infeksi radang tenggorokan. Perubahan ukuran rahim memberikan tekanan lebih pada lambung sehingga berisiko membuat Bumil menderita asam lambung.
4. Batuk dan Sesak Napas
Ciri-ciri batuk bawaan hamil juga dapat dilihat dari keluhan sesak napas yang menyertainya. Hal ini bisa terjadi karena ibu hamil memerlukan oksigen lebih banyak dari sebelumnya. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, tubuh Bumil akan beradaptasi sehingga memengaruhi sistem pernapasan.
Selain itu, batuk yang merupakan bawaan hamil dengan disertai sesak napas juga bisa terjadi karena adanya penekanan rahim terhadap rongga dada. Kondisi mengakibatkan paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna saat menarik napas.
Beberapa cara meredakan gejala batuk yang dirasakan saat hamil, di antaranya:
- Minumlah air hangat dengan sedikit jeruk nipis dan madu.
- Jika batuk dibarengi dengan pilek, hiruplah uap air hangat yang sudah diberi tetesan minyak kayu putih untuk meredakan hidung tersumbat
- Malam hari, hiruplah sedikit wangi minyak kayu putih dan olesi sedikit pada bagian dada.
- Banyaklah beristirahat untuk mempercepat penyembuhan.
- Sering berjemur di pagi hari
- Bukalah jendela agar cahaya matahari masuk ke kamar, serta terjadi pergantian udara di dalam kamar. Biasanya, jendela kamar ber-AC jarang dibuka sehingga virus dan kuman-kuman yang berada di kamar tidak mati ataupun keluar ruangan, sehingga penderita batuk ataupun pilek tidak sembuh-sembuh.
Artikel terkait: Sedang Batuk, Bolehkah Minum Laserin untuk Ibu Hamil?
Pengobatan Alami Batuk saat Hamil
Sebelum mencoba obat-obatan kimia, Bunda bisa mencoba pilihan pengobatan alami yang mungkin bisa membantu.
1. Bawang Putih
Bawang putih adalah makanan super penangkal bakteri. Jika Anda bisa, Bunda bisa memakannya mentah-mentah. Jika tidak, kupas empat hingga lima siung bawang putih, hancurkan sebentar, lalu tumis sebelum menambahkannya ke hidangan favorit Anda.
Alternatifnya, Anda bisa membuat jus empat siung bawang putih, dua tomat, dan lemon untuk membuat minuman antibakteri dan antivirus yang lezat.
2. Teh Herbal
Teh chamomile sangat baik untuk sifat antivirus dan anti-bakteri pada umumnya. Selain itu, saat Anda menghirup aroma teh chamomile akan membuat efek yang menenangkan.
Bunda juga bisa membuat campuran lemon pada teh. Lemon mengandung vitamin C dalam jumlah besar yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperkuat kemampuan melawan infeksi.
3. Campuran Madu, Jahe, dan Lemon
Jahe digunakan secara luas dalam Pengobatan Tradisional Cina untuk membuang racun yang berlebihan dan membantu tubuh pulih dengan baik. Anda bisa mencoba resep berikut:
- Ambil satu sendok makan jahe segar parut dan masukkan ke dalam mangkuk berisi air panas mendidih. Biarkan selama sekitar lima menit.
- Saring airnya ke dalam secangkir air hangat.
- Tambahkan satu sendok makan jus lemon segar dan satu sendok makan madu lagi. Campur jadi satu dan cicipi.
- Tambahkan lebih banyak madu untuk rasa manis sesuai keinginan.
4. Cuka Sari Apel
Banyak ahli gizi setuju bahwa minuman ini bagus untuk mencegah batuk dan pilek jika diminum dalam jumlah yang tepat. Minuman ini juga dapat membantu mengeluarkan racun saat Anda jatuh sakit.
Di satu sisi, ketika tubuh Anda sakit, tubuh menjadi basa. Sari cuka apel membantu menetralkan penyakit sehingga tubuh Anda melakukan perlawanan terhadap virus. Di sisi lain, hal ini juga dapat mengencerkan lendir sehingga Anda lebih mudah mengeluarkannya dan akan dapat bernapas lebih mudah.
Selain itu, larutan ini juga mengandung mineral vital dan elemen seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, klorin, natrium, belerang, tembaga, besi, silikon, dan fluor yang penting dalam mengatur fungsi tubuh.
Jika Anda tidak tahan dengan rasanya yang asam, campurkan ke dalam salad atau campur dengan sirup maple dan madu.
5. Berry
Semua buah jenis beri kaya akan antioksidan, tetapi jenis buah yang memiliki khasiat paling baik adalah jenis buah blueberry. Antioksidan merupakan zat yang paling penting dalam membersihkan tubuh dari racun yang bisa menjadi penyebab pilek dan iritasi tenggorokan.
Adakah Obat Batuk yang Aman untuk Ibu Hamil?
Pengobatan yang dilakukan akan tergantung dari penyebab batuk yang Bunda alami. Dokter biasanya merekomendasikan kombinasi dari pilihan berikut:
1. Obat bebas: Obat ini dapat membantu meringankan gejala, seperti nyeri, dan mengurangi peradangan. Tentunya dokter akan merekomendasikan obat bebas yang aman untuk Bumil, ya. Bunda pun sebaiknya selektif dalam memilih dengan memerhatikan label pada obat.
2. Paracetamol: Jika batuk dibarengi dengan sakit kepala dan demam, Anda dapat meminum parasetamol karena aman bagi ibu hamil. Konsultasilah dengan dokter Anda mengenai hal ini.
3. Antibiotik: Obat diresepkan oleh dokter jika batuk Bunda disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Rawat inap: Jika batuk parah atau dicurigai adanya kondisi yang lebih serius, Bunda mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan dipantau untuk perawatan lebih lanjut.
Risiko Batuk Berkepanjangan Saat Hamil
Batuk yang berkepanjangan selama kehamilan dapat memiliki beberapa dampak, seperti berikut:
- Gangguan tidur: Batuk yang berkepanjangan dapat mengganggu tidur ibu hamil, yang juga dapat menyebabkan kelelahan dan gangguan kesehatan lainnya.
- Tekanan pada rahim: Batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada rahim. Hal ini bisa menjadi masalah terutama jika batuk yang kuat dan sering terjadi, karena dapat meningkatkan risiko kontraksi dini atau kelahiran prematur.
- Gangguan pernapasan: Batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada ibu hamil. Jika batuk disertai dengan sesak napas atau mengi yang parah, bisa jadi gejala dari kondisi seperti asma atau infeksi saluran pernapasan yang lebih serius.
- Gangguan kandungan: Batuk yang berkepanjangan dapat memengaruhi kandungan ibu hamil. Dalam kasus yang jarang terjadi, batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan perdarahan plasenta atau pelepasan plasenta yang prematur. Namun, risiko ini sangat kecil dan jarang terjadi.
- Komplikasi pada bayi: Batuk juga dapat mengurangi jumlah oksigen yang diterima bayi, menyebabkan komplikasi seperti aspirasi mekonium dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Cara Mencegah Batuk Selama Kehamilan
Di masa kehamilan, imunitas memang bisa fluktuatif sehingga kapan pun bisa saja batuk dialami karena berbagai penyebab. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya terjadi atau mengurangi risikonya, di antaranya:
- Pertama dan terpenting, lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter. Ini membantu mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, sehingga dapat segera ditangani.
- Mengurangi paparan terhadap iritan, seperti debu, bulu hewan peliharaan, dan polusi udara. Cobalah untuk menjaga rumah Anda sebebas mungkin dari debu dan berbagai hal yang bisa memengaruhi.
- Pastikan untuk memakai masker jika Bunda pergi ke tempat umum.
- Pastikan Bunda banyak istirahat, makan dengan baik, dan tetap terhidrasi.
- Hindari makanan pencetus tenggorokan gatal seperti gorengan atau makanan yang mengandung banyak minyak lainnya.
- Makanlah makanan yang seimbang nutrisinya antara protein, buah dan sayuran. Intinya jagalah stamina dan imunitas tubuh Anda.
Kapan Harus Waspada?
Meski menjadi gejala umum selama akhir kehamilan, tetapi batuk juga bisa menjadi pertanda kondisi yang lebih serius. Berikut adalah tiga tanda bahwa batuk Anda selama akhir kehamilan berbahaya dan memerlukan perhatian medis segera:
- Batuk yang memburuk dan tidak membaik dengan istirahat atau pengobatan.
- Disertai dengan demam tinggi dan menggigil.
- Batuk mengeluarkan darah atau lendir kental.
Jika Bunda mengalami tanda-tanda tersebut, segera hubungi dokter. Batuk saat trimester ketiga kehamilan dapat menyebabkan kontraksi dini bahkan nyeri. Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter, ya.
Jadi Bunda, itulah penyebab dan cara mengatasi batuk selama kehamilan. Dengan perawatan yang cepat dan tepat, risiko yang terkait dengan batuk selama kehamilan dapat diminimalisasi.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat, Bun.
***
Coughs and colds in pregnancy
Baca juga:
Bunda, Ini Pilihan 6 Obat Batuk Pilek Bahan Alami Saat Hamil
Berisiko Mengancam Jiwa, Kenali Ciri Batuk Alergi, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
14 Obat Batuk Ibu Menyusui yang Aman