Ada banyak pantangan yang harus ditaati oleh ibu hamil. Bukan tanpa sebab, terkadang ada beberapa makanan atau barang tertentu yang dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Bahkan, saat ibu hamil sedang batuk pun harus pintar memilih obat. Lalu, bolehkah minum obat batuk, seperti laserin untuk ibu hamil?
Simak ulasan berikut ini!
Kandungan Laserin
Laserin merupakan obat batuk yang mengandung beberapa bahan alami (herbal) yang dipercaya dapat membantu melegakan tenggorokan. Beberapa tanaman herbal yang terkandung di dalamnya, seperti cengkeh, daun sirih, kayu manis, jahe, kapulaga, minyak peppermint, dan sebagainya.
Dikutip dari laman resmi Mecosin Indonesia, berikut komposisi yang terkandung dalam 1 sendok makan (15 ml) Laserin:
|
Jenis tanaman herbal
|
Jumlah
|
Euphorbia hirta Herba
|
0,01 g
|
Zingiberis officinale Rhizoma
|
1,84 g
|
Cinnamomum burmani Cortex
|
0,26 g
|
Amomi cardamomi Fructus
|
0,02 g
|
Eugenia caryophyllata Flos
|
0,03 g
|
Piper betle Folium
|
0,45 g
|
Abri precatorius Folium
|
0,05 g
|
Mentha arvensis Folium
|
0,002 g
|
Hibiscus tileacius Folium
|
0,005 g
|
Oleum Mentha piperita
|
0,02 ml
|
Succus liquiritae
|
0,016 g
|
Penggunaan
Dalam kemasannya tertulis dosis penggunaan, antara lain:
- Dewasa : 3 x sehari 1 sendok makan
- Anak–anak : 3 x sehari 1 sendok teh
- Bayi : 2 x sehari ½ sendok teh
Fungsi
Obat herbal ini memiliki klaim untuk membantu meredakan batuk, masuk angin, muntah , sakit perut dan melegakan tenggorokan.
Laserin untuk Ibu Hamil, Amankah?
Untuk mengetahui seberapa aman obat batuk Laserin untuk ibu hamil, kita harus mengetahui kegunaan beberapa kandungan yang terdapat di dalamnya.
1. Patikan Kebo
Di Indonesia, Euphorbia hirta Herba disebut dengan tanaman patikan kebo. Ini merupakan tanaman herba merambat yang biasanya tumbuh di tepi-tepi jalan. Dikutip dari laman WebMD, tanaman ini disebut juga dengan tanaman asma karena dapat membantu melegakan gangguan pernapasan.
Sayangnya, peneliti menyebutkan bahwa kemungkinan tanaman ini tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamill atau menyusui. Ada beberapa bukti bahwa hal itu dapat menyebabkan rahim berkontraksi, dan ini dapat menyebabkan keguguran. Namun, studi dalam African Journal of Reproductive Health menyebutkan, ibu hamil yang di atas trimester ketiga diperbolehkan mengonsumsi herbal ini dengan catatan sudah berkonsultasi dengan dokter.
2. Jahe
Penelitian yang terbit dalam jurnal Foods menyebutkan bahwa Zingiber officinale diakui sebagai pengobatan nonfarmakologis populer untuk mual dan muntah kehamilan. Namun, konsumsinya tidak direkomendasikan oleh semua negara untuk ibu hamil di trimester awal kehamilan.
Disarankan juga agar ibu hamil yang mendekati persalinan atau yang pernah mengalami keguguran menghindari jahe. Jahe dikontraindikasikan dengan riwayat perdarahan vagina dan gangguan pembekuan darah.
Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jahe hingga 1 gram (1.000 mg) per hari aman.
3. Kayu Manis
Beberapa ahli menyatakan bahwa kayu manis umumnya diakui aman bila digunakan dalam makanan dan dikonsumsi ibu hamil ataupun menyusui.
4. Kapulaga
Amomi cardamomi Fructus atau kapulaga termasuk dalam salah satu rempah-rempah yang harus dihindari ibu hamil. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat mengakibatkan keguguran.
Disarankan agar ibu hamil tidak mengonsumsi kapulaga lebih dari 500 mg per hari. Namun, dalam 15 ml Laserin, terdapat 0,02 g.
5. Cengkeh
Rempah satu ini dipercaya sebagai aplikasi topikal untuk menghilangkan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan. Eugenia caryophyllata Flos juga digunakan dalam industri wewangian dan penyedap.
Konsumsi cengkeh tidak membahayakan ibu hamil dan janin, asalkan tidak lebih dari 1 cangkir air rebusan cengkeh per hari.
6. Daun Sirih
Menurut para ahli, mengkonsumsi satu daun sirih sehari membantu membuang racun yang selanjutnya mengembalikan tingkat pH normal lambung dan karenanya, meningkatkan nafsu makan. Tapi, konsumsi daun sirih saat hamil bisa membahayakan janin. Dikutip dari laman OnlyMyHealth, mengonsumsinya pada tahap perkembangan janin dapat menyebabkan masalah cacat bawaan pada bayi.
Namun, beberapa ahli, mengonsumsi 1 lembar daun sirih per hari masih terbilang aman.
7. Daun Saga
Tanaman saga dikenal beracun dan tidak dapat dikonsumsi. Namun, daunnya juga dikenal dapat meredakan batuk. Disarankan untuk ibu hamil tidak lebih mengonsumsi lebih dari 60 mg Abri precatorius Folium per hari.
8. Daun Mint
Daun yang memiliki nama latin Mentha arvensis Folium ini sering digunakan untuk mengobati banyak gangguan perut, peradangan, dan pengobatan demam, sakit kepala, pilek dan asma. Penelitian telah menunjukkan itu tidak membahayakan ibu atau bayi, namun Bunda harus menghindari jumlah yang sangat besar.
9. Daun Kembang Sepatu
Meskipun menggoda untuk minum secangkir teh kembang sepatu (Hibiscus tileacius Folium) untuk membantu mempercepat permulaan persalinan, paling aman untuk menghindari kembang sepatu sepenuhnya selama kehamilan, termasuk trimester ketiga dan setelah mendekati HPL. Karena ini dapat memicu kontraksi dan perdarahan hebat.
Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah rendah dan tidak setiap hari, hal ini masih tergolong aman.
10. Minyak Peppermint
Banyak ahli, termasuk praktisi aromaterapi dan homeopati, menghindari penggunaan minyak peppermint pada ibu hamil. Terutama selama 13 minggu pertama kehamilan yang kritis, karena dapat menyebabkan kontraksi yang memicu persalinan dini.
Secara umum direkomendasikan bahwa orang dewasa dapat mengonsumsi antara 0,2 hingga 0,4 ml minyak peppermint dalam bentuk kapsul hingga tiga kali sehari. Sementara, ibu hamil disarankan untuk tidak mengonsumsinya lebih dari itu.
11. Succus Liquiritae
Ini adalah bahan dasar yang digunakan pada beberapa merek obat batuk. Biasanya, Succus liquiritae diambil dari bagian akar atau sering disebut dengan akar manis.
Namun, penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menyebutkan, ibu hamil disarankan menghindari akar manis yang dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak-anak mereka. Glycyrrhizin meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) yang dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf janin.
Meski demikian, studi baru mendukung rekomendasi makanan bahwa Bunda harus menghindari mengkonsumsi sejumlah besar akar manis selama kehamilan. Sayangnya, batas konsumsi yang aman tidak diketahui.
Sementara itu, secara umum dianggap cukup aman mengonsumsi obat batuk untuk ibu hamil, dan Bunda boleh mencobanya sebagai pengobatan awal untuk mempermudah pengeluaran dan mengencerkan lendir saluran napas.
Tak hanya minum obat batuk, dokter sering merekomendasikan untuk mencoba perawatan di rumah sebelum minum obat:
- Beristirahatlah yang banyak.
- Tetap terhidrasi dengan minum air dan cairan hangat, seperti sup ayam atau teh.
- Berkumurlah dengan air garam untuk meredakan sakit tenggorokan.
- Gunakan tetes hidung saline untuk melawan hidung tersumbat.
- Melembapkan udara di kamar Anda.
- Gunakan gosok mentol di dada Anda.
- Cobalah strip hidung untuk membuka saluran udara.
- Mengisap obat batuk atau pelega tenggorokan.
Namun perlu diingat, jika usia kehamilan Bunda kurang dari 3 bulan atau ragu akan zat-zat yang terkandung dalam Laserin untuk ibu hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan batuk yang cocok untuk ibu hamil.
Semoga informasi di atas dapat membantu Bunda ya!
***
Laserin
https://mecosinindonesia.com/id/produk/laserin-madu
Baca Juga:
7 Obat Batuk yang Aman untuk Ibu Hamil di 2022, Jangan Salah Pilih Bun!
9 Obat Batuk Alami yang Aman untuk Ibu Hamil, Wajib Catat nih!
Parents, Kenali Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk karena Terinfeksi COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.