Bencana alam kembali melanda sebagian wilayah di Tanah Air. Kali ini, kabar seputar banjir Nganjuk menghiasi media pemberitaan. Namun tak cuma luapan air bah, musibah tersebut makin diperparah dengan terjadinya tanah longsor.
Paling Parah Selama 30 Tahun Terakhir
Foto: Detik
Sebagaimana diwartakan Antara, bencana alam banjir dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Senin dini hari (15/2/2021). Luapan air sungai dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak Minggu sore hingga malam hari.
Tak ayal, beberapa desa di Nganjuk terkena banjir. Antara lain Kelurahan Ploso, Jatirejo, dan Payaman di Kecamatan Nganjuk. Kecamatan Loceret dan Kecamatan Berbek juga ikut terkena banjir. Ketinggian air hingga pinggang orang dewasa, akibatnya warga terpaksa mengungsi.
Korban di pengungsian. Foto: Tribunnews
Mengutip dari CNBC, Wakil Ketua DPRD Nganjuk, Raditya Haria Yuangga, menyebut banjir terparah terjadi di Kelurahan Kauman. Selama 30 tahun tinggal di Kauman, Angga mengaku baru kali ini merasakan banjir. Sementara menurut warga, banjir terakhir terjadi pada 1962.
Diketahui, banjir di Kabupaten Nganjuk menyebabkan puluhan rumah warga terendam air bah. Ketinggian air tersebut berkisar antara 30 cm hingga 2,5 meter.
Korban Banjir dan Tanah Longsor di Nganjuk
Melansir Kompas.com, banjir merendam tiga kecamatan di Nganjuk, yaitu Kecamatan Berbek, Kecamatan Nganjuk, dan Kecamatan Loceret. Akibatnya, sejumlah titik di RT 01, RW 06, Dusun Selopuro sekitar pukul 18.00 WIB, terjadi longsor.
Foto: Istimewa
Berdasarkan informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk, 16 orang di Dusun Selopuro, Desa Ngetos diduga masih tertimbun longsor. Sebanyak dua orang warga setempat tewas dan 3 lainnya luka-luka.
Petugas gabungan dari Basarnas, BPBD, Tagana, dan TNI-Polri, masih melakukan pencarian terhadap 16 warga yang tertimbun longsor. Alat berat pun telah dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.
“Kemarin ada 21 warga (hilang pascabencana longsor). Lima orang sudah terevakuasi, dua di antaranya meninggal,” jelas Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, mengutip dari Kompas.com.
Ilustrasi
Basarnas Surabaya menjelaskan identitas 16 warga yang diduga tertimbun longsor, terdiri dari 12 orang dewasa dan 4 orang berusia anak-anak.
Untuk sementara, identitas para korban tertimbun longsor adalah, Muryanto, Parmiati, Friska, Yono, Yatini, Umi, Darimun, Muryam, Sunarsih, Prasetyo, Rama, Yatemo, Putra, Dimas, Nendra, dan Rehan.
Kantor SAR Surabaya telah mengerahkan 2 tim operasi yang beranggotakan 15 orang rescuer dari Kantor SAR Surabaya dan Pos SAR Trenggalek. Mereka dikerahkan ke lokasi longsor dengan sejumlah peralatan SAR pendukung.
Tips Siaga Bencana Tanah Longsor
Puncak musim hujan biasanya terjadi saat akhir tahun hingga awal tahun. Bersamaan dengan itu, potensi bencana alam pun semakin besar, salah satunya adalah tanah longsor.
Bagi Parents yang tinggal di daerah pegunungan atau perbukitan, harus betul-betul memperhatikan kondisi sekitar. Apalagi jika di tempat bermukim Anda pernah terjadi tanah longsor, maka potensi kembali terjadi longsor selalu ada.
Ilustrasi
Nah, apa yang perlu dilakukan sebelum terjadi tanah longsor? Berikut beberapa langkah kesiagaan yang perlu Parents perhatikan.
- Waspadai curah hujan yang tinggi dan perhatikan tanda-tanda terjadinya longsor, antara lain air sungai yang berubah menjadi keruh dan adanya retakan di tanah.
- Persiapkan dukungan logistik, seperti makanan siap saji dan minuman, serta obat-obatan.
- Sediakan lampu senter beserta baterai cadangan.
- Siapkan uang tunai secukupnya.
- Pantau informasi mengenai hujan dan kemungkinan terjadinya bencana, kemudian patuhi instruksi dari pihak berwenang.
- Masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu bekerjasama meminimalkan risiko longsor, misalnya melakukan gerakan penanaman pohon di lereng yang rawan longsor.
Sementara itu, jika terjadi tanah longsor, ini langkah siaga yang harus dilakukan:
- Jika terdengar suara gemuruh, segera ke luar cari tempat lapang dan tanpa penghalang, perhatikan pula kondisi tanah tempat berpijak.
- Hubungi pemerintah setempat dan pihak berwenang jika belum ada pertolongan.
- Tetaplah bertahan di daerah yang aman. Ikuti imbauan dari pemerintah atau petugas dan jangan buru-buru kembali ke rumah apabila kondisi belum ditetapkan aman.
- Jika mampu, bantulah pihak berwenang dalam proses evakuasi, tetapi tetap perhatikan keselamatan Anda.
****
Itulah informasi terkait bencana tanah longsor dan banjir Nganjuk. Semoga para korban yang hilang segera ditemukan.
Baca juga:
Menegangkan! Detik-detik evakuasi para bayi korban banjir awal tahun
5 Penyakit Banjir yang Rentan Menyerang Anak, Cegah dari Sekarang!
10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.