Banjir awal tahun yang terjadi di kota Jakarta dan sekitarnya menyisakan sejumlah cerita. Baik itu cerita suka maupun duka. Seperti cerita tentang proses evakuasi beberapa bayi korban banjir berikut ini.
Bayi korban banjir di evakuasi dengan peralatan seadanya
Banyaknya titik banjir yang terjadi membuat permintaan bantuan evakuasi menggunakan perahu karet membludak. Akibatnya, bayi 1 bulan yang terjebak di rumah bersama kedua orangtuanya pun harus dievakuasi menggunakan peralatan seadanya.
Kejadian tersebut berlangsung di Perumahan Ciledug Indah 2, Kota Tangerang.
Sumber: WartaKota
Kabag Ops Polrestro Tangerang, AKBP Anggun Cahyono mengatakan bahwa perahu karet untuk mengevakuasi warga jumlahnya terbatas. Sehingga ia dan warga menyelamatkan bayi tersebut hanya menggunakan papan kayu.
“Karena banyak titik yang harus di-cover, perahu karet sudah digunakan semua. Sehingga kami evakuasi bayi itu dengan menggunakan papan kayu dan peralatan yang ada,” ujar Anggun dikutip dari Tribunnews Warta Kota, Kamis (2/1/2020).
Ibu, ayah, dan bayi tersebut terjebak di lantai 2 rumahnya. Dengan sigap, polisi pun memberikan tangga pada mereka untuk turun, sementara petugas berjaga dalam banjir sedada orang dewasa untuk mengevakuasi mereka.
Sang ibu pun turun terlebih dahulu dengan menuruni anak tangga menuju papan kayu yang telah dijaga oleh petugas. Lalu sorang polisi berusaha menaiki anak tangga untuk mengambil bayi yang digendong oleh sang ayah.
Sembari menangis, sang ayah pun memberikan bayinya tersebut perlahan-lahan kepada polisi. Dengan hati – hati polisi menggendong bayi sambil menuruni anak tangga.
“Alhamdulillah anak, ibu dan ayahnya selamat,” ujar polisi yang membantu.
Keluarga kecil tersebut awalnya bertahan di dalam rumah karena berpikir tidak akan banjir hebat. Namun sayangnya, tiba – tiba air naik cepat karena tanggul di Kali Angke juga jebol.
Artikel terkait: Selamatkan 3 anaknya saat banjir, seorang ayah meninggal di Tangerang
Video detik-detik evakuasi seorang bayi menggunakan keranjang
Proses evakuasi bayi dengan peralatan seadanya pun juga terjadi di jalan Trikora Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (01/01/2020). Dalam video yang dibagikan oleh Kompas.com, petugas BASARNAS terlihat tengah mengevakuasi seorang ibu dan bayinya menggunakan perahu karet. Aksi penyelamatan ini dilakukan karena rumah terendam cukup tinggi.
Sumber: Kompas TV
Awalnya, BASARNAS membantu sang ibu keluar melalui jendela kecil rumahnya yang telah terendam banjir. Sang ibu pun berhasil keluar dan naik ke dalam perahu karet yang telah disediakan.
Setelah sang ibu, BASARNAS lalu membantu sang ayah mengevakuasi bayinya. Terlihat sang bayi diletakan dalam sebuah keranjang plastik berwarna abu-abu.
Dengan hati-hati, sang ayah dan BASARNAS bekerja sama mengeluarkan sang bayi dari dalam rumahnya hingga ke perahu karet.
Sang ibu pun langsung mengambil dan memeluk bayinya setelah selesai dievakuasi.
Proses evakuasi bayi berusia dua hari yang terjebak banjir 5 meter
Banjir tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di daerah sekitarnya seperti Bekasi. Banjir yang terjadi di Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Rabu 1 Januari 2020 juga terbilang cukup parah.
Pasalnya, ketinggian banjir kurang lebih mencapai 5 meter. Hal ini pun membuat sejumlah rumah warga rata dengan air.
Untuk proses evakuasi di wilayah tersebut tentunya berlangsung cukup sulit. Jumlah perahu karet bermotor yang diandalkan petugas gabungan jumlahnya hanya sedikit, membuat banyak warga yang masih terjebak di atap rumah mereka.
Sumber: TribunJakarta.com
Salah satu korban, bernama Diah. Ia menceritakan bahwa dirinya dan bayinya yang masih berusia dua hari sempat terjebak banjir selama kurang lebih 14 jam.
“Banjir mulai masuk pagi sekitar jam 3 subuh,” kata Diah dikutip dalam TribunJakarta.com, Kamis (2/1/2020).
Awalnya, Diah dan warga lainnya tak mengira bajir akan datang begitu cepat. Mereka pun memilih untuk bertahan saat air mulai masuk ke dalam rumah dan berlindung di bangunan lantai dua.
Namun, banjir yang datang ternyata cukup hebat. Air luapan dari Kali Bekasi terus memenuhi pemukiman warga hingga mencapai kurang lebih 5 meter.
“Saya ditelepon sama bos saya, kalau saya mau dievakuasi sama tim, anak saya baru berusia dua hari,” jelasnya.
Dia mengaku sempat mengira kalau air akan segera surut ketika awal mula banjir melanda. Akhirnya, ia pun sempat terjebak bersama bayinya.
“Soalnya ngira air bakal surut, kan. Tapi, lama kelamaan udah makin tinggi, cepet banget naiknya. Udah nggak bisa kemana-mana, kejebak,” jelasnya.
Itulah beberapa penggalan kisah haru proses evakuasi para bayi korban banjir yang mengepung Jabodetabek di awal tahun 2020. Semoga para korban selalu diberikan kesehatan dan keselamatan, serta kesabaran dalam melewati ujian ini.
Tak lupa kita ucapkan terima kasih tak terhingga untuk para tim penyelamat yang membantu proses evakuasi para korban.
Baca juga:
Amankan Anak dari Banjir, Lakukan 9 Tips Penting Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.