Sebelum dapat implan di dinding rahim, embrio harus ‘menetas’ dari cangkang seperti gel. Pada beberapa wanita, khususnya wanita tua di atas 40, membran ini mengeras, sehingga sulit bagi embrio untuk keluar dan implan. Di sinilah Assisted Hatching dapat bantuan.
Dalam teknik ini, tenaga medis akan menggunakan laser atau asam ringan untuk membuat pemotongan terkontrol pada kulit embrio, memungkinkan menetas, sehingga meningkatkan kemungkinan kehamilan.
“Assisted Hatching tidak dipilih oleh pasien, namun direkomendasikan oleh dokter berdasarkan kasus per kasus,” kata Dr Chia Choy Mei Klinik Fertilitas Thomson, Singapura. Dia menjelaskan bahwa biasanya dianjurkan untuk wanita yang lebih tua, yang gagal hamil jatuh meskipun transfer embrio diulang dengan kualitas yang baik.
Teknik ini juga bisa diaplikasikan pada pasien dengan kadar follicle stimulating hormon (FSH).
Tidak semua pasangan dapat memiliki bayi dengan mudah, oleh karena itu mereka akan melakukan banyak hal untuk bisa memiliki bayi. Salah satunya dengan menggunakan teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF). Teknik pun banyak dikembangkan dalam proses bayi tabung ini, salah satunya dengan assisted hatching. yang dikabarkan mampu meningkatkan peluang hamil saat in vitro fertilization. Mari cari tahu informasi lebih lengkapnya dalam ulasan ini.
Hamil Dengan In Vitro Fertilization (IVF)
Untuk pasangan yang tidak memiliki keturunan, salah satu cara yang akan mereka lakukan adalah dengan melakukan in vitro fertilization. Akan tetapi untuk perempuan yang telah memiliki usia di atas 35 tahun, dirasa kurang memuaskan. Pasalnya keberhasilan in vitro fertilization untuk perempuan usia 36 hingga 40 tahun hanya sebesar 25%, sedangkan untuk perempuan usia diatas 40 tahun hanya memiliki peluang 15% saja.
Oleh karena itu, dalam melakukan in vitro fertilization terus dilakukan penelitian untuk menemukan teknik yang dapat meningkatkan terjadinya kehamilan tersebut. Teknik yang sering digunakan pada proses bayi tabung tersebut terdapat teknik kultur blastocyst dan penetasan assisted. Pada teknik kultur blastocyst, memberikan kemungkinan untuk pemulihan embrio yang lebih matang.
Sehingga dengan begitu bisa mengurangi jumlah embrio yang dimasukkan, dengan tujuan untuk mendapatkan bayi yang sehat. Pada teknik ini, akan dihasilkan angka kehamilan yang cukup tinggi dan dapat mengurangi jumlah kehamilan multiple. Sedangkan teknik penetasan assisted, sangat membantu untuk meningkatkan proses implan terutama pada pasangan yang menggunakan embrio beku dengan meningkatkan angka kehamilan 2 hingga 3 kali lipat lebih tinggi.
Penyebab Dibutuhkan Penetasan Assisted
Pada saat proses pembuahan, sebelum mendapatkan implan di dinding rahim maka embrio harus ‘menetas’ terlebih dahulu dari cangkang seperti gel. Dan kasus pada beberapa wanita yang telah memiliki usia lebih dari 40 tahun, dimana membrannya akan mengeras. Dan hal tersebut menyebabkan embrio sulit untuk keluar dari implannya. Dan pada proses inilah , penetasan assisted dibutuhkan untuk membantu suksesnya proses in vitro fertilization.
Prosedur Dilakukan Penetasan Assited
Penetasan assisted dapat dilakukan dengan cara menipiskan atau mengiris dinding pelindung embrionya. Pada teknik ini embrio akan dibantu keluar atau menetas dari lapisan protein yang mengelilinginya, yang bida disebut dengan zona pelusida. Ada kalanya, lapisan protein tersebut terlalu tebal sehingga embrio sangat sulit untuk menetas Oleh karena itu, teknik penetasan assisted ini memerlukan teknik dengan ketrampilan yang sangat tinggi.
Dimana zona pelusida tersebut akan ditipiskan dengan bantuan dari larutan asam atau juga bisa diiris dengan menggunakan pipet khusus yang dilihat lewat mikroskop. Namun selain kedua cara tersebut, teknik penetasan assisted ini juga bisa dilakukan melalui cara menembakkan dinding zona pelusida dengan sinar laser. Sehingga pemotongan menjadi terkontrol dan kemungkinan embrio bisa menetas. Sehingga akan bisa meningkatkan terjadinya kehamilan.
Kelebihan Dari penetasan Assisted
Proses bayi tabung atau in vitro fertilization dengan menggunakan penetasan Assisted, dapat membantu perempuan uang memiliki usia diatas 35 tahun dapat membantunya untuk terjadinya kehamilan. Teknik penetasan Assisted ini dapat membantu wanita yang mengalami kegagalan berulang dengan metode in vitro fertilization biasa, memiliki kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) tinggi, serta memiliki zona pelusida yang tebal pada sel telurnya berhasil terjadinya pembuahan.
Rekomendasi Dokter
Menurut dokter Chia Choy mei dari Klinik Fertilitas Thomson, Singapura, saat pasangan yang melakukan proses kehamilan dengan in vitro fertilization, maka pasien tersebut tidak bisa memilih assisted hatching. Namun metode tersebut direkomendasikan oleh dokter yang menanganinya. Yang didasarkan dari kasus demi kasus yang telah terjadi sebelumnya. Teknik tersebut dianjurkan untuk wanita yang sudah tua, yang gagal hamil jatuh meskipun transfer embrio diulang dengan kualitas baik.
Sehingga dari ulasan ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik penetasan assited, maka dapat meningkatkan keberhasilan proses in vitro fertilization dan peluang kehamilan pun menjadi lebih besar. Teknik sangat dianjurkan untuk ibu yang memiliki usia lebih dari 35 tahun atau yang mengalami gagal proses transfer embrio. Sehingga pasien tidak bisa memilih sendiri proses ini. Semoga ulasan ini bisa menambah wawasan pengetahuan untuk Anda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.