Ingin merencanakan program anak namun usia sudah tidak lagi muda? Ya, tidak bisa dipungkiri, perempuan yang menantikan buah hatinya, hamil di usia 38 tahun atau menjelang 40 bukanlah perkara yang mudah. Terlebih untuk anak pertama.
Hal ini tentu saja tidak terlepas dari segala risiko yang mengintai. Belum lagi mengingat kondisi di mana ovum atau sel telur yang dimiliki wanita di atas usia 35 tahun mungkin sudah tidak sesubur ketika ia masih berusia muda.
Tak hanya itu, perempuan juga memang pada dasarnya mempunyai jumlah ovum dengan jumlah terbatas, sehingga jumlah ovum wanita semakin lama akan menurun mengikuti usia.
Hamil di usia 38 tahun ke atas atau saat usia sudah tidak lagi muda memang memiliki banyak risiko untuk mendapatkan komplikasi kehamilan.
Ada beberapa risiko yang bisa dialami jika hamil di usia 38 tahun:
1. Risiko mengalami diabetes gestasional yang lebih tinggi karena pengaruh hormon kehamilan.
2. Kelahiran bayi secara prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah
3. Sulit melahirkan secara normal
4. Risiko anak mengalami down syndrome
5. Keguguran atau bayi meninggal saat lahir
Melihat beberapa faktor risiko seperti di atas, tentu saja membuat banyak perempuan yang merasa cemas. Berpikir ulang untuk merencanakan hamil di usia 38 tahun ke atas atau saat usia sudah tidak lagi muda.
Namun benarkah hamil di usia 38 tahun ke atas memiliki sejumlah keuntungan?
Faktanya, dewasa ini jumlah ibu yang hamil di usia lebih tua memang kian meningkat. Para ilmuwan juga sebenarnya telah menemukan beberapa kabar baik bagi perempuan yang hamil di usia 38 tahun ke atas.
Penelitian ilmiah terbaru mengatakan bahwa kehamilan di usia sang ibu yang sudah lebih matang sebenarnya memiliki beberapa manfaat.
Sebuah studi baru menemukan bahwa menunggu sampai usia di atas 30-an bisa membantu menstabilkan keuangan. Tak hanya itu, sebuah riset terbaru juga menemukan bahwa anak yang lahir dari ibu berusia 30-an tahun lebih sehat dan pintar.
Penelitian ilmiah terbaru mengatakan bahwa kehamilan di usia sang ibu yang sudah lebih matang sebenarnya memiliki beberapa manfaat.
Secara khusus, ibu yang melahirkan setelah usia 35 tahun memiliki fungsi kognitif yang lebih baik daripada mereka yang melahirkan pada usia yang lebih muda.
Berikut beberapa manfaat yang perlu diketahui jika hamil di usia 38 tahun ke atas atau saat usia sudah tidak muda lagi.
Penelitian, yang diterbitkan dalam Journal of the American Geriatrics Society, menemukan bahwa para ibu yang memiliki bayi di usia yang tidak muda memiliki ingatan verbal lebih baik.
Sebaliknya, wanita yang melahirkan anak pertama mereka antara usia 15 dan 24 terbukti memiliki kesehatan dan fungsi kognitif yang lebih buruk di usia 40-an.
Baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan bahwa seorang perempuan yang melahirkan di usia lebih tua memiliki ingatan lebih baik daripada anak-anak mereka yang lebih muda.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Para ilmuwan berpikir bahwa periode reproduksi yang lebih panjang dan menggunakan kontrasepsi oral juga memiliki dampak positif terhadap peningkatan kemampuan otak di kemudian hari.
Namun, mereka berpikir bahwa lonjakan hormon selama kehamilan adalah faktor utama yang secara positif memengaruhi fungsi otak. Idenya adalah bahwa kehamilan di kemudian hari memungkinkan perubahan positif ini bertahan lebih lama.
Dr. Roksana Karim, penulis utama studi ini, berkomentar bahwa “Penemuan efek positif dari kehamilan usia lanjut pada kognisi akhir kehidupan adalah hal yang baru dan substansial.”
Mungkin, terlepas dari semua risiko dan kecemasan, hamil di usia 38 tahun atau saat usia yang sudah tidak lagi muda sebenarnya tidak selalu buruk.
Berikut beberapa kiat untuk membantu Anda mempersiapkan diri, calon Bunda!
Dr. Kelly Loi, Spesialis Kesuburan dari Mount Elizabeth Hospital Singapura memiliki beberapa saran untuk ibu yang berencana untuk hamil pada usia 40 tahun ke atas. Dia merekomendasikan bahwa ibu perlu mengonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya cacat lahir.
Konsultasikan dengan spesialis kesuburan sesegera mungkin untuk menilai status kesehatan dan kesuburan ginekologi Anda. Para suami juga harus menilai status kesuburan mereka.
Seorang spesialis kesuburan dapat menyarankan jika perawatan kesuburan diperlukan dan metode tambahan untuk mengoptimalkan kehamilan.
Secara teratur melakukan kunjungan prenatal setelah hamil. Melakukan hal itu akan memungkinkan orangtua untuk memantau kesejahteraan bayi dan ibunya.
Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Bunda perlu melakukan tes diagnostik pranatal yang diperlukan. Perhatikan bahwa beberapa tes diagnostik, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniocentesis, dapat membawa risiko keguguran.
Dr. Ann Tan, spesialis kesuburan lain dari Mount Elizabeth Hospital, juga mengatakan bahwa salah satu yang perlu dilakukan jika hamil di usia 38 tahun ke atas untuk melakukan lakukan diet seimbang, olahraga teratur, tidur dalam waktu yang cukup sehingga dapat meminimalkan risiko melahirkan.
Juga, konsumsi suplemen untuk memaksimalkan keseluruhan sperma, telur dan kesehatan embrio.
Selain tips di atas, Dr. Tan Eng Loy, konsultan di departemen kebidanan dan ginekologi di Singapore General Hospital, juga menyarankan agar Bunda melakukan konsultasikan dengan dokter ketika sedang merencanakan hamil di usia 38 tahun ke atas.
Dengan begitu, Bunda bisa lebih dulu memeriksa kondisi kesehatan, cek apakah mengalami diabetes, hipertensi dan mencari tahu kondisi jantung untuk meminimlakan masalah yang bisa terjadi.
Jika kehamilan berhasil, Bunda dapat mengambil inisiatif ini untuk memastikan bahwa bayi sehat dan dilahirkan dengan aman. Caranya:
- Menghindari stres – jangan terlalu memaksakan diri.
- Menjaga diet sehat dan berat badan kehamilan
- Hidup bersih. Hindari makanan atau zat yang dapat memengaruhi kehamilan Anda.
- Nikmati momen kehamilan. Jangan terlalu khawatir karena kecemasan dapat membuat Anda kelelahan dan memengaruhi kesehatan.
Pada dasarnya sampai saat ini belum ada penelitain yang menegaskan batas usia untuk kehamilan bagi seorang perempuan. Dengan demikian, sebenarnya semua perempuan yang masih sehat, belum menopause bisa menikmati momen bersejarah dalam hidup mereka. Mengandung buah hati.
Jadi, jangan patah semangat dan terus berusaha ya, Bunda!
Baca juga:
Ibu hamil jangan stres, pengaruhnya bisa buruk pada anak perempuan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.