Siapa di antara Parents yang mengikuti akun instagam Ussy Sulistiawaty? Atau, setidaknya mengetahui pemberitaan terkait anak Ussy Sulistiawaty mengalami cyber bullying atau body shaming?
Sebagai orangtua, saya ikut geram membaca komentar warganet. Mungkin, kalau anak saya yang mengalami cyber bullying di media sosial seperti yang dialami anak Ussy Sulistiawaty, saya sudah naik pitam. Maklum, urat sabar saya memang terbilang pendek, sehingga mudah tersulut.
Sementara respon yang diberikan istri Andika Pramata ini justru terlihat sangat tenang.
Saat unggahan foto yang memperlihatkan penampilan anak Ussy sulistiawaty, ada beberapa warganet yang melakukan komentar negatif terkait dengan penampilan.
Dalam akun Instagramnya, Ussy Sulistiawaty menuliskan :
“Saya pake baju nggak dimuda-mudain buu. Dari dulu begini. Kalo bukan lagi saatnya bermake up saya polosan dan kadang netizen bilang jadimudaan. Padahal saya nggak pernah sok dimuda-mudain, lalu komen Anda agar anak-anak dibuat modis? Nggak perlu mbak, nggak usah dibuat mereka udah sangat modis sesuai maunya mereka kok, nggak usah dipaksain.”
Meskipun begitu, bukan berarti perempuan yang sempat menelurkan album It’s Me dan The Other Side Of Me ini tinggal diam dan membiarkan anaknya terus mengalami cyber bullying. Buktinya, saat ini tindakan yang dilakukan warganet terhadap anak Ussy Sulistiawaty membuatnya mengambil tindakan tegas.
Ussy Sulistiawaty telah melaporkan beberapa akun Instagram yang telah merendahkan putrinya. Setidaknya, ada 10 akun Instagram yang dipolisikan terkait dengan pencemaran nama baik pasal 37 jo pasal 35 UU ITE dan pasal 310 dan 311 KUHP.
Lebih menyedihkan lagi, saya membaca pemberitaan yang menuliskan pemaparan Ussy bahwa tindakan perundungan yang dialami putrinya berujung dengan keputusan sang putri untuk tidak mau makan untuk memperbaiki bentuk tubuhnya. Duh, sebagai ibu, saya jadi ikut sedih.
Mengingat perundungan di media sosial yang diterima anak Ussy Sulistiawaty terkait dengan penampilan, artinya hal ini terkait dengan body shaming. Body shaming ini sendiri sebenarnya bisa diartikan sebagai tindakan menghina dan mempermalukan seseorang dengan cara memberikan komentar negatif terkait dengan fisik atau penampilan seseorang.
Sumber: Instagram @ussypratama
“Amel ternyata tahu dia di-bully , dikasih tahu temannya. Dia enggak mau makan biar kurus lewat caranya dia,” kata Ussy Sulistiawaty setelah membuat laporan di Polda Metro Jaya, Selasa (11/12/2018).
Mengetahui fakta ini, Ussy pun akhirnya memberi nasihat kepada putrinya untuk tidak diet dengan cara tidak sehat, namun menganjurkan untuk rajin berolahraga.
Saya jadi ingat, saat berbicang dengan beberapa psikolog keluarga terkait cyber bullying ataupun body shaming, para pakar psikolog kerap mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diingat orangtua. Apa saja?
1. Tahan emosi
Orangtua mana, sih, yang tidak emosi jika buah hatinya mendapatkan penghinaan? Geram? Sudah pasti. Marah? Tapi nanti dulu.
Sebelum memperlihatkan kemarahan, orangtua justru perlu memperlihatkan empati pada anaknya. Seperti yang diungkapkan Ayank Irma, saat anak di-bully, termasuk mendapat penghinaan terkait dengan kondisi fisiknya, tanyakah dulu bagaimana perasaan anak.
“Orangtua perlu memberikan refleksi apa yang dirasaan oleh anak. Katakan pada anak bahwa Bunda memahami bila anak sedih dan kecewa saat mendapatkan perlakuan seperti itu.”
2. Ingatkan, anak juga punya kelebihan
Selain itu, penting bagi orangtua untuk tetap menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jangan sampai anak mengalami kesedihan berlarut-larut. Ingatkan pada anak, bahwa dirinya juga memiliki kelebihan yang bisa ditonjolkan.
Artikel terkait: Bila anak jadi korban bullying, ini 5 hal yang harus dilakukan orangtua
3. Latih anak membangun body image positif
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan orangtua adalah membangun body image atau citra diri yang positif akan dirinya sendiri.
Dengan begitu, anak pun bisa menghargai dirinya, dan menyadari bahwa tidak ada satu orang pun yang sempurna. Caranya, bisa menumbuhkan pikiran dan sikap positif.
Selain itu ingatkan pada anak, meskipun tidak sempurna bahwa tubuhnya sangat hebat, karena bisa melakukan banyak hal.
4. Ambil tindakan tegas
Selain itu, saat anak mengalami perundungan, orangtua perlu mengambil tindakan tegas. Namun, bukan berarti melakukan pembalasan, atau mengajarkan anak untuk membalas perlakuan serupa.
Tak ada salahnya melibatkan pihak ketiga. Misalnya jika anak mengalami perundungan di sekolah, jangan lupa mengomunikasikan pada pihak guru untuk membantu mencari jalan keluar. Namun, hal paling penting yang perlu dilakukan tentu saja dengan mendampingi anak agar bisa melewati masa sulitnya.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Tak tahan dibully, bocah 9 tahun bunuh diri, ini curhatan ibunya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.