X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Product Guide
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Cari nama bayi
  • Bumbu MPASI
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

7 Cara Efektif yang Bisa Parents Lakukan Agar Anak Terbuka Pada Orang Tua

Bacaan 6 menit
7 Cara Efektif yang Bisa Parents Lakukan Agar Anak Terbuka Pada Orang Tua

Sabar & jadi pendengar yang baik untuk anak, yuk, coba lakukan ini!

Tak bisa dipungkiri bahwa komunikasi adalah bagian penting dalam keluarga. Saat anak berusia balita, Anda mungkin kewalahan dengan celotehnya yang tiada henti. Namun kini saat usianya semakin besar, Anda justru kebingungan menghadapi anak yang jarang bicara. Bahkan menanggapi pertanyaan Anda seadanya. Dibutuhkan sejumlah usaha untuk membuat anak terbuka pada orang tua. 

Sebagai orang tua kita tentu berharap anak dapat menceritakan semua yang ia alami dan rasakan. Namun, ada kalanya anak hanya menjawab singkat, seperti “baik-baik aja kok.” Ketika mendengar jawaban sederhana tersebut, banyak orang tua yang cemas apakah anak benar-benar merasa baik-baik saja. 

Apalagi belakangan ini banyak kasus bully dan kekerasan pada anak. Banyak anak yang enggan bercerita karena diancam atau takut menghadapi respon orang tua. Lantas, bagaimana cara agar si kecil bisa lebih terbuka pada kita sebagai orang tua?

7 Cara Membuat Anak Terbuka Pada Orang Tua

Penting memang untuk menciptakan lingkungan yang terbuka di mana anak merasa nyaman membuka diri pada orang tuanya. Akan menyenangkan rasanya bila anak mau berbagi mengenai masalah, kesuksesan, lingkungan pergaulannya, dan apapun yang mereka rasakan. 

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak terbuka pada orang tua seperti yang telah kami lansir dari berbagai sumber:

1. Sapa Anak dengan Kalimat Positif 

anak terbuka pada orang tua

Sumber: Pexels

Meski niatnya baik, pertanyaan dan interogasi tidak selalu menjadi cara terbaik untuk memulai percakapan. Terkadang pertanyaan bisa membuat anak kewalahan. Apalagi saat diberikan setelah anak seharian belajar di sekolah. 

Saat anak merasa pertanyaan yang dilontarkan terkesan meragukan atau disampaikan dengan nada yang tidak ramah, mereka akan cenderung diam. Sebaliknya, jaga agar ucapan Anda tetap sederhana. Misalnya, “Bunda senang banget kamu sudah sampai di rumah.”

Ungkapan dengan nada penuh kasih dan positif ini akan membuat anak merasa nyaman. Anak juga tidak akan merasa tertekan. Menghindari pertanyaan langsung dapat membuat suasana lebih cair hingga bukan tidak mungkin justru anak yang akan membuka obrolan.

Baca juga: 7 Kalimat Positif yang Perlu Anda Katakan Pada Anak

2. Jangan Menghakimi, Langkah Efektif agar Anak Terbuka pada Orang Tua

anak terbuka pada orang tua

Sumber: Pexels

Saat anak memutuskan untuk membuka diri tentang sesuatu yang mengganggu, cobalah untuk tetap tenang. Bahkan jika si kecil baru saja mengakui tindakan tidak terpujinya. Terimalah cerita tersebut dengan sopan. 

Anak-anak cenderung akan berhenti bicara jika mereka takut akan teguran dan hukuman yang keras terhadap diri mereka dan teman-temannya. Anak juga akan cenderung berbohong jika mereka merasa terus menerus dihakimi dan dikritik atas apa yang mereka lakukan. 

Tidak lekas marah atau buru-buru mengambil kesimpulan memberi anak ruang yang aman untuk pengakuan, sekalipun jika ada konsekuensi yang harus diikuti. Ini penting untuk mendorong komunikasi yang jujur daripada mengutuk tindakan yang kurang diinginkan. 

Di sisi lain, jika ada berita istimewa yang anak ceritakan, maka rayakanlah dengan sesuatu yang akan ia sukai. Anda lah yang paling tau perayaan apa yang akan menyenangkannya. Meski begitu, pastikan untuk merayakan kerja keras dan tekadnya ya, Parents, bukan sekadar hasil akhirnya saja. 

3. Jadilah Pendengar yang Baik 

anak terbuka pada orang tua

Sumber: Pexels

Faktanya, kebanyakan orang tua tidak selalu bisa memberikan perhatian penuh pada anak. Ponsel, pekerjaan, TV, dan sosialisasi, menjadi sekian banyak hal yang cukup menyita perhatian orang tua sehingga sulit untuk berpaling secara penuh pada anak. 

Saat Anda sedang berkomunikasi dengan si kecil, baik itu percakapan sederhana atau kompleks, pastikan Anda benar-benar mendengarkannya. Bila tidak, anak akan merasa bahwa informasi yang mereka sampaikan tidak penting. 

Jika Parents sering mengalihkan perhatian saat si kecil bicara, anak bisa jadi akan merasa frustasi. Akhirnya anak akan mengurangi atau bahkan berhenti untuk mengobrol dengan Anda. 

Baca juga: 26 Kalimat Motivasi untuk Anak yang Bisa Parents Sampaikan Setiap Hari

4. Sabar Hingga Anak Mau Bicara 

komunikasi keluarga

Sumber: Pexels

Terkadang, meski Anda sudah berusaha, anak-anak tetap tidak mau terbuka. Mungkin saja mereka membutuhkan waktu untuk memproses pengalaman dan emosi mereka sebelum mereka siap untuk berbicara. Bisa jadi juga mereka sedang mencari jalan keluarnya sendiri. Dalam beberapa kasus, ini penting untuk melatih keterampilan mereka untuk memecahkan masalah. 

Perlu diingat bahwa mengajukan terlalu banyak pertanyaan bisa terasa seperti sedang mengomel. Hal tersebut dapat membuat anak merasa kurang kompeten, kurang percaya diri, dan semakin enggan untuk berkomunikasi. Tetap berikan anak ruang pribadi namun tegaskan bahwa Anda selalu ada kapanpun anak butuhkan. 

Jika anak terus diam, ada kemungkinan anak mengalami masalah emosional yang serius, seperti bullying, kecemasan, bahkan depresi. Parents sebaiknya waspada pada setiap tanda yang ditunjukkan. Jika ragu, berbicaralah dengan guru di sekolah untuk menyelidiki apa yang sedang anak alami. 

5. Fokus Pada Waktu Berkualitas Bersama Anak 

komunikasi keluarga

Sumber: Pexels

Semakin Anda fokus pada ikatan Anda dengan si kecil, semakin besar kemungkinan mereka akan berbagi apapun dengan Anda. Menghabiskan waktu bersama tanpa membicarakan hal yang serius tetap perlu dilakukan. Ini bisa menjadi cara terbaik untuk meningkatkan hubungan emosional Anda. 

Ketika Anda memprioritaskan waktu ini, Anda mungkin akan terkejut dengan apa yang akan anak katakan. Sesibuk apapun kegiatan Anda dan si kecil, jangan lupa untuk selalu meluangkan waktu bersama. Terlibatlah dalam hobi atau games yang sedang disukai oleh anak-anak.

Ingatlah bahwa upaya yang Anda lakukan dalam interaksi sehari-hari dengan si kecil akan memberikan hasil yang berkepanjangan. 

Baca juga: 7 Ide Quality Time di Tengah Pandemi, Usir Bosan dan Eratkan Bonding

6. Hindari Pertanyaan Dengan Jawaban Ya atau Tidak 

komunikasi keluarga

Sumber: Pexels

Salah satu cara untuk menghindari tanggapan singkat dan tidak mendetail dari anak-anak adalah dengan mengajukan pertanyaan deskriptif. Berikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan ya atau tidak yang sederhana. Orang tua cenderung menanyakan pertanyaan umum yang sama setiap hari. Hal ini akan membuat anak merasa Anda hanya berbasa-basi saja. 

Anda juga bisa mulai dengan menanyakan seputar hobi atau permainan yang si kecil lakukan di sekolah bersama teman-temannya. Menanyakan sesuatu yang menyenangkan, akan lebih mudah buat anak untuk menjawabnya.

Ubahlah pertanyaan Anda menjadi sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban deskriptif. Anak mungkin saja akan menjawab “tidak tahu”. Saat hal itu terjadi, Anda bisa mengajak anak bersantai sejenak lalu menanyakannya kembali setelah mood anak terlihat lebih baik.

7. Contohkan Bentuk Komunikasi yang Sehat, Cara agar Anak Terbuka pada Orang Tua

komunikasi keluarga

Sumber: Pexels

Anak-anak selalu belajar dari orang tuanya. Bahkan ketika mereka sudah lebih besar. Cobalah membuka kekosongan dalam komunikasi dengan membicarakan apa yang sudah Anda jalani dan seperti apa perasaan Anda. 

Jika Anda selalu ingin mengungkapkan perasaan Anda, mereka juga akan melakukannya. Selain itu, saat mengakhiri pembicaraan jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih pada anak karena mereka telah mendengarkan cerita Anda. Hal tersebut akan membuat anak lebih dihargai dan didengarkan pendapatnya.

Itulah beberapa cara efektif yang bisa Anda lakukan untuk membuat anak terbuka pada orang tua. Sesulit apa pun usaha yang Anda lakukan, percayalah bahwa tidak akan ada usaha yang sia-sia. Apa yang Anda lakukan sekarang akan berdampak pada hubungan Anda dengan si kecil secara keseluruhan.

Baca juga:

Komunikasi dengan Anak – Kunci Sukses menjadi Orang Tua

Parents, lakukan hal ini agar komunikasi orangtua dan anak bisa lancar

Komunikasi Efektif, Pentingnya Kemampuan Mendengar Bagi Orangtua

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruhaeni Intan

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • Pengasuhan Anak
  • /
  • 7 Cara Efektif yang Bisa Parents Lakukan Agar Anak Terbuka Pada Orang Tua
Bagikan:
  • Tak Kalah Penting dari Akademis, Ini Cara Mengasah Soft Skill Anak

    Tak Kalah Penting dari Akademis, Ini Cara Mengasah Soft Skill Anak

  • Hal yang Harus Dimiliki Guru Abad Ke-21, Apa Saja Itu?

    Hal yang Harus Dimiliki Guru Abad Ke-21, Apa Saja Itu?

  • Metode Belajar Anak Swedia Dibiasakan Membaca Buku Cetak, Ini Alasannya

    Metode Belajar Anak Swedia Dibiasakan Membaca Buku Cetak, Ini Alasannya

  • Tak Kalah Penting dari Akademis, Ini Cara Mengasah Soft Skill Anak

    Tak Kalah Penting dari Akademis, Ini Cara Mengasah Soft Skill Anak

  • Hal yang Harus Dimiliki Guru Abad Ke-21, Apa Saja Itu?

    Hal yang Harus Dimiliki Guru Abad Ke-21, Apa Saja Itu?

  • Metode Belajar Anak Swedia Dibiasakan Membaca Buku Cetak, Ini Alasannya

    Metode Belajar Anak Swedia Dibiasakan Membaca Buku Cetak, Ini Alasannya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti