Istilah child grooming kembali ramai dibicarakan usai skandal dugaan kasus Kim Soo Hyun tebongkar ke publik. Lantas, sebenarnya apa itu child grooming?
Cari tahu penjelasan lengkapnya di bawah ini agar si Kecil tidak menjadi korban, Parents!
Apa Itu Child Grooming?
Berdasarkan definisi dari lembaga internasional Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak-anak atau National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), child grooming adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.
Di berbagai negara, grooming sudah marak menjadi modus kejahatan pelaku pelecehan seksual anak.
Siapa Pelaku Child Grooming?
Siapa pun bisa menjadi seorang groomer atau pelaku child grooming. Tak peduli berapa usianya atau apa jenis kelaminnya.
Bahkan, berdasarkan kejadian di lapangan, seorang groomer bisa muncul dari dalam lingkungan keluarga sendiri.
Proses grooming bisa dilakukan dalam waktu singkat atau lama. Hal ini memang tergantung dari bagaimana seorang groomer menjalankan aksinya.
Seorang groomer yang berhasil akan mampu membangun sosoknya tampak berwibawa di hadapan korbannya.
Jenis hubungan yang dibangun oleh seorang groomer pun sebenarnya bisa sangat beragam.
Bisa saja sebagai seorang kekasih, mentor, atau figur yang diidolakan oleh sang anak.
Platform yang digunakan oleh seorang groomer juga bermacam-macam, mulai situs media sosial, e-mail, WhatsApp, atau chat forum.
Apa Ciri-ciri Anak yang Menjadi Korban Grooming?

Saat menjalankan aksinya, groomer biasanya punya beragam taknik. Mulai dari berpura-pura menjadi teman korban, memberi hadiah, mengajak jalan-jalan, memberi perhatian, atau nasihat. Adapun ciri-ciri anak yang telah menjadi korban child grooming adalah:
- Anak menjadi lebih tertutup
- Ketahuan memiliki pacar yang jauh lebih tua dari usianya
- Sering memiliki barang baru atau uang berlebih
- Mudah tertekan
- Mudah marah
Bagaimana Cara Mencegah Child Grooming?
Cara mencegah terjadinya child grooming adalah dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin sesuai tahapan perkembangan anak.
Hal ini dijelaskan oleh Psikolog Klinis Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd. Menurutnya, pendidikan seks termasuk melatih anak untuk menghargai tubuhnya sendiri sangatlah penting untuk diberikan sejak dini.
“Bagaimana caranya? Parents bisa beri pemahaman pada anak, sekiranya area tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak. Termasuk memperlihatkan pada orang lain. Dengan demikian, harapannya peleceham seksual seperti ini bisa dicegah,” jelasnya pada theAsianparent Indonesia.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Terlanjur Jadi Korban Grooming?
Apabila anak sudah terlanjur jadi korban grooming, maka sebaiknya segera diajak berkonsultasi dengan psikolog.
Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pelaku memengaruhi pikiran anak.
Serta, mencari solusi terbaik berdasarkan kondisi psikologis anak yang menjadi korban.
“Korban child grooming harus ditangani dengan benar dan perlu didampingi. Bila perlu diterapi, ya segera terapi,” ungkap Rosdiana.
“Apalagi anak kan, kadang tidak tahu kalau dia korban pelecehan. Dia mungkin hanya mengalami perubahan sifat setelah itu. Itu yang perlu kita waspadai dan perhatikan,” pungkasnya.
Parents, itulah penjelasan tentang child grooming yang perlu diwaspadai. Semoga anak kita terhindar dari modus pelecehan ini, ya!
***
Baca Juga:
"Saat anakku berubah, bentakan itu jadi penyesalan yang dalam," ungkap Chua 'Kotak'
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.