Menyayangi anak dan ingin memberikan yang terbaik untuknya adalah hal wajar yang dilakukan orang tua. Namun, terkadang tanpa disadari anak justru tumbuh menjadi anak manja? Jika ini terjadi, apakah kesalahan sepenuhnya ada di orang tua?
Untuk bisa mengatasi anak yang tumbuh manja, Parents harus terlebih dahulu memahami apa yang menjadi tanda-tandanya. Dengan demikian, kita bisa mengatasinya atau bahkan mencegahnya sebelum terjadi.
Artikel Terkait: Parents, ini 7 tips ampuh mengatasi sikap manja pada anak
6 Tanda-Tanda Anda Membesarkan Anak Manja
Berikut beberapa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak Anda mungkin terlalu dimanjakan dan butuh belajar lebih disiplin:
1. Marah Terhadap Penolakan
Anak-anak manja mungkin akan membuat ulah (tantrum) atau merengek sejadi-jadinya ketika Anda memberi tahu mereka bahwa mereka tidak boleh melakukan sesuatu. Meskipun hal ini cukup umum pada kebanyakan anak kecil, jika hal itu terjadi terus-menerus bahkan saat anak Anda bertambah besar, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka manja.
2. Tidak Puas dengan Apa yang Dimiliki
Meskipun anak memiliki banyak mainan ataupun makanan, beberapa di antaranya masih ingin sesuatu yang lebih. Jika anak Anda terus meminta hal yang tidak dimiliki dan tidak bersyukur atau mengatakan “terima kasih” terhadap apa yang Anda berikan, bisa jadi ia telah tumbuh menjadi anak manja.
3. Mementingkan Dirinya Sendiri
Anak manja sering kali egois dan hanya memikirkan diri sendiri daripada orang lain. Mereka juga merasa berhak dan mengharapkan orang untuk memberinya bantuan spesial.
4. Tidak Mau Kalah
Pada umumnya, anak-anak memang tidak menyukai kekalahan. Tetapi, beberapa anak mungkin lebih sulit mengelola kekecewaannya ketika tidak menang. Bisa jadi, anak Anda manja jika melakukan hal-hal seperti:
- Menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia buat
- Mengharap pujian untuk setiap hal yang dilakukan
- Meneriaki orang karena tidak melakukan sesuatu seperti cara mereka
- Menolak untuk mengakui keberhasilan orang lain
5. Menolak Mengerjakan Sesuatu
Anak manja mungkin akan menolak untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti menyikat gigi atau mengembalikan mainan ke tempatnya. Mereka mungkin tidak melakukan hal-hal dasar sampai Anda mengemis atau memberikan mereka uang, mainan, atau hadiah.
6. Ketergantungan Ekstrem dengan Orang Tua
Jika anak Anda tidak bisa tidur tanpa Anda, tidak pernah membiarkan Anda meninggalkannya dengan nenek atau babysitter, dan muntah-muntah ketika waktunya pergi ke sekolah atau penitipan anak, itu merupakan suatu masalah. Seiring bertambahnya usia, anak-anak harus belajar untuk merasa nyaman dengan orang lain dan menjadi diri mereka sendiri.
Artikel Terkait: Tidak selalu manja, ini 9 sifat positif si anak bungsu yang jarang diketahui
Cara Mengatasi Anak Sudah Terlanjur Manja
Tidak ada kata terlambat untuk mengubah anak menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi anak yang sudah terlanjur manja:
Buat Batasan
Batasan ini untuk menunjukkan padanya bahwa ada yang boleh dan tidak boleh ia lakukan, terutama sesuatu yang berkaitan dengan keselamatannya. Misalnya ucapanya seperti “Jangan mendekati kompor yang menyala,” dan, “Jangan lari-larian di jalan.” Sampaikan apa yang dapat dan tidak dapat diterima dan ucapkan dengan kalimat yang sama secara berulang.
Ajarkan Perilaku Sosial yang Positif
Contohkan dan beritahu anak nilai-nilai positif seperti mengucapkan tolong dan terima kasih. Perlahan ingatkan anak dalam situasi-situasi yang relevan untuk menerapkan apa yang Anda ajarkan.
Dorong Anak untuk Terbuka
Bicaralah secara terbuka dengan anak tentang perilaku mereka seiring bertambahnya usia. Anak-anak usia sekolah dan remaja mampu memahami, jadi duduklah dan mencoba memecahkan masalah bersama-sama. Berikan pertanyaan terbuka untuk memberi ruang bagi anak berspekulasi. Anda mungkin akan terkejut dengan apa yang Anda dengar dari buah hati Anda.
Tetap Tenang
Berusahalah untuk mengendalikan diri Anda ketika marah dengan perilaku anak. Menunjukkan amarah secara berlebihan hanya akan membuat Anda menyesal dan terlihat seperti anak manja itu sendiri. Ini juga tidak akan mengajarkan anak sikap yang lebih baik.
Konsisten
Terapkan secara konsisten apa yang telah Anda ajarkan atau katakan pada anak. Misalnya saja ketika Anda mengatakan bahwa akan memberikan hadiah pada anak jika dia berlaku baik, maka Anda harus benar-benar memberikan hadiah padanya. Begitupun aturan lainnya yang telah Anda buat.
Cara Mencegah Anak Menjadi Manja
Anak tak akan memiliki tanggung jawab jika Anda hanya menyuruhnya belajar.
Jika saat ini anak Anda masih berusia bayi atau balita, maka Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini untuk mencegah anak tumbuh menjadi anak manja:
Membuat Aturan dan Mematuhinya
Anak-anak seringkali menguji batasan Anda. Maka sebisa mungkin, hindari mengalah pada permohonannya untuk melanggar aturan yang telah Anda buat misalnya untuk tidur lebih lambat atau makan terlalu banyak makanan manis.
Mereka belajar dari usia yang sangat muda apakah Anda akan konsisten dengan batasan atau jika merengek atau mengamuk akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jadi, tetaplah konsisten untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan dan bahwa mereka tidak melampaui aturan.
Libatkan Anak untuk Membantu Anda
Berikan anak Anda tugas yang sesuai dengan usianya seperti meletakkan kembali buku di rak, membawa peralatan makan ke wastafel dan lain sebagainya. Ini akan membantunya memiliki rasa tanggung jawab dan tidak mengharapkan segalanya dilakukan untuknya.
Jadikan salah satu pekerjaan rutinnya sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi seluruh keluarga, seperti mengatur meja makan. Ini dilakukan untuk mendorong anak untuk mulai memikirkan kebutuhan orang lain, bukan hanya dirinya.
Biarkan Anak Merasakan Kekecewaan
Meskipun wajar bagi orang tua untuk menginginkan yang terbaik untuk anak dalam setiap aspek, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua yang dia inginkan dapat tercapai. Biarkan anak merasa kecewa ketika tidak mendapatkan sesuatu, agar ia belajar menghadapi rasa kecewa tersebut dan bagaimana mengendalikan diri.
Jangan Terus Mentoleransi Kesalahan Anak
Saat Anda mendisiplinkan anak, tindak lanjuti semua konsekuensi yang Anda berikan padanya. Jangan tunda hal tersebut sampai ia melakukan kesalahan-kesalahan berikutnya. Jika begitu, ia akan berpikir dia dapat terus memanipulasi Anda dan orang lain di dunianya.
Tidak Perlu Mengiming-Imingi Anak Berlebihan
Meskipun dengan menawarkan hadiah, anak Anda bisa saja menuruti Anda, tapi ini tidak akan menyelesaikan masalah. Perilaku seperti ini justru akan berakhir dengan balita manja yang akan mengharapkan suguhan setelah setiap hal yang ia lakukan.
Jangan Melarang Semua Hal
Tidak memberikan kelonggaran yang cukup pada anak terkadang bisa menyebabkannya menjadi manja. Seorang anak yang terlalu sering mendengar “tidak” mungkin berpikir, “Ibuku mengatakan ‘tidak’ untuk semuanya, jadi aku hanya akan mencoba apa yang aku mau.”
Atau dia mungkin menganggap semua tidak berarti bahwa dia dilihat sebagai anak yang buruk dan dia mungkin juga bertingkah. Oleh karena itu, ketika anak mengajukan permintaan masuk akal dan ia menunjukkan perilaku terbaiknya, berikan apa yang ia inginkan.
Kesalahan Orang Tua Sehingga Anak Menjadi Manja
Kesuksesan dalam menjalin hubungan sosial tidak dapat diraih melalui prestasi akademis.
Dalam wawancara dengan sebuah majalah parenting, Hellen Chen, seorang ahli masalah keluarga dan pernikahan menjelaskan mengenai kesalahan terbesar orang tua sehingga seorang anak tumbuh menjadi anak manja dan tidak punya tanggung jawab.
Ia menyebutkan kesalahan orang tua itu adalah ketika mereka hanya menyuruh anak untuk belajar dan tidak pernah menyuruh anak belajar melakukan hal lainnya. Dengan hanya meminta anak untuk peduli terhadap pendidikannya dan belajar, sama artinya dengan memperbolehkan anak-anak untuk tidak mempedulikan aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka.
“Seorang anak manja mungkin saja bisa lulus dari sebuah universitas terbaik dengan nilai memuaskan. Namun, ia tak memiliki kemampuan untuk menjalin pertemanan, memiliki kekasih atau membentuk keluarga.
Mungkin ia juga tak punya tanggung jawab ketika sudah memasuki dunia kerja. Jika kemampuan semacam ini tak dipelajari anak sejak dini, maka ia akan mendapat banyak masalah ketika sudah dewasa,” ujar Hellen Chen.
Kesuksesan dalam menjalin hubungan sosial tidak dapat diraih melalui prestasi akademis.
“Seseorang yang mengalami kegagalan dalam pernikahan kemungkinan besar tidak mendapat pelajaran bagaimana bertanggung jawab secara sosial ketika ia masih kecil.
Orang tua yang hanya mengharuskan anak-anaknya untuk meraih pencapaian akademik terbaik sama artinya dengan mengajarkan pada anak bahwa hidup adalah tentang bagaimana meraih nilai. Dan ini berakibat buruk untuk anak,” lanjut Hellen Chen.
Hellen Chen juga mengkorelasikan antara tingginya angka perceraian di Amerika Serikat dan Asia dengan pola asuh yang diterapkan oleh para orang tua, yang pada dasarnya bermaksud baik namun malah menghasilkan anak manja dan kurang bertanggung jawab dengan kehidupannya ketika mereka dewasa.
”Jika pola asuh kita membuat anak hanya mengutamakan kesenangan mereka sendiri, di kemudian hari mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang cenderung berpikir ‘bagaimana kamu bisa membuatku bahagia?’ ketika mereka sudah menikah.”
Menjadi orang tua berarti kita harus terus belajar untuk bisa memberikan pelajaran yang terbaik untuk bekal anak tumbuh dewasa. Semoga buah hati Anda tumbuh menjadi pribadi yang baik untuk dirinya dan sekitar, ya.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
Benarkah “Anak Mama” = Anak Manja?
Kenali 5 Penyebab Anak Menjadi Generasi Home Service atau Selalu Ingin Dilayani
8 Fakta Karakter Anak Bungsu Perempuan, Manja dan Stylish!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.