Sudah sepatutnya orang tua mengajarkan cara melindungi diri kepada anak sejak dini, bisa jadi hal ini akan menjadi penyelamat di kemudian hari. Seperti kisah anak diculik di Surabaya yang berhasil selamat berkat kecerdikannya.
Kisah Anak Diculik di Surabaya
Cerita bermula kala IM, bocah berusia 12 tahun yang hendak berangkat ke sekolah karena pembelajaran tatap muka telah dimulai. Saat sedang asyik berjalan, sebuah mobil menghampirinya.
Dari dalam sebuah mobil, seseorang bertanya. “Dek, pom bensin endi (di mana)?” Dengan lugu, IM menunjukkan arah yang dimaksud. “Lurus pak, nanti jalan raya belok kiri, nanti ada pom bensin,” demikian penuturan bocah tersebut.
Tanpa diduga, seorang langsung merengkuh tubuh IM ke dalam mobil. Mulut bocah ini dibekap agar tidak menimbulkan kehebohan sekitar. Mobil pun meluncur mulus dan berhenti di Jalan Jemur.
Saat dipintai keterangan didampingi sang ibu, IM menyebutkan tidak mengenal orang yang menculiknya pagi itu. Ia hanya menyebutkan ciri umum yaitu dua pria berbadan tegap dan tinggi, sedangkan yang satu orang lagi berbadan pendek.
Dua orang termasuk sopir duduk di depan dan seorang lagi bertugas menyekap di bangku kabin belakang. Kepada sang ibu, ketiga pria seluruhnya mengenakan masker penutup hidung dan mulut warna hitam.
Selama disekap, IM mengingat aktivitas pelaku di dalam mobil. Pelaku yang duduk di bangku depan penumpang sibuk dengan ponsel. Sepanjang perjalanan, ketiga orang ini saling berbicara satu sama lain. Mengingat suara pelaku lirih, IM tidak memahami obrolan yang terjadi.
Hingga akhirnya, mobil yang dikendarai memelan dan menepi di bahu jalan. Sadar ada kesempatan, IM keluar melalui sisi kiri mobil. Ia kemudian berlari menjauh ke arah pintu masuk sebuah gang yang terhubung dengan Jalan Jemursari II, Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya.
Kalut, IM meninggalkan tas sekolah berisi sejumlah buku pelajaran miliknya di mobil pelaku. Ketiga pelaku berupaya mengejar, tetapi tidak berhasil. IM yang ketakutan kemudian jatuh tersungkur. Bibir bocah ini terluka dan mengucurkan darah mengenai seragam putih yang dikenakannya.
Artikel terkait: Viral Penculikan Anak di Pesanggrahan Terekam CCTV, Peringatan untuk Parents!
Sempat Dikira Berkelahi
Mengutip Kompas, sang ibu, Nur, mengungkap keterkejutannya saat IM pulang ke rumah dalam kondisi menangis. Baju yang berlumuran darah membuat ibunya mengira IM berkelahi dengan temannya.
Saat itu, tubuh sang anak terasa ketakutan bahkan nyaris pingsan. “Dia cerita ‘aku diculik, aku diculik’. Kata ayahnya, kalau dia berantem otomatis kacamatanya rusak. Tapi, kok, ini enggak rusak,” ujar Nur.
Kedatangan guru sekolah ke rumah menanyakan IM akhirnya membongkar kasus penculikan yang dialami. “Jadi (video CCTV) tadi tepat, kok, posisinya tepat. Jadi saya meyakinkan. Tadi saya sempat enggak yakin. Enggak sampai diikat. Enggak dikasih minuman (bius) juga enggak,” imbuh Nur lagi.
Melalui penjaga sekolah, IM sempat menyampaikan ciri spesifik kendaraan. Saat melakukan olah TKP, para pelaku diduga mengendarai mobil jenis sedan berwarna hitam. Hingga kini, kasus telah ditangani pihak kepolisian.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan membenarkan informasi yang beredar. Menurutnya, kejadian itu terjadi pada Selasa (19/10/2021) sekitar pukul 09.00 WIB.
“Keluarga korban sudah melapor dan kami sedang selidiki. Pelaku sebelumnya berpura-pura menanyakan lokasi SPBU terdekat kepada korban yang sedang berjalan menuju sekolahnya,” ujar Akhmad.
Sejauh ini, polisi telah melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti laporan tersebut. Petugas juga telah memeriksa saksi, termasuk CCTV untuk memperkuat bukti. Polisi pun meminta agar orang tua lebih waspada.
“Ini pembelajaran bagi para orang tua agar lebih memberikan perhatian dan jaminan keamanan bagi putra-putrinya,” pungkas mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim ini.
Artikel terkait: 11 Siswa Mts Harapan Baru Tenggelam Saat Susur Sungai, Ini 4 Faktanya
Bagaimana Mencegah Anak Diculik?
Zaman yang semakin gila membuat pelaku kriminal kian cerdik melancarkan aksinya. Oleh karenanya, orang tua harus lebih waspada dan mengencangkan pengawasan terhadap anak.
Mengutip berbagai sumber, berikut tips yang bisa dilakukan:
- Ajari cara merespons situasi. Seiring bertumbuh usia, ajarkan anak bagaimana cara merespons situasi berbahaya. Misalnya berteriak minta tolong ketika ada orang tidak dikenal memaksa pergi bersama.
- Kewaspadaan. Tak kalah penting, ajari anak untuk mewaspadai orang yang baru dikenalnya. Didik si kecil agar tidak mudah percaya apalagi jika orang tersebut menawarkan makanan atau permen yang mencolok.
- Beri pengertian dengan bahasa sederhana. Ajak anak mengobrol dengan bahasa sederhana. Seperti apa ciri orang jahat, hal apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara menghindari orang dengan maksud jahat.
- Jangan lengah. Tekankan pada anak untuk selalu berada di samping orang tua jika bepergian di tempat yang ramai. Ajarkan juga pada anak apa yang harus dilakukan bila tersesat atau terpisah dari orang tua.
- Ikut bela diri. Jika waktunya sudah tepat, tiba saatnya Parents mengajarkan anak bela diri. Bisa belajar di rumah bilamana orang tua bisa, atau mengikutsertakan ke lembaga bela diri. Jika masih kecil, ajari cara sederhana dengan menggigit, menendang, atau berteriak agar anak bisa melepaskan diri.
- Buat identitas. Anda bisa membuatkan kartu yang sudah dilaminating berisikan data pengenal. Antara lain nama, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, dan lainnya. Jika anak sudah tumbuh besar dan bisa bicara, ajari ia menghafal nama dan nomor telepon orang tua.
- Tidak perlu mengekspos keluarga. Bagi orang tua, cobalah lebih wawas diri dengan tidak terlalu mengekspos keluarga melalui media sosial. Walaupun menyenangkan, hal ini bisa menjadi celah untuk pelaku berbuat kejahatan.
Semoga kisah anak diculik di Surabaya ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Baca juga:
3 Anak Hilang di Palembang Berhasil Ditemukan, Diduga Korban Penculikan
Hubungan Tidak Direstui, Mahasiswi di Kediri Bunuh Bayinya Sendiri
Direktur Indomaret Meninggal Akibat Kecelakaan Maut di Tol Cipularang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.