Bagi sebagian orang tua, membiarkan anak bermain kotor itu tidak apa-apa. Bermain dengan tanah, air kubangan hujan, bahkan makan camilan yang terjatuh di lantai adalah beberapa kebiasaan yang bagi sebagian orang tua normal saja.
Kebiasaan anak-anak yang ‘normal tetapi kotor’ ini dianggap bermanfaat bagi sistem kekebalan anak-anak. Alasannya, si kecil hanya terpapar bakteri dengan cara terkontrol.
Hal itu dianggap dapat membentuk kekebalan tubuh atau imunitas anak. Sehingga beberapa orang tua dan kakek-nenek akan membiarkan anak bermain kotor dengan tujuan membangun antibodi.
Pemahaman ini dalam dunia kesehatan diistilahkan sebagai “hygiene hypothesis” atau hipotesis kebersihan. Hingga kemudian sebuah penelitian tahun 2021 mengatakan bahwa “hygiene hypothesis” tersebut tidak sepenuhnya benar.
Yuk, kita simak penjelasan penelitian terkait anak bermain kotor ini.
Benarkah Anak Bermain Kotor Bisa Meningkatkan Sistem Imunitas?
Beberapa kalangan menganggap jika anak sedari kecil terpapar beberapa jenis kuman, hal itu akan baik untuk imunitasnya ketika mereka dewasa. Hal ini juga dijelaskan oleh Dr. Martin Blaser dari New York University.
“Sejumlah kuman yang berada di lingkungan sekitar dan yang hidup di tubuh kita tidak berbahaya. Mereka telah hidup bersama kita sejak berabad yang lalu,” kata Dr. Martin, mengutip situs WebMD.
“Bakteri memiliki peranan penting. Namun karena kehidupan modern ini mereka menjadi berubah atau justru musnah. Perubahan ini membawa konskuensi, bisa baik, bisa juga buruk,” tambahnya.
Artikel terkait: Hati-hati! Sering tak disadari, air kotor dapat menyebabkan tipes
Benarkah Membiarkan Anak Bermain Kotor Lebih Baik daripada Anak Terlalu Bersih?
Christina Madison, PharmD, FCCP, AAHIVP, seorang profesor praktik farmasi di Roseman University of Health Sciences, dan pendiri The Public Health Pharmacist menjelaskan bahwa membuat anak bermain kotor untuk tujuan membangun kekebalan tidak terbukti secara medis.
“Membangun sistem kekebalan yang ‘kuat’ bukanlah alasan untuk tidak menjaga kebersihan yang baik atau bahkan memotivasi anak-anak melakukan kebiasaan yang tidak dibutuhkan. Karena menjadi ‘terlalu bersih’ bukanlah sesuatu yang dianggap komunitas medis sebagai masalah,” tegasnya.
Dia mengatakan menjaga kebersihan lebih besar manfaatnya daripada sengaja bermain kotor—yang dalam kondisi tertentu malah bisa berbahaya, terlebih bagi kalangan yang menghindari vaksinasi di kala pandemi ini.
‘Keanekaragaman’ bakteri lebih penting dibanding terpapar ‘banyak’ bakteri yang sejenis
Terkait bagaimana sistem kekebalan yang rumit ini bekerja, penelitian terbaru yang terbit di The Journal of Allergy and Clinical Immunology menekankan 4 poin utama, yaitu:
- Mikroorganisme (bakteri atau jamur) yang ditemukan di rumah (lantai dan dinding) modern belum tentu yang kita butuhkan untuk membentuk kekebalan tubuh alami.
- Vaksinasi untuk kekebalan tubuh itu sejatinya tidak hanya menargetkan satu infeksi sehingga vaksin tetap dibutuhkan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh kita.
- Mikroorganisme di lingkungan “hijau alami” tetap penting bagi kesehatan kita.
- Alergi seseorang akan meningkat karena terpapar produk sabun pembersih, bukan karena hilangnya kuman.
Penelitian terbaru ini pun tidak melarang anak bermain kotor, tetapi lebih menekankan perlunya anak-anak terpapar berbagai jenis organisme.
“Studi lanjutan menunjukkan bahwa tumbuh di pertanian tradisional tidak berarti Anda terpapar lebih banyak organisme; hanya saja organismenya jauh lebih beragam. Keanekaragaman adalah kuncinya (bukan jumlah).”
Terkait pentingnya keanekaragaman bakteri ini diterangkan juga oleh Maya Shetreat, MD, ahli saraf pediatrik, herbalis, dan penulis “The Dirt Cure”.
“Sistem kekebalan adalah sistem sosial yang selalu belajar. Ia suka bertemu dan menyapa banyak organisme dan senyawa yang berbeda. Ini adalah cara mendidik untuk mengetahui siapa teman dan siapa musuh. Ketika sistem kekebalan tidak terkena banyak jenis organisme, itu menjadi curiga terhadap organisme jinak atau bahkan bagian dari tubuh kita sendiri. Alergi dan penyakit autoimun adalah akibatnya,” jelasnya.
Artikel terkait: Hati-hati, ternyata tempat ini jadi area paling kotor di bandara
Waspadai Sabun & Produk Pembersih Lantai dengan Kandungan yang Berbahaya
Penulis utama Graham Rook, MD, profesor emeritus mikrobiologi medis di University College London, menjelaskan kepada Medical Xpress bahwa meskipun membersihkan rumah itu baik, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis sabun pembersih yang kita gunakan.
Jadi jika anak-anak Anda hobi berguling-guling di lantai, yang harus Parents perhatikan adalah:
- Kotor karena berguling-guling itu tidak apa.
- Yang harus diwaspadai justru apakah sabun pembersih lantai yang aman untuk kesehatan anak.
Hal ini karena beberapa kandungan produk pembersih ada yang berpengaruh terhadap paru-paru anak-si kecil.
Beberapa produk pembersih bahkan berpotensi dikaitkan dengan keguguran atau peningkatan risiko kelainan bawaan, sehingga ibu hamil mungkin perlu menghindari jenis tertentu.
Perbaiki Lingkungan Rumah & Ventilasi
Untuk orang tua yang mencoba memperbaiki lingkungan rumah untuk pencegahan dan perlindungan dari alergi, Madison merekomendasikan untuk fokus pada ventilasi yang tepat dan sering mengganti filter.
“Orang tua dapat memperhatikan filter di ventilasi rumah untuk menghindari kemungkinan alergen yang dapat disaring dari udara. Filter ventilasi rumah ini perlu diperhatikan, terutama untuk yang menderita gejala alergi.”
Imunisasi/Vaksinasi Penting untuk Sistem Kekebalan
Image: Freepik
Di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Padahal, imunisasi adalah langkah penting untuk membentuk sistem kekebalan tubuh.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td), demikian dikutip Kemenkes.
Artikel terkait:Manfaat Tak Terduga Membiarkan Si Kecil Bermain Kotor-kotoran
Cara Mengekspos Anak agar Terpapar Keanekaragaman Organisme
Sumber: Shutterstock
Melansir Maya Shetreat, ada beberapa tips agar anak mendapat manfaat dari lingkungan alam sekitar dengan cara berikut:
- Makan makanan fermentasi (tempe, oncom, keju, dsb)
- Makan buah dan sayuran segar dari kebun
- Biarkan anak-anak keluar, memanjat pohon, piknik, berkebun,
- Biarkan anak memelihara hewan peliharaan (seperti anjing, kucing, ayam)
- Ganti pembersih tangan dengan sabun batangan sederhana
- Cuci tangan anak setelah dari kamar mandi atau sebelum makan, tetapi tidak setiap saat
- Tidak perlu terlalu sering berkali-kali memandikan anak praremaja ketika mereka tidak kotor secara fisik.
Tips jika Anak Hendak Bermain Kotor-kotoran
Walaupun sudah disebutkan bahwa bermain kotor-kotoran itu baik, sebaiknya Bunda tetap memberi batasan kepada si kecil saat ia hendak main kotor-kotoran. Mengutip dari Halodoc, inilah beberapa hal yang wajib diperhatikan:
- Pastikan tanah atau tempat si kecil hendak bermain adalah area yang bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya karena dikhawatirkan mereka akan terkontaminasi zat tersebut.
- Izinkan si kecil berjalan atau merangkak di area tersebut tanpa alas kaki, tetapi pastikan area tersebut aman dari duri atau kerikil-kerikil yang terlalu kasar sehingga berpotensi membuatnya terluka.
- Perhatikan saat si kecil bermain, jangan sampai ia menelan benda asing atau benda kotor lainnya.
- Setelah puas bermain, segera ajak si kecil untuk membersihkan tubuhnya menggunakan sabun antiseptik.
Anak bermain kotor itu boleh, terlalu bersih pun juga baik. Yang harus diperhatikan adalah cara untuk mendapatkan sistem imun dan daya tahan tubuh yang kuat.
Parents penting untuk tetap memenuhi nutrisi si kecil secara lengkap. Pastikan ia selalu mengonsumsi makanan dengan nutrisi lengkap seperti protein, seng, zat besi, vitamin A, dan nutrisi lain yang membantunya aktif saat mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.
Jangan lupa juga yang perlu digarisbawahi, vaksin adalah hak setiap anak, yang penting untuk membentuk sistem kekebalan dan imunitas yang kuat.
Kalau begitu, Parents masih ingin larang anak bermain kotor atau tidak?
Baca juga:
Lansoprazole untuk Ibu Hamil: Aturan Pemberian dan Dampaknya
Terkena serangan jantung, ternyata bayi 7 bulan ini menderita penyakit kawasaki
Cegah penyebaran penyakit di bandara dengan lakukan 7 hal ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.