Sudah berapa usia si Kecil, Parents? Jika masih dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), ada berita bagus: ini adalah masa yang tepat memberikan nutrisi terbaik karena sangat krusial untuk perkembangan otak anak.
Mengapa? Dan bagaimana cara memastikan si Kecil mendapatkan gizi yang cukup, terutama untuk perkembangan otak anak? Baca selengkapnya di bawah ini.
Pentingnya Nutrisi pada Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak
Parents, tahukah Anda bahwa menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia pada tahun 2021, masalah berat badan kurang (underweight) di Indonesia mencapai 17% dan berat badan menurun (wasting) sebesar 7.1%?
Meski mengalami penurunan dalam beberapa indikator malnutrisi, masih diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.
Oleh karena itu, setiap orang tua perlu mengetahui bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau disebut Golden Age (periode emas) sangatlah penting untuk mendukung perbaikan gizi anak.
Salah satu bentuk konkret untuk meningkatkan perbaikan nutrisi, China Eugenics Association mengadakan pertemuan ilmiah dengan pakar medis Indonesia dalam “Healthcare Scientific Meeting: Caring for The First 1000 Days of Life – China Indonesia Expert Scientific Seminar” di Beijing, China pada hari ini, 14 Mei 2024.
Sinergi antar negara dalam bidang nutrisi anak-anak dapat membantu dalam memperluas wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan pemahaman dan praktik terbaik dalam memberikan nutrisi yang tepat untuk anak-anak.
Pasalnya, pemenuhan nutrisi dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan dapat mendukung pertumbuhan optimal dan perkembangan otak yang baik. Serta membantu membentuk dasar yang kuat untuk kesehatan dan perkembangan anak di masa depan.
Apa Itu Periode Emas Anak atau 1000 HPK Anak?
“Berbicara tentang 1000 hari pertama kehidupan anak itu artinya kita sedang membicarakan periode emas anak. Yaitu periode tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan anak,” kata Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, di acara yang sama.
Periode emas terhitung dari masa bayi di kandungan hingga usianya mencapai dua tahun.
Ini artinya, bahkan ketika dalam kandungan pun, otak bayi sudah mulai bertumbuh. Bahkan pertumbuhan otak pada janin itu berlangsung dengan kecepatan yang tinggi dan mencapai proporsi terbesar, yakni hampir seluruh dari jumlah sel otak yang normal.
Dan bagaimana pertumbuhan otak setelah bayi lahir?
Ternyata tidak kalah hebatnya lho, Parents. Ketika bayi dilahirkan maka otaknya telah terdiri dari 100 miliar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel.
Maka pada masa ini, pemenuhan gizinya yang kurang dapat membuat anak mengalami penurunan kecerdasan. Kecerdasannya lebih rendah yaitu sekitar 15 point lebih rendah.
Tidak hanya tentang perkembangan otak, tetapi juga perkembangan fisik. Anak mengalami pertumbuhan fisik yang pesat pada awal kehidupannya.
Di usia satu tahun saja, berat badannya mencapai 3-4 kali dari berat badan lahir. Saat usia dua tahun tinggi badannya telah mencerminkan setengah dari tinggi badan dewasanya kelak.
Dan jika gizinya tidak terpenuhi, maka terjadilah beberapa risiko gangguan pada pertumbuhan ini, di antaranya:
- Berat badannya akan rendah menurut usianya atau disebut underweight.
- Berat badannya rendah menurut tinggi badannya atau disebut wasting.
- Tinggi badannya rendah menurut usianya disertai dengan kegagalan perkembangan atau disebut stunting.
“Penelitian mengatakan terjadilah weight faltering turun 3-4 poin ketika pemenuhan gizi di 1000 HPK tidak terpenuhi dengan baik. Setelah terjadi kondisi gizi kurang ini maka anak mengalami gangguan metabolik yaitu lebih mudah untuk mengalami deposit lemak pada tahun kehidupan berikutnya,” ujar dokter Rita.
Alhasil, si Kecil berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti:
- overweight
- obesitas
- penyakit metabolik terkait kelebihan berat badan seperti penyakit jantung koroner dan diabetes melitus
“Oleh karena itulah gizi 1000 HPK itu merupakan fondasi masa anak berkualitas,” tegas dokter Rita.
Risiko Jika Kebutuhan Nutrisi Anak Tidak Terpenuhi di Masa Golden Age
Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di Tzu Chi Hospital PIK mengatakan, “1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa perkembangan otak dan organ tubuh yang paling pesat, dihitung sejak saat terjadinya fertilisasi hingga anak berusia 2 tahun.”
Dokter Ian menerangkan bahwa di masa ini, sekitar 86% sel syaraf otak sudah selesai terbentuk dan merupakan masa yang sangat krusial dalam perkembangan.
Dan apa yang terjadi jika tidak terpenuhi dengan baik?
“Ketika tidak terpenuhinya nutrisi pada 1000 HPK, maka otak anak menjadi tidak berkembang dengan baik dan menyebabkan penurunan kemampuan kognitif di kemudian hari,” tegasnya.
Meskipun masyarakat Indonesia sudah memahami akan pentingnya nutrisi pada 1000 HPK, namun tantangan demi tantangan selalu bermunculan, terutama dari masalah ekonomi masyarakat menengah ke bawah yang sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut.
“Harapan saya, kami bisa belajar bagaimana cara para dokter di negara maju (China) bisa menangani masalah-masalah nutrisi pada masa 1000 HPK ini,” ujarnya.
Solusi Penanganan Masalah Nutrisi di 1000 HPK Anak
“Tiongkok memiliki populasi terbesar di dunia, dan tingkat kesehatannya sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan penduduk dunia,” terang Dr.Jiang Jing Xiong, Professional Committee di Early Childhood Development of CAIBOCD (Chinese Association for Improving Birth Outcome on Early Childhood Development).
“Pengembangan ‘Tiongkok yang Sehat’ (Healthy China) 2030 merupakan fokus utama dari agenda Pemerintah Tiongkok untuk kesehatan dan perkembangan yang berpotensi untuk memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh dunia.
“Langkah dan upaya yang harus segera dilakukan sebagai solusi penanganan masalah nutrisi pada anak dapat dimulai dengan investasi pada 1000 hari pertama kehidupan,” tambahnya.
Selain itu terdapat beberapa fokus untuk petumbuhan anak-anak yaitu;
- manajemen tinggi badan dan berat badan
- kematangan tulang
- psikologis dan perkembangan perilaku
“Kami senang dapat berbagi dan mendapatkan pandangan berharga dari negara lain untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebutuhan nutrisi di awal kehidupan. Pertemuan ilmiah antara pakar medis Indonesia dan China ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di kedua negara,” ujarnya.
Pertemuan ilmiah ini dihadiri oleh 18 pakar medis Indonesia dari berbagai bidang, termasuk pediatrik, obstetri dan ginekologi (obgyn), bidan, dokter gigi dan ahli gizi.
Pertemuan ilmiah lintar negara ini sebagai langkah penting dalam meningkatkan pemahaman tentang upaya-upaya nyata yang dapat dilakukan untuk meningkatkan status gizi anak-anak.
Agenda pertemuan mencakup berbagai kegiatan, termasuk diskusi dengan pakar dari Tiongkok dengan topik:
- Pertumbuhan dan perkembangan gizi anak (China Eugenics and Eugenics Association)
- Perawatan bayi prematur (Peking Union Medical College Hospital)
- Panduan vaksinasi anak (Beijing Children’s Hospital)
- Perawatan terbaik untuk bayi baru lahir (Beijing Dongcheng Maternal and Child Health Hospital)
- Panduan diet nutrisi selama kehamilan (Peking Union Medical College Hospital).
Sejumlah rangkaian kegiatan lainnya adalah berbagi praktik terbaik pada program kesehatan dan gizi, melakukan kunjungan ke rumah sakit, pembelajaran teknologi industri pangan dan produk nutrisi serta tanya jawab tentang nutrisi.
***
Tentang China Eugenics Association
China Eugenics Association adalah organisasi sosial nasional dan nirlaba yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan dan Departemen Logistik Umum Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Komite Pengembangan Anak Usia Dini dari China Eugenics Association adalah anak organisasi dari China Eugenics Association, yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan kesehatan anak usia dini di Tiongkok, untuk meningkatkan kualitas layanan di industri pengembangan anak usia dini, dan menyatukan seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mensosialisasikan konsep keilmuan eugenika an pendidikan eugenika kepada seluruh lapisan masyarakat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.