Di era yang semakin kompetitif tak sedikit orangtua mendorong anak belajar membaca dengan beragam cara. Calistung (membaca, menulis dan berhitung) merupakan keterampilan dasar yang menjadi modal anak menapaki jenjang pendidikan kelak. Lantas, kapan seharusnya anak bisa membaca?
Kapan sebaiknya anak belajar membaca?
Para ahli rupanya memiliki pendapat berbeda mengenai waktu ideal anak belajar membaca di masa tumbuh kembangnya.
Bev Brenna seorang profesor pendidikan literasi dari University of Saskatchewan, Kanada menyebutkan, baginya tidak ada usia spesifik kapan anak harus mulai belajar membaca. “Otak kita tidak secara alami terprogram otomatis untuk membaca, berbeda dari mendengar dan berbicara,” paparnya.
Hal ini ditampik oleh Carol Leroy, direktur Pusat Membaca dan Bahasa dari University of Alberta, Kanada yang menuturkan bahwa usia ideal anak untuk belajar membaca yakni saat anak berusia sekitar 6 tahun.
Menurutnya kesadaran literasi merupakan proses yang gradual yang dimulai sejak bayi masih bermain dan dibacakan dongeng oleh orangtuanya. Kebiasaan tersebut lalu akan menuntun anak untuk bisa membaca mandiri.
“Anak belum bisa membaca akan sulit untuk berpartisipasi karena mereka belum mengerti mekanisme dasar sehingga tidak mengerti apa yang dilakukan anak lain seusianya. Anak yang terlambat belajar membaca di sekolah dapat mengurangi kepercayaan dirinya,” ungkap Leroy.
Pendapat lain juga diutarakan oleh Susan R. Johnson, dokter dan pakar perkembangan anak yang merekomendasikan agar membaca sebaiknya diajarkan kala anak sudah siap secara fisik dan neurologis. Dengan kata lain, perkembangan saraf otak sudah matang untuk menerima materi belajar membaca. Hal ini umumnya terjadi saat anak berusia 7 tahun.
Penting bagi Parents melakukan metode yang tepat agar semangat anak belajar membaca terbangun sejak dini.
Stimulasi anak belajar membaca
Aktivitas yang bisa dilakukan agar anak belajar membaca
#1 Sering ajak anak berbicara
Akan ada waktunya anak belajar membaca secara mandiri, dan setiap anak memiliki fase berbeda. Namun, penting untuk diingat bahwa kasih sayang dan keterlibatan orangtua menjadi poin utama dalam masa pembelajaran anak.
“Berbicara dengan anak berdua saja tetap menjadi sarana utama agar anak menguatkan kemampuan otaknya. Contoh sederhanana, mengajak anak berbicara lebih penting dibanding aktivitas sebanyak apapun itu,” ungkap Michele Macias, MD, juru bicara American Academy of Pediatrics.
#2 Membaca bersama
Di tengah kesibukan, cobalah menyediakan waktu Anda untuk membaca bersama si kecil. Parents bisa membiarkan anak memilih sendiri buku yang ingin ia lihat, seperti buku bergambar atau buku aktivitas anak berwarna. Studi menunjukkan bahwa hal ini dapat meningkatkan kesadaran anak mencintai membaca sejak dini.
Kemampuan anak akan terbentuk dalam hal bahasa dan kosakata. Hal ini bisa membuat anak jadi tidak sungkan mendiskusikan hal yang ia dapat dari buku dengan orangtua. Agar tidak bosan, Anda bisa menyediakan camilan favorit si kecil agar ia semakin bersemangat belajar membaca. Jangan lupa juga melibatkan Ayah untuk membacakan dongeng sebelum tidur sebagai rutinitas harian.
#3 Kemas aktivitas belajar dalam bentuk permainan
Masa keemasan anak dipenuhi imajinasi yang mungkin tak terbayangkan orang dewasa. Di sinilah Parents bisa menyisipkan aktivitas belajar membaca dalam bentuk permainan menyenangkan.
Berpura-puralah bermain koboi atau permainan superhero yang menjadi favorit anak dalam masa kecilnya. Ibarat dalam buku, aktivitas ini akan membuat belajar membaca menjadi menyenangkan. Libatkan beberapa kosakata dan ucapkan berulang dalam permainan yang dilakukan dan ajarkan anak mengulang kata tersebut.
Bunda juga bisa membuat peta harta karun di dalam rumah. Tinggalkan petunjuk di sekeliling rumah dan sembunyikan buku cerita menarik di tempat yang harus dicari anak. Kegiatan ini akan membuat anak senang dan menganggap membaca adalah hal menyenangkan.
#4 Bawa buku kemana pun
Saat mengajak anak bepergian, tak ada salahnya Anda membawa serta buku cerita atau buku aktivitas membaca yang anak sukai. Jadikanlah buku senjata untuk anak melakukan hal yang sekiranya membuat mereka rewel atau merajuk, misalnya saat terjebak macet atau sedang menunggu dokter di ruang tunggu. Hal ini tentu lebih edukatif dibanding gadget, bukan?
Di akhir pekan, Bunda bisa mulai mengajak anak ke toko buku dan biarkan ia memilih sendiri buku yang ingin dibacanya. Jadikan buku sebagai sesuatu yang mudah didapat anak sejak usia dini. Jika anak sudah berusia lebih besar, Anda bisa menyediakan spot khusus di rumah untuk anak menyimpan buku kesukaannya.
#5 Jangan dipaksa ya, Parents!
Orangtua akan melakukan apapun agar anak belajar membaca dan bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Namun perlu diingat bahwa milestone setiap anak berbeda, Bun.
Membaca adalah hal yang bagus untuk perkembangan intelektual anak, namun percayalah akan ada waktu si kecil mencapai tahapan bisa membaca dengan lancar.
Sabar menanti dan selalu menstimulasi si kecil setiap harinya menjadi langkah terbaik agar anak tahu bahwa membaca adalah kegiatan menyenangkan.
Baca juga :
Kapan usia terbaik ajarkan anak bahasa asing? Simak panduan ini, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.