Anak Anda berjalan dalam tidur? Berikan pengawasan agar tidak sampai membahayakan dirinya sendiri
Anda mungkin salah satu dari orangtua yang merasa risau karena sering mendapatkan anak Anda berjalan dalam tidur. Gangguan tidur ini juga dikenal dengan istilah ‘sleepwalking‘.
Kebanyakan anak-anak yang pernah mengalami berjalan dalam tidur ini berusia antara 7 – 12 tahun. Meskipun prosentase-nya hanya sekitar 17% dari anak-anak usia tersebut yang pernah mengalami berjalan dalam tidur, gangguan tidur ini tidak boleh dianggap sepele karena cenderung membahayakan si anak, terutama jika tidak berada dalam pengawasan.
Anak-anak yang mengalami berjalan dalam tidur, akan bangun dari tempat tidurnya dan berjalan berkeliling dalam kondisi masih tertidur. Meskipun mungkin mata mereka terbuka, Anda bisa melihat bahwa tatapannya tidak seperti orang yang sedang terjaga.
Kondisi ini biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah anak Anda tertidur, dan dalam tahapan tidur yang dalam ini (deep sleep), mereka akan sulit dibangunkan.
Anak Anda tidak akan merespons saat Anda ajak bicara. Jika tiba-tiba mereka tersadar, mereka akan merasa bingung dengan kondisi yang tiba-tiba saja berubah drastis dari apa yang dia alami dalam tidur dan kenyataan saat dia terjaga.
Anak-anak yang mengalami kondisi berjalan dalam tidur ini biasanya akan kembali lagi ke tempat tidurnya setelah 5 – 20 menit. Dalam kondisi ini, ada beberapa anak yang mungkin hanya bangun dan bergerak-gerak saja di atas tempat tidurnya atau hanya sekedar bicara sendiri dalam tidur yang biasanya kita sebut ‘mengigau’.
Karena anak Anda bisa saja melakukan hal-hal yang membahayakan saat mengalami gangguan tidur ini, maka sebaiknya Anda tetap memantau tidur mereka.
Jika Anda merasa khawatir tidak mampu memantau mereka sepenuhnya, maka sebaiknya Anda menutup akses-akses yang bisa membahayakan baginya, misalnya alat listrik, benda tajam, jendela terbuka, tangga tanpa pagar, dan sejenisnya.
Baca Juga : Mengapa Anak Tidur Mendengkur?
Pengalaman pribadi saya berjalan dalam tidur
Saya pernah mengalami gangguan tidur ini saat masih berusia sekitar 7 tahun, dan saya merasa berada di antara mimpi dan kenyataan.
Saat itu saya merasa berjalan ke luar rumah dan membeli es cendol sambil membawa mangkuk. Dan yang paling saya ingat bahwa beberapa saat setelahnya saya sudah berada dalam kondisi yang benar-benar membuat saya bingung sampai sekarang.
Untuk itulah mengapa anak yang sedang berjalan dalam tidur sebaiknya tidak langsung serta merta dibangunkan. Biarkan saja mereka bergerak namun dalam pengawasan, sehingga tidak akan membahayakan bagi mereka.
Penyebab gangguan tidur ini bisa dari faktor keturunan. Jika Anda atau pasangan Anda pernah mengalami berjalan dalam tidur semasa kecil dulu, maka ada kemungkinan anak-anak Anda juga akan mengalaminya.
Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab terjadinya gangguan tidur ini, antara lain, perasaan tertekan, kecemasan, maupun faktor fisik seperti kelelahan karena seharian bermain terlalu berat.
Dengan mengetahui penyebab dari gangguan tidur ini, maka Anda bisa melakukan upaya pencegahan dengan cara membuatnya tidur lebih lama untuk menghilangkan kelelahannya.
Anda bisa mengatur jadwal rutin untuk waktu tidur anak-anak. Untuk membuat anak-anak bisa lebih relaks, Anda bisa menemani mereka untuk sekedar mendengarkan mereka. Mungkin saja mereka memiliki permasalahan di sekolah dan butuh seseorang yang bisa diajaknya bercerita.
Baca Juga : Berbagai Jenis Gangguan Emosi Anak
Jika anak Anda memang rutin mengalami gangguan berjalan dalam tidur ini, maka cobalah perhatikan pola-nya. Dengan berbekal pola tersebut, Anda bisa membangunkan mereka 15 menit sebelum saat mereka akan terbangun dan berjalan dalam tidur.
Anda bisa saja menawarkan untuk mengantarnya ke kamar kecil atau sekedar menawarkan air minum untuk mengusahakan dia terjaga dan kemudian biarkan dia kembali tidur.
Gangguan tidur ini pada umumnya akan menghilang dengan sendirinya saat mereka mulai tumbuh remaja. namun jika hal tersebut masih tetap saja berlanjut, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter maupun psikiater untuk dapat mengatasi masalah tersebut.
Parents, semoga ulasan ini bermanfaat.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Manfaat Tidur Tanpa Menyalakan Lampu
Bila Anak Sulit Tidur, Pahami Tahapan Dalam Tidur
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.