Alergi kedelai dan produk olahan kedelai merupakan hal yang biasa terjadi. Kondisi ini sering kali muncul pada bayi ketika mengonsumsi susu formula berbahan kedelai. Alergi kedelai umumnya bisa sembuh saat anak-anak, tetapi beberapa orang yang membawanya hingga dewasa.
Gatal-gatal di dalam atau di sekitar mulut menjadi tanda gejala alergi kedelai yang sering muncul. Dalam beberapa kasus, alergi terhadap makanan dapat menimbulkan gejala parah bahkan yang mengancam jiwa.
Jika memiliki alergi, satu-satunya cara adalah dengan menghindari produk-produk yang mengandung kedelai, seperti roti, cokelat, sereal, maupun susu.
Artikel Terkait: 3 Langkah Penting Untuk Mencegah Alergi pada Anak
Penyebab, Gejala, dan Penanganan Alergi Kedelai
Kedelai mengandung banyak protein, karbohidrat, zat besi, hingga serat. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan isoflavon, vitamin C, vitamin B1, magnesium, folat, selenium, zinc, serta lemak baik omega-3 dan omega-6.
Berkat nutrisinya yang melimpah, kedelai dikenal sebagai salah satu makanan bergizi. Bahkan dijadikan sebagai pengganti susu sapi yang mengalami alergi.
Akan tetapi, kedelai juga dapat menyebabkan alergi dengan beberapa gejala seperti gatal-gatal hingga yang menyerang sistem pernapasan. Berikut penjelasannya seperti melansir dari Mayo Clinic.
Penyebab Alergi Kedelai
Alergi merupakan reaksi kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, seperti makanan. Saat seseorang alergi terhadap kedelai, sistem kekebalan akan mengidentifikasi protein kedelai tertentu sebagai benda berbahaya. Tubuh kemudian terpicu untuk produksi antibodi imunoglobulin E (IgE) terhadap protein kedelai (alergen).
Saat seseorang yang alergi mengonsumsi kedelai, antibodi IgE ini mengenalinya dan memberi sinyal pada sistem kekebalan untuk melepaskan histamin dan zat kimia lain ke darah.
Histamin dan bahan kimia itulah yang menyebabkan berbagai tanda dan gejala alergi. Sebab, tugas histamin adalah bertanggung jawab atas sebagian besar respons alergi, termasuk pilek, mata gatal, tenggorokan kering, ruam dan gatal-gatal, mual, diare, kesulitan bernapas, dan syok anafilaksis (syok karena alergi berat).
Faktor Risiko
Seseorang dapat memiliki risiko alergi kedelai lebih tinggi dari pada orang lain. Beberapa faktor risiko yang memengaruhinya antara lain:
- Faktor Keturunan
Seseorang dengan sejarah keluarga yang memiliki alergi makanan berisiko alergi kedelai. Terutama jika ada yang memiliki alergi, seperti demam, asma, gatal-gatal atau eksim.
- Usia
Alergi kedelai lebih sering terjadi pada anak-anak terutama balita dan bayi. Beberapa anak alergi terhadap susu dan kacang-kacangan. Alergi dapat hilang setelah dewasa, tetapi ada juga yang tetap ada.
- Alergi Makanan Lain
Seseorang dengan riwayat alergi makanan tertentu berpotensi juga sensitif terhadap kedelai. Dalam beberapa kasus, seseorang yang alergi gandum dan kacang-kacangan juga menunjukan reaksi alergi terhadap kedelai.
Artikel Terkait: Mengenal 3 Jenis Tes Alergi Kulit dan Efek Samping yang Bisa Terjadi
Gejala yang Perlu Diperhatikan
Reaksi alergi terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman. Bahkan gejala yang muncul bisa parah dan mengancam jiwa. Gejala tersebut dapat muncul hanya dalam beberapa menit atau jam setelah mengonsumsi makanan mengandung kedelai.
Gejala alergi setelah mengonsumsi dapat meliputi:
- Gatal di area mulut bagian dalam dan luar
- Gatal dan kulit bersisik (eksim)
- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
- Hidung meler atau kesulitan bernapas
- Sakit perut, diare, mual atau muntah
- Kulit kemerahan (flushing)
- Reaksi alergi yang parah (anafilaksis) tetapi jarang terjadi pada alergi kedelai.
Tanda-tanda seseorang mengalami anafilaksis dengan gejala yang ekstrem, meliputi:
- Kesulitan bernapas, yang disebabkan oleh pembengkakan tenggorokan
- Syok, dengan penurunan tekanan darah yang parah
- Denyut nadi cepat
- Pusing, sakit kepala ringan atau kehilangan kesadaran
Segera menuju rumah sakit jika gejala yang muncul tidak kunjung membaik agar dapat ditangani oleh dokter. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan hal yang lebih serius, seperti kematian.
Penanganan Alergi Kedelai
Jika hawatir memiliki alergi, cara yang terbaik untuk dilakukan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan mendiagnosis berdasarkan gejala yang muncul. Terutama seberapa sering gejala muncul setelah mengkonsumsi kedelai.
Saat pemeriksaan dokter akan menanyakan gejala apa saja yang muncul makanan apa saja yang dimakan sebelumnya kapan gejala tersebut terjadi di dan berapa lama berlangsung. Dokter juga akan menanyakan riwayat alergi dalam keluarga karena kemungkinan bisa diturunkan.
Apabila pemeriksaan oleh dokter menunjukkan hasil positif alergi terhadap makanan tertentu, dokter terkadang akan memberikan obat antihistamin yang fungsinya meringankan gejala alergi yang muncul. Jadi sama sekali bukan untuk mengobati alergi.
Beberapa obat antihistamin juga bisa dibeli ke apotek, seperti diphenydramine, cetirizine, dan loratadine. Bila suatu saat tidak sengaja memakan kedelai, segera minum obat ini untuk mengurangi gejalanya. Tanyakan dosis yang sesuai kepada apoteker yang bertugas. Bila gejala semakin parah segera meminta pertolongan medis.
Artikel Terkait: Perjuangan bayi 9 bulan punya 50 jenis alergi yang mengancam nyawanya
Mencegah Alergi Kedelai
Tidak ada cara untuk mencegahnya. Satu-satunya cara adalah dengan menghindari produk-produk yang mengandung alergen tersebut. Baca label makanan dengan cermat. Sebab, ada produk-produk tertentu bahkan tidak disangka mengandung kedelai.
Kedelai kerap ditambahkan dalam beberapa produk makanan seperti tuna kalengan, daging awetan, makanan yang dipanggang, biskuit selai kacang, hingga susu.
Makanan yang mengandung minyak kedelai terkadang tidak menimbulkan reaksi. Namun, bagi orang yang sangat sensitif mungkin dapat bergejala. Waspadai juga makanan yang mengandung lesitin kedelai.
Kedelai terkadang tidak tercantum dengan kata kedelai, terkadang ada penggunaan istilah-istilah tertentu yang patut dicurigai sebagai bahan tambahan makanan yang mengandung kedelai. Beberapa di antaranya:
- Protein nabati terhidrolisis (HVP)
- Protein nabati terhidrolisis
- Monodigliserida
- Protein nabati bertekstur (TVP)
- Monosodium glutamat (MSG)
- Penyedap rasa buatan
- Penyedap rasa alami
Itulah penjelasan terperinci terkait alergi kedelai. Waspadai bila si kecil menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi kedelai. Reaksi alergi bisa berbahaya bagi anak-anak terlebih bila gejala yang muncul ternyata parah.
Baca Juga:
Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!