Sosok transpuan bernama Alegra Wolter kini tengah menjadi perhatian publik. Bukan karena berita berbau sensasi tentunya, melainkan karena figurnya yang menginspirasi.
Penasaran, siapa dia dan seperti apa kisahnya?
5 Fakta Alegra Wolter, Dokter Transpuan Pertama di Indonesia
Inilah beberapa fakta dan kisah perjuangan seorang Alegra Wolter.
1. Terlahir sebagai Anak Laki-laki
Instagram Alegra Wolter
Alegra Wolter terlahir dengan jenis kelamin laki-laki. Namun sejak kecil, ia memiliki pembawaan feminin yang secara alamiah muncul begitu saja.
Dalam suatu momen liburan keluarga saat dirinya masih berusia sekitar 4 tahun, Alegra mengunjugi sebuah taman. Ketika mendapati bunga liar tumbuh di sana, entah bagaimana, ia merasa buhwa bunga-bunga yang cantik itu menggambarkan dirinya.
“Itu bukan sesuatu yang bisa saya deskripsikan bahwa ‘oh, saya adalah seorang transgender’, tetapi ada perasaan bahwa saya berbeda,” kenang Alegra, dikutip dari BBC Indonesia.
Pembawaan Alegra yang dipandang berbeda dari anak laki-laki kebanyakan nyatanya dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan salah oleh lingkungan sekitarnya. Ia pun kerap menerima perundungan dari teman-teman sebayanya.
Artikel terkait: Kasus Transgender, Takdir atau Pilihan?
2. Pernah Depresi dan Membenci Diri Sendiri
Instagram Alegra Wolter
Jelas bukan hal mudah bagi Alegra Wolter saat dirinya merasa seolah ‘terperangkap’ dalam tubuh seorang anak laki-laki. Perasaan tersebut bahkan sempat membuatnya depresi hingga ia dibawa menemui psikolog dan psikiater.
Alegra pun pernah menerima suntikan hormon testosteron dari dokter. Alih-alih membuatnya merasa lebih baik, terapi tersebut justru membuat dirinya depresi lebih dalam.
Hal yang ia alami sepanjang masa kanak-kanak hingga remaja pada akhirnya membuat Alegra trauma. Ia pun menganggap sifatnya yang lebih feminin adalah sesuatu yang buruk. Ia membenci dirinya sendiri dan berdoa agar tuhan menghilangkan sifat feminin tersebut.
3. Mengalami Gender Dysphoria
Instagram Alegra Wolter
Oleh masyarakat awam, hal yang dialami Alegra memang masih sulit dipahami dan diterima. Anak-anak dengan ekspresi gender yang berbeda dari jenis kelamin yang dimilikinya kerap dianggap orang yang ‘menyimpang’.
Dalam ilmu kedokteran, kondisi mental yang dihadapi Alegra dikenal juga dengan istilah gender dysphoria. Apa itu?
Menurut American Psychiatric Association, gender dysphoria atau disforia gender adalah tekanan psikologis yang dihasilkan dari ketidaksesuaian antara jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir dan identitas gendernya. Kondisi ini sering dimulai pada masa kanak-kanak.
Seiring berjalannya waktu, Alegra mulai memahami bahwa dirinya mengalami disforia gender. Namun, ia masih terus mengubur perasaannya yang justru membuat kondisi memtalnya semakin memburuk.
4. Memutuskan untuk Bertrasisi
Instagram Alegra Wolter
Segala pengalaman pahit yang pernah ia lalui membuat Alegra Wolter bercita-cita menjadi seorang dokter. Ia merasa, dengan profesi tersebut ia bisa membantu lebih banyak orang.
Sempat mengubur identitas gendernya, masa perkuliahan di fakultas kedokteran menjadi titik balik bagi seorang Alegra. Suatu hari, salah seorang dosen meminta para mahasiswa untuk tidak merundung seseorang dengan identitas gender berbeda.
Pertemuan dengan dosen tersebut rupanya membuat keinginannya untuk bertransisi menguat. Hanya saja, ia sempat kesulitan menemukan pelayanan medis yang bisa mengakomodasi kebutuhannya.
Artikel terkait: 6 Fakta Seputar Pansexual, Ketertarikan Seksual pada Seluruh Jenis Kelamin
5. Alegra Wolter Menjadi Dokter yang Lebih Berempati
Instagram Alegra Wolter
Alegra Wolter adalah dokter transpuan pertama yang terbuka dengan identitas gendernya. Namun bagaimana pun, sepanjang masa kuliah ia merasa lingkungan pendidikannya juga masih kebingungan menghadapi seorang transgender.
“Kadang saya merasa banyak teman-teman di pendidikan tinggi yang enggak tahu bagaimana menghadapi saya,” kata Alegra.
Misalnya, ia pernah mendapat teguran terkait pakaian yang ia kenakan.
“Itu karena mereka belum pernah lihat ada transgender yang sampai ke pendidikan dokter,” ujarnya.
Alegra sendiri sempat khawatir dan takut jika identitas gendernya akan menghambat karirnya. Tetapi nyatanya, ia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa lulus dan diterima bekerja.
Alegra kini berpraktik sebagai dokter umum di salah satu klinik di Jakarta. Ia juga bekerja di sebuah start up bidang kedokteran. Di sela-sela kesibukannya bekerja, ia masih meluangkan waktu menjadi relawan di komunitas-komunitas LGBT.
“Saya merasakan posisi sebagai pasien dan itu tidak enak, ya, sehingga saya menyadari pentingnya memperlakukan orang lain dengan respect and dignity,” tutur Alegra.
Parents, itulah kisah Alegra Wolter, dokter transpuan pertama di Indonesia yang terbuka dengan identitas gendernya.
****
Baca juga:
Mantapkan Diri Jadi Perempuan, Ini Arti Nama Baru Oscar Lawalata
Aneh Tapi Nyata, Ini Cerita Evan Lelaki Transgender yang Melahirkan Seorang Bayi
Wajarkah Bila Anak Laki-Laki Suka Main Boneka?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.