Masalah gastrointestinal seperti sembelit dan diare sangat umum terjadi pada anak dengan autisme. Selain itu, racun yang terakumulasi dalam usus dan pertumbuhan bakteri juga bisa memengaruhi perkembangan otaknya. Karenanya, ada pantangan makanan anak autis yang perlu diperhatikan untuk membantu memperbaiki gejalanya.
Pantangan makanan anak autis yang perlu Anda ketahui
Berikut 5 makanan utama yang harus dihindari anak-anak dengan autisme.
-
Makanan kaya kasein
Menurut Autism Speaks, orang-orang dengan autisme mencerna kasein berbeda dengan mereka yang tidak memiliki kondisi ini. Perbedaan itu mengakibatkan gejala umum, seperti komunikasi dan keterampilan sosial yang buruk.
Secara khusus, kasein bereaksi dengan asam pada usus untuk membentuk zat kimia yang menyebabkan beberapa masalah setelah mencapai sistem saraf. Seperti kabut otak, kesulitan fokus dan menjadi mati rasa terhadap rasa sakit.
Menurut Amen Clinics, orang-orang dengan autisme yang menghindari produk susu dalam makanan mereka menunjukkan kemajuan. Hal ini terlihat dari mereka lebih banyak berbicara, hiperaktivitas mereka berkurang, dan masalah usus teratasi.
Kasein adalah protein umum yang ditemukan dalam beberapa produk makanan dan minuman susu, termasuk semua jenis keju, yogurt, serta susu hewan seperti susu sapi dan kambing.
Konsultasikan dengan medis seberapa banyak kasein menjadi pantangan makanan anak autis karena jika kekurangan kasein dapat menyebabkan kekurangan nutrisi seperti kalsium dan vitamin C.
-
Makanan berbahan kedelai
Talk About Curing Autism (TACA) yang merupakan lembaga dukungan untuk autisme menunjukkan bahwa kedelai harus dilarang dalam makanan anak-anak dengan autisme. Hal ini karena kedelai bisa diproses dengan modifikasi genetika atau menjadi alergen makanan.
Jadi, Parents harus membaca semua label makanan dengan teliti untuk membatasi asupan kedelai pada anak dengan autisme.
Meskipun belum ada penelitian yang kuat menegaskan bahwa membatasi asupan kedelai mengurangi gejala autisme, orangtua yang membatasi asupan kedelai, gluten, dan kasein terbukti melihat gejala yang membaik pada anak-anak mereka.
Bahan kacang kedelai bisa ditemukan pada beberapa produk makanan, seperti kecap, edamame, tahu, tempe, dan lainnya.
-
Makanan mengandung gluten
Gluten disebut dapat memicu proses peradangan ketika dimakan, dan tubuh manusia juga merespon gluten dengan membuat antibodi khusus yang menyebabkan otak bisa meradang.
Gluten bisa merusak bagian otak kecil. Studi pencitraan dari Amen Clinics menunjukkan bahwa orang-orang dengan autisme fungsi otak kecilnya berkurang, dan sering diperburuk oleh gluten.
Gluten banyak ditemukan pada gandum. Namun seperti biasa, konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter sebelum menerapkan pola makan anti gluten, karena gluten juga mengandung nutrisi penting lainnya
-
Makanan dengan ragi
Makanan yang mengandung ragi dapat memicu penyebaran bakteri berbahaya dalam usus. Salah satu pemicu makanan yang mengandung ragi adalah gula.
Kandungan ragi meningkatkan kemungkinan peradangan, mempertinggi regenerasi sel otak yang tidak teratur, dan dapat menyebabkan kecanduan.
Sebagai gantinya, Amen Clinic menyarankan orangtua untuk mengganti gula dengan protein tanpa lemak. Hal ini dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi gerak impulsif.
Makanan mengandung ragi yang harus diwaspadai adalah gula buatan atau alami dalam buah-buahan, seperti anggur atau buah plum, roti, cuka, keju, karbohidrat olahan, kentang, dan gluten.
-
Bahan-bahan kimia
Membatasi bahan kimia dan pengawet pada makanan memang paling baik. Khususnya, makanan dengan pewarna buatan harus dihindari.
Banyak makanan kita di zaman sekarang ini memang diproses dengan bahan kimia sehingga sulit dihindari. Tetapi, Parents harus membatasi produk makanan yang mengandung bahan kimia buatan, seperti junk food dan minuman kemasan.
Secara khusus, beberapa “racun” yang dimaksud adalah makanan yang mengandung bahan aditif, pengawet, MSG, pestisida dan residunya, pewarna buatan, perasa buatan, dan pemanis buatan. Makanan-makanan tersebut menjadi pantangan makanan anak autis.
Setelah mengetahui pantangan makanan anak autis, apa yang harus diberikan pada anak dengan autisme?
Karena anak-anak dengan autisme umumnya mengalami peradangan usus, Anda harus menghindari makanan yang dapat memicu atau memperburuk kondisinya.
Jacqueline Sylvestri Banks, seorang konselor kesehatan holistik bersertifikat, merekomendasikan para orangtua untuk memberi anak-anak mereka makanan yang membantu proses anti-inflamasi di usus.
Kandungan itu dapat ditemukan pada asam lemak omega-3 dalam minyak ikan, terutama ikan berlemak, seperti salmon, walnut, pro dan pre-biotik.
Makanan yang difermentasi ini tidak hanya membantu mengurangi peradangan di usus, tetapi juga membantu penyebaran bakteri usus yang baik. Mereka dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti yogurt non-dairy, minyak ikan cod terfermentasi, dan sayuran.
Selain itu, ada juga makanan pre-biotik yang mengandung serat mudah larut yang sehat, seperti pisang, asparagus, kacang dan polong-polongan, bawang putih, dan daun bawang. Makanan yang mengandung asam butirat juga bisa membantu menjaga usus yang sehat.
Itulah beberapa pantangan makanan anak autis dan makanan yang direkomendasikan bagi anak dengan autisme.
Ingin tahu lebih banyak tentang autisme, berikut ini tanda-tanda awal autisme pada anak.
Ini adalah daftar tanda-tanda awal autisme pada anak-anak, yang sering terlihat pada bayi enam sampai 18 bulan:
- terlalu asyik dengan objek
- tidak merespon panggilan
- tidak bereaksi ketika nama mereka dipanggil
- kurang kontak mata
- kesal jika rutinitas yang biasa mereka lakukan terganggu
- tidak mengoceh
- tidak dapat memperhatikan sesuatu ketika diminta oleh orang lain (seperti dengan melihat atau menunjuk pada objek yang menarik)
- melakukan hal-hal berulang-ulang, seperti goyang atau lengan mengepak
- tidak memiliki ekspresi positif pada usia enam bulan atau sesudahnya
- kurangnya, atau tidak adanya sama sekali pembagian suara atau ekspresi wajah orang lain pada usia sembilan bulan
- tidak memiliki tindakan seperti menunjuk, menunjukkan, mencapai atau melambaikan tangan selama 12 bulan
- tidak belajar kata apa pun di usia 16 bulan
- tidak mmapu menirukan atau menyatakan ulang apa yang dikatakan orang lain
- tidak bermain dengan mainan secara normal, hanya konsentrasi pada bagian-bagiannya daripada memainkannya secara keseluruhan.
Apa yang bisa dilakukan saat mendeteksi anak mengalami autisme?
Parents, jika Anda berpikir bahwa anak-anak tidak berkembang secara normal sebagaimana mestinya, atau telah kehilangan atau melewati banyak fase perkembangan, segeralah hubungi dokter anak untuk memeriksanya.
Mengetahui ciri anak autis sejak dini penting didapatkan agar anak Anda bisa mendapatkan bentuk dukungan terbaik untuk membantu tumbuh kembangknya secara maksimal.
Baca juga:
Autisme, Benarkah dapat Disembuhkan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.