Mengenal Agenesis Gigi, Salah Satu Penyebab Gigi Anak Tidak Tumbuh

Agenesis gigi merupakan kondisi ketika tidak adanya benih gigi di dalam tulang rahang seseorang. Berikut penjelasan lengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Istilah agenesis gigi mungkin masih kurang familiar di telingaKondisi ini memang jarang terjadi dan tidak sepopuler permasalahan gigi lain seperti karies gigi. Namun, meskipun sangat jarang, agenesis sering kali tidak disadari oleh banyak orang, lo. 

Pada Selasa (4/1), theAsianparent Indonesia mengadakan sesi Instagram Live Bertajuk 'Kenali Agenesis Gigi yang Sebabkan Gigi Anak Tidak Tumbuh' bersama drg. Eka Sabaty Shofiyah, Sp. KGA. dari Audy Dental Bogor. Selaras dengan tema, di sana dibahas tentang apa itu Agenesis Gigi yang menjadi salah satu penyebab gigi anak tidak tumbuh. 

Lebih lanjut mengenai kondisi ini, yuk langsung simak saja rangkuman pembahasan selengkapnya sebagai berikut!

Artikel terkait: Kapankah Gigi-Gigi Susu Tanggal?

Apa Itu Agenesis Gigi?

Menurut dokter Eka, agenesis merupakan kondisi ketika tidak adanya benih gigi di dalam tulang rahang seseorang. Proses tumbuh gigi biasanya terjadi ketika benih gigi sudah ada di dalam tulang rahang. Kemudian, ketika sudah waktunya, gigi pun akan keluar. 

"Dalam kondisi ini, benih gigi atau calon-calon gigi tidak ada di dalam tulang rahang," bahas Eka dalam siaran langsung di Instagram theAsianparent Indonesia. 

Lebih lanjut, Eka juga menjelaskan bahwa kondisi ini bisa dialami oleh gigi susu dan gigi dewasa. Meski demikian, secara statistik, dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, kasus terjadinya pada gigi susu bisa dibilang kecil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Kondisi agenesis bisa terjadi pada gigi susu dan gigi dewasa. Namun secara statistik, dari penelitian-penelitian yang sudah ada, terjadinya agenesis pada gigi susu itu kecil banget, sebanyak di bawah 1 persen," jelasnya.

Namun, apabila tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami ompong. Meski demikian, ia menekankan bahwa tidak semua ompong disebabkan oleh agenesis.

"Agenesis bisa menyebabkan ompong, tetapi tidak semua ompong merupakan agenesis. Bisa jadi, ompong disebabkan oleh kondisi kesehatan lain," terangnya.

Secara umum, kondisi ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan. Pengelompokan ini berdasarkan jumlah gigi yang tidak tumbuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apabila gigi yang tidak tumbuh berjumlah satu hingga 6 gigi, kondisi ini disebut sebagai hepodonsia. Sementara itu, jika jumlah gigi yang tidak tumbuh ada lebih dari 6 gigi, kondisi ini disebut oligodonsia. Apabila gigi tidak tumbuh sepenuhnya, kondisi ini disebut anodonsia.

Artikel terkait: 3 Kondisi yang Menyebabkan Gigi Susu Perlu Dicabut

Berbagai Faktor Penyebab

Lebih lanjut, Eka juga menjelaskan beberapa penyebab seseorang mengalami agenesis. Secara umum, penyebab agenesis dapat dibagi menjadi dua, yakni sindromik dan nonsindromik.

Agenesis yang disebabkan oleh faktor sindromik terjadi pada pasien yang memiliki kondisi tertentu sehingga tidak ada benih gigi, seperti down syndrome dan bibir sumbing.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, penyebab yang kedua adalah nonsindromik. Agenesis pada gigi terjadi karena adanya gen atau keturunan dalam riwayat keluarga pasien. Meski demikian, dokter sampai saat ini belum mengetahui apa yang memicu hal tersebut.

"Secara umum, anak sehat, tidak ada tanda-tanda mengidap sindrom tertentu, tapi memiliki agenesis. Kondisi ini disebabkan oleh gen atau keturunan dan penyebab yang tidak diketahui," jelas Eka. 

Eka juga menjelaskan, bahwa secara statistik, kasus agenesis gigi lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada laki-laki.

Artikel terkait: 8 Fakta dan Mitos Kesehatan Gigi, Jangan Sampai Keliru

Tanda-tanda

Mengenai tanda-tanda agenesis gigi, Eka menjelaskan bahwa biasanya kasus kondisi ini diketahui setelah pasien memeriksakan gigi ke dokter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, dokter akan melakukan rontgen untuk memastikan bahwa pasien tersebut mengalami salah satu kondisi yang menyebabkan gigi seseorang ompong tersebut. Namun, ketika sudah terjadi, orang yang mengalami agenesis biasanya terlihat ada jarak yang besar di antara gigi permanen.

Sebagai orang tua, kita juga perlu memahami perkembangan gigi anak agar bisa menjadi salah satu upaya pencegahan kondisi ini. 

Umumnya, perkembangan gigi anak sudah dimulai di masa kehamilan trimester kedua dan akan terus muncul perlahan seiring pertumbuhan bayi setelah lahir. Normalnya, diperkirakan gigi tumbuh di antara usia 2 hingga 3 tahun. Sementara gigi permanen biasanya muncul mulai usia 6 hingga 14 tahun. 

Apabila gigi belum muncul di usia seharusnya, maka dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. Tak hanya mencegah agenesis, memeriksakan gigi akan ke dokter secara rutin juga bisa menjadi sarana untuk mencegah kondisi kesehatan gigi lainnya. 

Demikian penjelasan mengenai agenesis. Secara umum, untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kondisi ini atau tidak, ia harus memeriksakan diri ke dokter agar mendapat pemeriksaan yang menyeluruh. Dengan demikian, dokter akan memberikan rekomendasi penanganan yang tepat, seperti pemasangan behel atau pemasangan gigi palsu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/abses-gigi

id.theasianparent.com/kerusakan-gigi-anak-rasa-bersalah-pada-orangtua

id.theasianparent.com/gigi-renggang