X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Banyak dialami, ini 5 penyebab gigi renggang pada anak

Bacaan 4 menit
Banyak dialami, ini 5 penyebab gigi renggang pada anak

Cek berbagai gejala dan cara penanganannya berikut ini ya!

Kesehatan gigi tentu saja ikut memiliki peran penting dalam tumbuh kembang si kecil. Seperti aspek tumbuh kembang lainnya, pertumbuhan gigi anak bisa berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Misalnya, kondisi gigi renggang pada anak.

Pada kondisi ini, gigi anak tumbuh secara renggang atau memiliki jarak antara satu gigi dengan gigi lainnya. Beberapa orangtua mengkhawatirkan kondisi buah hatinya ini bisa berlangsung menetap dan mengganggu, bahkan dikhawatirkan membahayakan.

Namun apakah benar berbahaya?

Normalkah gigi anak renggang?

Gigi renggang

Gigi renggang

Secara umum, kondisi gigi renggang ini sebenarnya tidak berbahaya. Dalam istilah medis, gigi anak yang renggang disebut juga dengan Diastema.

Bila buah hati mengalaminya, ia tidak sendiri. Sebanyak 70% gigi susu anak ternyata tumbuh renggang, hanya 30% saja tidak tumbuh renggang, menurut European Journal of Paediatric Dentistry.

Pada anak, ini banyak terjadi pada 2 gigi susu bagian depan. Justru, Diastema ini penting bagi pertumbuhan gigi anak kelak. Celah yang terjadi merupakan mekanisme untuk mempersiapkan ruang untuk gigi tetap atau gigi permanen anak tumbuh.

Nah, bila gigi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh, biasanya kondisi gigi akan tumbuh lebih berjejal atau menumpuk.

Penyebab gigi renggang

Gigi renggang sebenarnya bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, baik sementara maupun permanen. Pada kasus yang dialami anak, hal ini ditengarai oleh beberapa penyebab yang sebagian besar tidak berdampak serius pada kesehatannya.

Gigi renggang

Gigi renggang

1. Bentuk gigi

Pada beberapa anak, kondisi diastema ini ada kaitannya dengan ukuran gigi dan ukuran tulang rahang. Bila ukuran gigi anak terlalu kecil untuk tulang rahangnya, celah antara gigi bisa terbentuk.

Kondisi ini murni disebabkan karena faktor genetik, ya, Parents. Tenang saja, tidak membahayakan si kecil kok.

2. Jaringan gusi berlebih

Selain bentuk gigi, faktor bawaan lain yang bisa menjadi penyebabnya ialah adanya jaringan berlebih pada gusi. Jaringan ini bisa membatasi garis gusi dan dua gigi depan.

Pertumbuhan jaringan ini busa membuat adanya celah di antara gigi dan tidak membahayakan.

3. Kebiasaan menghisap jempol

Di samping faktor genetik, faktor kebiasaan tertentu juga menjadi pemicu diastema.  Salah satunya. akibat sering mengisap jempol,

Anak-anak yang sering mengisap jempol akan membuat celah antara gigi terbentuk. Hal ini disebabkan karena gerakan menghisap memberi tekanan pada gigi depan, sehingga gigi tertarik menarik ke depan.

4. Refleks menelan yang salah

Pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, diastema juga dapat terjadi karena kebiasaan lainnya. Kondisi ini dapat bermula dari seringnya melakukan refleks menelan yang salah.

Ketika biasanya lidah berada di atap mulut saat menelan, namun lidah bisa saja mendorong gigi ke depan karena refleks dan kebiasaan. Seperti penyebab lain, refleks jenis ini tidak membahayakan.

5. Penyakit gusi

Gangguan pada gusi berupa penyakit bisa menjadi salah satu penyebab lainnya. Diastema dapat terjadi karena adanya infeksi yang terjadi dalam gusi.

Peradangan bisa merusak gusi dan jaringan yang menopang gigi. Hal ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan gigi atau mengalami adanya celah di antara gigi.

Cerita mitra kami
Parents Perlu Tahu! Ini 8 Serba Serbi Pekan Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022
Parents Perlu Tahu! Ini 8 Serba Serbi Pekan Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Jangan Tunggu Gigi Si Kecil Berlubang, Ini Cara Menyenangkan Merawat Gigi
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Tidak Sebabkan Batuk Pilek, Ini 4 Manfaat Makan Es Krim untuk Keluarga
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya
Bahaya Karang Gigi yang Tidak Dibersihkan, Ini 5 Cara Mencegahnya

Beberapa gejala yang sebaiknya diperhatikan ialah gusi memerah dan bengkak, gigi tanggal, dan gusi berdarah.

Perawatan gigi renggang

Gigi renggang

Gigi renggang

Perlu atau tidaknya perawatan tentu disesuaikan juga dengan penyebab kondisi ini pada anak. Bila si kecil mengalami kondisi inti tanpa adanya gangguan atau penyakit pada gusi, biasanya tak diperlukan penanganan lebih intensif.

Namun biasanya untuk keperluan estetika beberapa orangtua mengonsultasikan anaknya untuk menggunakan kawat gigi. Mengenakan behl atau kawat gigi ini umum dilakukan untuk memperbaiki Diastema.

Ada juga perawatan lain berupa veneer yang menggunakan komposit gigi untuk menutupi celah. Prosedur ini juga bisa digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang retak maupun terkelupas.

Di sisi lain, jika gusi mengalami gangguan atau masalah yang menyebabkan adanya celah, pembedahan bisa dilakukan. Pengangkatan jaringan akan dilakukan bila dirasa diperlukan.

Selain itu bila Diastema disebabkan oleh infeksi pada gusi, biasanya dokter akan melakukan penanganan dan perawatan untuk menyembuhkan infeksi terlebih dahulu. Penyakit gusi yang parah pun bisa saja memerlukan pembedahan untuk mengangkat karang gigi yang telah menumpuk jauh di dalam gusi.

Saat hendak melakukan perawatan di atas, pastikan Parents berkonsultasi dan ditangani langsung oleh dokter spesialis gigi ya. Salah penanganan kondisi ini bisa berakibat fatal sehingga perlu Kejati-hatian dan ditangani ahli.

Sumber :Healthline,klikdokter

Baca Juga :

Jangan biarkan gigi anak gigis dan menghitam! Atasi dengan 6 tips ini

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Anisyah Kusumawati

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Kesehatan
  • /
  • Banyak dialami, ini 5 penyebab gigi renggang pada anak
Bagikan:
  • Ketahui Tanda-Tanda Abses Gigi pada Anak, Termasuk Penyebab dan Cara Mengobatinya

    Ketahui Tanda-Tanda Abses Gigi pada Anak, Termasuk Penyebab dan Cara Mengobatinya

  • Kandungan fluoride pada pasta gigi anak, bisakah mencegah kerusakan gigi?

    Kandungan fluoride pada pasta gigi anak, bisakah mencegah kerusakan gigi?

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • Jadi Ayah Sambung, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih dengan Anak Tirinya

    Jadi Ayah Sambung, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih dengan Anak Tirinya

app info
get app banner
  • Ketahui Tanda-Tanda Abses Gigi pada Anak, Termasuk Penyebab dan Cara Mengobatinya

    Ketahui Tanda-Tanda Abses Gigi pada Anak, Termasuk Penyebab dan Cara Mengobatinya

  • Kandungan fluoride pada pasta gigi anak, bisakah mencegah kerusakan gigi?

    Kandungan fluoride pada pasta gigi anak, bisakah mencegah kerusakan gigi?

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • Jadi Ayah Sambung, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih dengan Anak Tirinya

    Jadi Ayah Sambung, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih dengan Anak Tirinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.