Acute Respiratory Distress Syndrome merupakan gangguan pernapasan akut. Ini merupakan kelainan paru berat yang menyebabkan sesak napas hingga kesulitan bernapas. Penyebabnya sendiri dikarenakan menumpuknya cairan di dalam alveolus, yakni kantong-kantong udara di dalam paru.
Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan medis sehingga orang dengan ARDS perlu segera mendapatkan perawatan yang intensif.
Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome
ARDS disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kapiler (kecil) paru sehingga terjadi kebocoran pada kantong udara (alveolus). Akibatnya, cairan menumpuk di dalamnya sehingga pertukaran udara sulit terjadi.
Alhasil, kadar oksigen dalam aliran darah akan menurun. Sebaliknya, kadar karbondioksida akan meningkat di dalam darah. Sebagai konsekuensi dari pasokan oksigen yang berkurang, fungsi organ-organ penting seperti otak, jantung, ginjal, dan hati dapat terhenti.
Beberapa kondisi yang dapat memicu ARDS, antara lain sepsis, pneumonia berat, menghirup zat berbahaya, cedera kepala atau dada, pankreatitis, dan infeksi COVID-19. Risiko ARDS umumnya lebih besar pada individu yang berusia lebih dari 65 tahun, perokok aktif, peminum alkohol, dan mengalami masalah kesehatan tertentu (seperti penyakit paru kronis, kelainan genetik, atau obesitas).
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala Acute respiratory distress syndrome dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Namun secara umum, ARDS ditandai dengan gejala berikut:
- Sesak napas hebat
- Sulit bernapas
- Detak jantung cepat
- Tekanan darah rendah
- Kebingungan dan kelelahan
- Kuku dan bibir membiru
Bila mengalami gejala di atas, sebaiknya segera ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Komplikasi yang Bisa Muncul
Pada beberapa kasus, Acute respiratory distress syndrome atau ARDS dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan nyawa, seperti:
- Kegagalan organ
- Hipertensi pulmonal
- Pembekuan darah, terutama di vena dalam tungkai bawah
- Pneumotoraks, yaitu kondisi paru-paru yang mengempis akibat tekanan udara
- Jaringan parut (fibrosis paru)
- Gangguan pernapasan
- Gangguan mental seperti depresi
- Masalah dengan memori dan daya berpikir
- Kelelahan dan kelemahan otot
Diagnosis ARDS
Untuk mendiagnosis ARDS, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan kadar oksigen. Beberapa pemeriksaan berikut juga dapat dilakukan untuk mengonfirmasi adanya ARDS:
- Pemeriksaan radiologi seperti rontgen dada dan CT scan. Pemeriksaan ini dapat mengetahui kondisi paru-paru dan melihat seberapa banyak cairan di dalamnya. Termasuk, memeriksa apakah jantung membesar akibat penumpukan cairan di dalam paru. Pemeriksaan CT scan dapat membantu memberi gambaran jantung dan paru-paru secara lebih mendetil.
- Pemeriksaan darah seperti analisis gas darah. Darah diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah.
- Tes jantung meliputi ekokardiogram (USG jantung) dan elektrokardiogram (EKG). EKG jantung untuk melacak aktivitas listrik di jantung, sementara USG untuk memeriksa masalah pada struktur dan fungsi jantung Anda.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Pengobatan ARDS bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam darah. Sebab tanpa oksigen, organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Berikut adalah beberapa pengobatan untuk mengatasi ARDS:
1. Obat-obatan
Obat diberikan pada pasien ARDS untuk mencegah dan mengobati infeksi, menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, mencegah penggumpalan darah di kaki dan paru-paru, serta mengurangi refluks lambung.
2. Oksigen tambahan
Dokter akan memberikan oksigen tambahan pada kasus ARDS dengan gejala lebih ringan untuk penanganan awal. Oksigen diberikan melalui masker yang dipasang di hidung dan mulut atau tabung yang dimasukkan ke tenggorokan. Pilihan kedua adalah pemasangan ventilasi mekanis. Alat ini membantu memberikan oksigen tambahan dengan mendorong udara ke paru-paru dan memaksa cairan keluar dari kantong udara.
3. Pengelolaan cairan
Ini penting untuk memastikan tidak terlalu banyak atau sedikit cairan di dalam alveolus. Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, sementara terlalu sedikit cairan juga dapat mengganggu fungsi pompa jantung dan aliran darah ke organ-organ penting lainnya.
4. Rehabilitasi paru
Individu yang pulih dari ARDS memerlukan rehabilitasi paru untuk memperkuat sistem pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-paru. Rehabilitasi paru salah satunya dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup seperti tidak merokok, rutin berolahraga (minimal 30 menit sehari atau total 150 menit seminggu), serta vaksinasi rutin seperti influenza setiap tahun dan pneumonia setiap lima tahun.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.