Ketika seorang wanita melahirkan, dia mengalami berbagai macam emosi dan perubahan dalam tubuh, pikiran dan jiwanya. Ini bisa menjadi waktu yang luar biasa dan menggembirakan, tetapi juga merupakan pengalaman yang sangat menegangkan dan luar biasa. Karena itu ibu menangis saat melahirkan sangat umum terjadi.
Saat tubuh menyesuaikan diri setelah melahirkan, kadar hormon turun secara dramatis, sering kali mengakibatkan penurunan emosi atau “baby blues”. Meskipun hal ini sangat umum dan biasanya hilang dalam beberapa hari, penting untuk diperhatikan perbedaan antara baby blues dan depresi pascamelahirkan.
Ibu yang sering menangis setelah melahirkan, baik di hari maupun minggu setelahnya, harus memperhatikan emosi dan suasana hatinya. Dalam posting blog ini, kita akan mengeksplorasi gejala depresi pascapersalinan dan kapan harus mencari bantuan dari profesional medis.
Ibu Menangis saat Melahirkan dan Mudah Sedih setelah Bayi Lahir, Apakah Normal?
Setelah melahirkan, terjadi penurunan hormon kehamilan dengan cepat
Tidak jarang ibu menangis setelah melahirkan, karena penurunan hormon kehamilan yang cepat pada hari ke 3-10 pascapersalinan dapat menyebabkan respons emosional. Namun, jika tangisan ini terus berlanjut selama berminggu-minggu, itu bisa menjadi tanda depresi pascapersalinan dan ibu harus mencari pertolongan dari pakar.
Hal ini penting untuk diperhatikan, karena depresi pascapersalinan dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada kesejahteraan ibu
Ibu Sering Menangis setelah melahirkan adalah hal yang wajar
Merupakan fenomena umum bagi para ibu untuk mengalami keadaan emosi sementara seperti menangis setelah melahirkan.
Sebagian besar disebabkan oleh penurunan hormon kehamilan yang cepat, yang biasanya terjadi antara hari ke-3 dan ke-10 pascapersalinan. Namun, jika tangisan berlanjut selama berminggu-minggu, itu mungkin merupakan tanda depresi pascapersalinan, dan saran medis harus dicari.
Menjadi ibu adalah transisi kehidupan utama di mana seorang wanita mengalami serangkaian emosi, dan menangis adalah respons normal terhadap situasi baru. Namun, jika frekuensi dan intensitas tangisan terus berlanjut setelah hari ke 3-10 setelah melahirkan, hal itu mungkin merupakan gejala depresi pascapersalinan.
Dalam beberapa kasus, keadaan emosional ini dapat berlangsung selama beberapa minggu dan harus diperiksa oleh profesional kesehatan untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.
Waspadai Gejala depresi pascapersalinan
Ibu cenderung mengalami tangisan saat melahirkan karena penurunan hormon kehamilan yang cepat. Namun, jika ibu terus menangis selama berminggu-minggu setelah melahirkan, ini mungkin merupakan gejala depresi pascapersalinan.
Pada hari ke 3-10, ibu harus mewaspadai tanda-tanda depresi, seperti tangisan yang meningkat, kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan perubahan kebiasaan makan dan tidur. Jika salah satu dari gejala ini muncul, disarankan agar ibu berkonsultasi dengan dokter dan mencari pengobatan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Depresi pascapersalinan adalah jenis depresi yang bisa terjadi setelah melahirkan
Ibu menangis saat melahirkan merupakan fenomena umum yang terjadi akibat berkurangnya hormon kehamilan secara cepat. Namun, penting untuk dicatat bahwa jika tangisan terus berlanjut selama berminggu-minggu setelah melahirkan, itu mungkin merupakan tanda depresi pascapersalinan.
Depresi pascapersalinan adalah jenis depresi yang dapat terjadi setelah melahirkan dan ditandai dengan perasaan sedih, cemas, kehilangan minat, dan/atau sulit menjalin ikatan yang terus-menerus dengan bayi. Jika salah satu dari gejala ini bertahan lebih dari beberapa minggu setelah melahirkan, penting untuk mencari nasihat medis.
Gejala depresi pascamelahirkan antara lain sering menangis, merasa kewalahan, kurang minat beraktivitas dan perubahan kebiasaan makan atau tidur
Salah satu gejala depresi pascapersalinan yang paling umum adalah seringnya ibu menangis setelah melahirkan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan cepat hormon kehamilan yang terjadi antara hari ke-3 dan ke-10 setelah melahirkan.
Namun, jika ibu terus menangis selama berminggu-minggu setelah melahirkan, ini mungkin merupakan indikasi depresi pascapersalinan, dan ibu harus mencari pertolongan medis.
Gejala depresi pascapersalinan lainnya termasuk merasa kewalahan, kurang minat dalam aktivitas, dan perubahan kebiasaan makan atau tidur.
Jika gejala ini bertahan lebih dari beberapa minggu, penting untuk mencari pertolongan medis
Ibu yang menangis saat melahirkan merupakan hal yang biasa terjadi akibat turunnya hormon kehamilan secara cepat pada hari ke 3 sampai 10 pasca melahirkan. Namun, jika tangisan ini berlangsung lebih dari beberapa minggu, penting untuk mencari pertolongan medis, karena ini bisa menjadi gejala depresi.
Penting bagi para ibu untuk menjaga diri mereka sendiri dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan selama ini.
Tersedia pengobatan untuk depresi pascamelahirkan, dan diagnosis serta intervensi dini merupakan kunci keberhasilan pengelolaan kondisi tersebut
Penurunan hormon kehamilan secara tiba-tiba selama 3-10 hari setelah melahirkan dapat menyebabkan beberapa ibu menangis lebih sering dari biasanya. Ini adalah kejadian normal, tetapi jika tangisan terus berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, ini mungkin mengindikasikan depresi pascapersalinan.
Depresi pascapersalinan adalah kondisi medis serius yang memerlukan perawatan, dan diagnosis serta intervensi dini adalah kunci keberhasilan pengelolaan kondisi tersebut. Ibu yang mengalami gejala depresi pascapersalinan harus mencari pertolongan medis untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang diperlukan.
Kesimpulannya, wajar jika ibu merasa kewalahan dan menangis setelah melahirkan akibat penurunan hormon kehamilan yang cepat. Namun, jika kebiasaan ini berlanjut selama berminggu-minggu, itu bisa menjadi indikasi depresi dan penting untuk mencari bantuan profesional.
Penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian dalam hal ini dan ada sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi perubahan dan emosi pascapersalinan.
Baca juga:
Penelitian: Ayah juga bisa depresi pasca istri melahirkan
Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini
Penelitian: Bius Epidural Dapat Mengurangi Depresi Pasca Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.