Orangtua sering khawatir ketika anak-anak mengalami fase berjalan jinjit, karena diyakini secara luas bahwa hal tersebut merupakan tanda gangguan perkembangan, bahkan autisme. Lalu, apakah benar mitos anak jalan jinjit tersebut?
Parents, benar bahwa kelainan seperti itu bisa terjadi diawali dari perilaku ini. Namun, penting untuk dipahami bahwa beberapa tingkat berjalan berjinjit normal untuk anak-anak hingga usia 5 tahun.
Pada artikel ini, TheAsianparent akan mitos tentang mitos berjalan berjinjit dan ulasan yang mendukung fakta bahwa itu adalah menjadi normal dari perkembangan anak. Dengan memahami kebenaran di balik mitos ini, orangtua diharapkan dapat merasa lebih percaya diri dengan perkembangan anak dan lebih siap untuk mengenali tanda-tanda peringatan yang sebenarnya.
Artikel Terkait: 3 Mitos dan Fakta Imunisasi Anak yang Perlu Parents Ketahui, Jangan Ragu Vaksinasi!
Penjelasan Mitos Anak Jalan Jinjit dan Ulasan Faktanya
Berjalan berjinjit merupakan fase umum perkembangan di masa kanak-kanak. Berlawanan dengan kepercayaan populer, hal ini bukanlah tanda gangguan perkembangan atau bahkan autisme. Sebaliknya, itu adalah bagian normal dari perkembangan fisik seorang anak, biasanya terjadi antara usia 2 dan 5 tahun.
Selama periode ini, sangat umum bagi seorang anak untuk berjalan jinjit karena mereka terbiasa dengan melatih keseimbangannya sendiri. Fase yang biasanya berlangsung singkat ini biasanya akan hilang pada saat anak berusia 5 tahun.
Apakah Menjadi Tanda Gangguan Perkembangan?
Anggapan bahwa berjalan jinjit menjadi salah satu gangguan perkembangan merupakan kesalahpahaman umum. Bahkan, hal ini merupakan bagian alami dari proses perkembangan anak dan biasanya terjadi antara usia dua dan lima tahun. Selama periode ini, sebagian besar anak akan bereksperimen dengan berjalan berjinjit saat mereka belajar berjalan dan mengembangkan keterampilan motoriknya.
Tahap ini biasanya akan berlalu sebelum anak berusia lima tahun. Namun jika terus berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa ini bukan pertanda masalah yang lebih serius.
Faktor yang Menyebabkan Jalan Jinjit
Berlawanan dengan mitos yang mengatakan bahwa jalan jinjit merupakan tanda gangguan perkembangan atau autisme, sebenarnya ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak berjalan dengan kaki. Faktor tersebut yakni kemampuan otot kaki yang lemah, otot kaki kencang, preferensi berjalan dengan jari kaki, dan kondisi neurologis yang disebut Cerebral Palsy.
Otot kaki yang lemah dapat menyebabkan anak berjalan dengan jari kaki karena otot pergelangan kaki tidak memiliki kekuatan untuk menopang berat badannya, sehingga memaksanya untuk mengimbanginya dengan berjalan dengan jari kaki.
Otot kaki yang kencang dapat menyebabkan anak berjalan dengan jari kaki. Hal ini karena ototnya terlalu kencang untuk memungkinkan kaki menggelinding dari tumit ke ujung kaki.
Seorang anak mungkin juga lebih menyukai berjalan dengan jari kaki karena sensasi sensorik berbeda dari berjalan dengan seluruh kaki. Terakhir, Cerebral Palsy dapat menyebabkan anak berjalan dengan bertumpu pada jari kaki akibat gangguan kontrol motorik pada otot.
Artikel Terkait: 10 Mitos dan Fakta Autisme pada Anak, Parents Wajib Tahu!
Sampai Kapan Biasanya Anak Berjalan Jinjit?
Umumnya, anak-anak berusia antara 18 bulan dan 5 tahun akan berjalan jinjit. Hal ini karena kaki mereka masih berkembang dan belum terbentuk sempurna.
Selian itu, umum bagi seorang anak untuk berjalan jinjit dalam waktu singkat saat mereka belajar menyeimbangkan dan mengendalikan tubuhnya. Setelah usia tersebut, anak biasanya akan menghentikan perilaku ini karena kakinya menjadi lebih kuat dan keseimbangannya menjadi lebih terkontrol.
Parents tidak perlu khawatir jika anak berjalan berjinjit, karena ini pertanda otot mereka tumbuh. Sebaliknya, Parents sebaiknya fokus memantau perkembangan anak dan memastikan bahwa si kecil mereka memenuhi tugas perkembangan untuk usia mereka.
Membantu Anak Berhenti Berjalan Jinjit
Jika Parents khawatir dengan anak yang berjalan berjinjit, ada beberapa tindakan sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu.
- Pertama, dorong mereka untuk melakukan aktivitas yang memperkuat pergelangan kaki dan kakinya, seperti melompat dan menyeimbangkan.
- Kedua, berikan mereka alas kaki mendukung yang akan membantu mereka merasa lebih nyaman dan percaya diri saat berjalan.
- Jika berjalan berjinjit tetap dilakukan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Penting untuk memantau kebiasaan anak berjinjit dan mencari pertolongan medis jika kebiasaan itu berlanjut. Seorang anak harus mendapat perhatian medis jika mereka terus berjalan berjinjit setelah usia 5 tahun.
Jika anak juga menunjukkan tanda-tanda gangguan perkembangan lainnya seperti postur tubuh yang buruk, kesulitan berbicara, atau kesulitan keterampilan motorik, maka penting untuk segera cari pertolongan medis. Selain itu, jika anak mengalami nyeri atau ketidaknyamanan saat berjalan berjinjit, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Artikel Terkait: 10 Mitos Nutrisi yang Bisa Menghambat Tumbuh Kembang Anak, Jangan Keliru!
Jadi, mitos anak jalan jinjit sebaiknya tidak membuat Parents cemas. Sebab, berjalan jinjit adalah bagian alami dari perkembangan anak yang tidak boleh disalahartikan sebelum konsultasi dengan dokter.
Saat anak-anak menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan berjalan, si kecil secara alami akan mulai berjalan dengan kaki tanpa jinjit. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap perkembangan anak dan berkonsultasilah dengan dokter untuk meredakan kekhawatiran.
****
Baca Juga:
Jangan keliru, ini 5 mitos dan fakta tumbuh kembang anak yang perlu diketahui
Ibu Menyusui Minum Es Bikin Anak Pilek, Mitos atau Fakta?
7 Ciri-Ciri Hamil Anak Laki-Laki yang Akurat 100 Persen, Benarkah atau Sekadar Mitos?