Singkong atau Manihot esculenta merupakan tanaman pangan yang penting, karena menjadi salah satu bahan makanan pokok bagi masyarakat di beberapa wilayah di dunia, seperti beberapa negara yang di Afrika, Amerika Latin, Karibia dan salah satunya Indonesia. Umbi-umbian ini adalah sumber karbohidrat makanan terbesar ketiga di daerah tropis, membuat pemahaman tentang reproduksi singkong berkembang biak dengan cara apa, menjadi bagian penting dari ketahanan pangan global. Yuk, ketahui selengkapnya di ulasan berikut!
Bagaimana Singkong Berkembang Biak?
Pada artikel ini, kita akan membahas dasar-dasar reproduksi singkong, termasuk berbagai bagian tanaman, proses pembungaan dan penyerbukan, produksi dan penyebaran biji, serta pemanenan umbi.
Dengan belajar lebih banyak tentang proses reproduksi singkong, kita dapat lebih mendukung upaya para petani dan ilmuwan untuk memastikan ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian.
Perkembang Biakan Singkong Melalui Aseksual
Singkong yang juga dikenal sebagai Manihot esculenta, adalah spesies semak berkayu dari keluarga Euphorbiaceae yang berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini mereproduksi baik secara seksual maupun aseksual.
Singkong berkembang biak dengan cara aseksual merupakan metode yang paling umum dan populer karena lebih efisien dan hemat biaya.
Secara aseksual, perkembang biakan singkong dapat dilakukan melalui stek batang, ruas batang, dan perbanyakan klon in vitro. Stek batang merupakan teknik perkembang biakan yang paling banyak digunakan, karena memungkinkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan lebih cepat.
Stek batang harus dibuat dari batang yang sudah matang, biasanya dari ruas cabang ketiga atau keempat dan panjangnya sekitar 10 cm. Stek harus ditempatkan di lingkungan yang lembap dan dibiarkan berakar sebelum dipindahkan. Kloning in vitro juga merupakan metode perkembang biakan yang efektif, karena memungkinkan keseragaman genetik dan sifat yang diinginkan untuk dipertahankan.
Stek bagian udara, seperti batang, daun, dan bunga, diambil dari tanaman singkong dan ditanam di tanah, di mana mereka mengembangkan akar, dan akhirnya tanaman yang baru. Umbi akar juga dapat ditanam di bawah tanah, di mana mereka akan membentuk tanaman baru, yang memungkinkan reproduksi singkong. Kedua cara tersebut umum dilakukan dalam perkembang biakan singkong dan bila berhasil akan menghasilkan tanaman singkong yang baru.
Artikel terkait: Walaupun Murah, Ini Segudang Manfaat Singkong bagi Kesehatan!
Perkembang Biakan Singkong dengan Cara Seksual
Dalam perkembang biakan singkong, cara yang juga bisa dilakukan adalah secara seksual, yaitu dengan cara mengumpulkan biji dari bunga tanaman ubi kayu dan disemai pada lokasi yang diinginkan.
Benih dapat hidup hingga lima bulan, dan jika kondisi iklim cocok, bibit dapat berkecambah dengan cepat. Dengan demikian, ubi kayu dapat diperbanyak secara aseksual melalui stek atau secara seksual melalui penyemaian biji.
Penyerbukan Silang Singkong oleh Serangga dan Angin
Singkong merupakan tanaman pangan pokok yang berkembang biak terutama melalui perbanyakan vegetatif. Artinya, singkong biasanya akan menghasilkan tanaman baru dari stek, karena stek akan menghasilkan tanaman yang secara genetik identik dengan induknya.
Namun, tanaman ini juga memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual, yang memungkinkan adanya kombinasi genetik yang berbeda. Singkong diserbuki silang oleh serangga dan angin, sehingga memungkinkan keragaman genetik yang luas. Ini merupakan keuntungan penting bagi singkong, karena memungkinkan tanaman untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Selain itu, memungkinkan juga untuk pemilihan sifat-sifat yang diinginkan.
Dengan demikian, reproduksi singkong melalui reproduksi seksual merupakan faktor penting dalam keberhasilannya sebagai tanaman pangan.
Mampu Bertahan dari Kekeringan
Singkong adalah semak berkayu dengan rimpang melimpah yang penting untuk reproduksinya. Rimpang menyimpan pati dan air, keduanya penting bagi tanaman untuk bertahan hidup dalam kekeringan. Singkong dapat berkembang biak dengan cara aseksual, seperti dengan memanfaatkan stolon atau rimpang, maupun dengan cara stek. Stolon adalah batang memanjang yang tumbuh di atas permukaan tanah dan dapat berakar pada ruas-ruasnya. Rimpang pendek, tebal, batang bawah tanah yang menghasilkan tunas samping, yang mampu berkembang menjadi tumbuhan baru. Stek, atau bagian batang yang telah dipotong, dapat diakarkan dan digunakan untuk perkembang biakan.
Semua metode tersebut memungkinkan perkembang biakan tanaman singkong dalam skala besar dan menjadikannya tanaman yang ideal untuk daerah dengan kondisi cuaca ekstrem.
Kesimpulannya, singkong berkembang biak dengan cara apomixis, artinya dapat menghasilkan biji tanpa perlu penyerbukan. Hal ini menjadikannya pilihan yang sangat baik bagi petani dan tukang kebun yang ingin membudidayakan tanaman singkong mereka sendiri, karena mereka dapat dengan mudah mengumpulkan dan menyimpan benih untuk ditanam di masa mendatang. Selain itu, singkong berkembang biak dengan cepat, dengan satu tanaman mampu menghasilkan hingga 10.000 biji dalam satu musim. Dengan penanaman dan pengelolaan yang hati-hati, singkong berpotensi menjadi tanaman yang andal, berkelanjutan, dan produktif bagi banyak petani di seluruh dunia.
Baca juga:
Penjelasan Lengkap Mengenai Kandungan Nutrisi di dalam Singkong
Singkong Thailand, Makanan Khas Negeri Gajah Putih yang Viral di Indonesia
3 Resep Camilan Berbahan Singkong, Mudah tapi Tak Biasa!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.