Anak-anak akan selalu menjadi anak-anak, dan memang tidak ada salahnya untuk membiarkan mereka menjadi anak-anak. Di balik sikap lucu dan lugunya, sopan santun dan tata krama juga sangat penting mereka pelajari. Keterampilan sosial ini akan membuat mereka memiliki rasa percaya diri dan sukses dalam kehidupannya.
Apa saja tata krama yang perlu dimiliki anak-anak? Berikut ulasannya!
Tata krama yang perlu diajarkan pada anak #1: Mengucapkan “Tolong” dan “Terima kasih”
Kadang saya perlu selalu mengingatkan tata krama yang satu ini kepada anak-anak. Biasakan mereka untuk berkata “Tolong” jika ingin meminta bantuan dan mengucapkan “Terima kasih,” jika telah dibantu atau diberikan sesuatu.
Dan suatu hari saya sangat tersentuh, ketika putri saya memeluk saya dan mengucapkan terima kasih atas makanan yang lezat.
Yang ke #2: Mengucapkan “Permisi” dan “Maaf”
Anak-anak kerap menabrak sesuatu ketika berlari, atau mungkin bersendawa karena kembung atau kenyang, atau bisa jadi buang angin di hadapan banyak orang.
Hal ini memang tidak disengaja, tetapi mereka tetap harus berkata maaf setelah hal itu terjadi, dan mengucapkan “Permisi” bila akan lewat.
Yang ke #3: Tidak mengatakan hal yang tidak enak mengenai makanan
Tidak semua makan yang disajikan terlihat indah di mata. Kadang apa yang disajikan tidak menarik ataupun terlihat tidak enak. Anak perlu tahu tata karam dan sopan santun agar tidak menyinggung orang yang telah menyajikannya.
Saya selalu berkata kepada anak-anak, “Cobalah dulu, kamu akan menyukainya.” Dan biasanya mereka memang menyukainya.
Tata krama yang perlu diajarkan pada anak #4: Tidak menyela pembicaraan
Anak-anak selalu ingin menjadi yang pertama untuk didengar dan diperhatikan. Dan jika mereka belum mendapatkannya, mereka akan memanggil berulang-ulang sampai kita menoleh.
Biasanya saya akan sedikit membesarkan mata dan berkata, ‘Sayang, Ibu sedang berbicara dengan orang lain’, dan biasanya mereka akan mengerti.
Atau lebih baik lagi jika anak diajarkan sebuah kode bila ingin menyela pembicaraan. Misalnya, ketika saya sedang duduk bercakap-cakap dengan teman, mereka menghampiri saya dan meletakkan telapak tangannya ke lutut saya yang sedang asyik bicara. Lalu saya meremas tangannya dengan lembut sebagai tanda agar mereka sabar menunggu gilirannya.
Yang ke #5: Merapikan kembali benda-benda yang telah digunakan
Anak diajarkan untuk merapikan mainannya sendiri.
Agak sulit mengajarkan kebiasaan rapih kepada anak-anak. Bila ia terbiasa berantakan di rumah, tentunya kebiasaan tersebut juga akan terbawa bila ia bertandang ataupun menginap di rumah orang lain.
Cobalah dengan sistem poin. Berikan 1 poin bila ia merapikan mainannya, atau kamarnya. Poin tersebut dapat ditukar dengan hadiah setiap akhir pekan, misalnya untuk cemilan sehat kegemarannya, stiker, ataupun benda yang bermanfaat lainnya.
Selain itu, jangan biarkan anak bermain dengan semua mainannya setiap saat, atau akan lebih banyak energi yang harus ia keluarkan untuk membersihkan mainan yang telah ia gunakan!
Kelompokkan mainan berbeda berdasarkan waktu bermain anak, misalnya bermain dengan balok mainan di pagi hari dan bermain rumah boneka di sore hari. Atau, periksalah sesekali mainan anak dan singkirkan beberapa yang sudah rusak atau tak pernah lagi dimainkannya.
Yang ke $6: Merapikan piring dari meja makan
Sejak dini, ajari anak untuk membawa piring bekas makannya dari meja ke tempat cuci piring. Hal ini akan melatih mereka untuk selalu menjaga kebersihan, kerapihan, kedisiplinan, serta sikap gotong royong dalam melakukan tugas keluarga.
Bunda bisa membantunya mengerjakan beberapa pekerjaan sulit, seperti meletakan mangkuk yang berat ke bak cuci piring. Namun, Bunda dapat menugaskannya untuk merapihkan botol saus dan kecap.
Ciptakan suasana riang dengan mengatur alarm, dan lihat siapa yang lebih dulu selesai membersihkan mejah makan sebelum alarm berbunyi. Bunda juga dapat menyanyikan lagu-lagu kesayangannya agar ia tak merasa membersihkan rumah adalah sesuatu yang berat.
Tata krama yang perlu diajarkan pada anak #7: Menolong orang lain
Sikap membantu orang lain dapat dibina dari hal paling sederhana, misalnya membantu membukakan pintu bila ada tamu datang, atau mengangkat telepon yang berdering bila kita sedang tidak sempat.
Anak-anak paling segan melakukan kedua hal itu jika mereka sedang melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Untuk melatihnya, mulailah dengan cara memuji orang lain (misalnya kakaknya) yang membukakan pintu untuk orang lain.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
***
Baca juga:
Ajarkan anak sopan santun dengan 3 cara terbaik berikut ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.