Tayangan kartun anak sejatinya adalah hiburan bagi anak-anak, beberapa film dan serial kartun memiliki pengajaran yang baik kepada mereka. Namun ada pula tayangan kartun yang kurang baik bagi, beberapa di antaranya memuat konten dewasa yang kurang pantas ditonton oleh si kecil.
Selain itu, ada pula tayangan kartun yang tampaknya tidak memiliki konten negatif, tapi ternyata bisa menimbulkan kebiasaan buruk bagi anak yang menontonnya.
Berikut ini adalah 7 tayangan kartun yang bisa menanamkan sifat buruk pada anak.
1. Pokemon, menanamkan sifat agresif pada anak
Beberapa Ahli Psikologi telah menganalisa tingkat kekerasan pada beberapa program televisi, temasuk tayangan kartun Pokemon. Mereka yakin bahwa kartun dengan maskot Pikachu ini bisa membuat anak menjadi agresif, bahkan salah satu studi yang dilakukan pun menyatakan demikian.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak menganggap tokoh animasi di dalamnya sama seperti karakter di dunia nyata. Dan menilik dari konten tayangan yang selalu berisi pertarungan antar pokemon ini, tentunya Anda juga menyadari bahwa kartun ini memiliki banyak adegan perkelahian, yang kurang baik jika dicontoh oleh anak.
Prof. Douglas Gentile mengingatkan para orangtua, “Memberi label fantasi pada tayangan yang berisi kekerasan adalah keliru, hal ini bisa meningkatkan akses anak-anak pada konten yang buruk dengan mengurangi pengawasan orangtua.”
2. Spongebob Squarepants, perpindahan adegan yang cepat pengaruhi ingatan jangka pendek
Bila Anda sering menemani anak menonton tayangan kartun dengan setting di dalam laut ini, tentu sering melihat bahwa antara adegan satu dan lainnya sering berubah dalam hitungan detik. Ternyata, hal ini kurang baik bagi anak.
Bahkan sebuah studi menyatakan bahwa terlalu sering menonton Spongebob bisa membuat anak menjadi lamban dalam berpikir.
Para ahli psikologi anak juga memberi peringatan, bahwa menonton adegan mondar mandir yang cepat meski hanya beberapa menit, bisa menghalangi kemampuan berpikir abstrak, memengaruhi ingatan jangka pendek, bahkan pengendalian gerak (impuls).
Sebuah penelitian yang dilakukan melalui eksperimen terhadap anak-anak, menunjukkan bahwa anak kecil yang terlalu sering menonton Spongebob memiliki tingkat pencapaian yang lebih buruk secara signifikan pada tes yang mereka ikuti.
Bahkan pemimpin dalam studi ini juga mencatat bahwa kartun Spongebob punya dampak negatif langsung pada anak-anak. Kartun Spongebob yang berpindah adegan setiap 11 detik bisa membuat anak terganggu, dan mematikan kemampuan rentang perhatian atau konsentrasi anak-anak.
3. Calliou, kartun anak yang mengajarkan perilaku negatif
Kartun ini memang kurang populer di Indonesia, namun bagi Anda yang berlangganan TV kabel, kemungkinan akan menemukan tayangan ini di saluran khusus anak.
Kartun ini menceritakan seorang balita bernama Calliou yang selalu merengek, mengamuk dan bersikap manja. Namun tak pernah mendapat hukuman dari kedua orangtuanya.
Dia juga tidak mau berbagi dengan teman atau adiknya, kebiasaan makan yang buruk, tidak punya sopan santun, bahkan membentak pada orangtua. Tokoh Calliou selalu bersikap semau sendiri tanpa memikirkan orang lain.
Menonton tayangan ini bisa membuat anak meniru perilaku buruk Calliou, sehingga anak menjadi pribadi yang egois dan memperlakukan orang lain seenaknya.
Jauhkan tayangan ini dari anak Anda, karena bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak mau menurut.
4. Winx Club, pakaian dan perilaku yang tidak pantas
Berhati-hatilah jika Anda menemukan tayangan kartun ini, karena kebiasaan anak yang suka meniru apa yang ia lihat, bisa berbahaya jika ia menonton kartun yang seharusnya untuk orang dewasa ini.
Kartun ini menceritakan tentang beberapa orang peri dengan kekuatan bertarung yang istimewa, untuk menyelamatkan dunia. Akan tetapi pakaian yang dikenakan terlalu minim dan menampilkan keseksian tubuh perempuan.
Kartun ini menyasar penonton usia anak-anak hingga remaja, dan ada beberapa adegan tokohnya mencium bibir sang pacar dengan sangat mesra.
Ada sebuah studi yang menyatakan bahwa anak-anak yang melihat banyak konten yang mengarah ke seksualitas di televisi, akan cenderung terlibat dalam kegiatan seksual lebih dini, dibandingkan rekan mereka yang tidak menonton acara bermuatan seksual secara eksplisit.
5. Ben and Holly’s Little Kingdom, memanggil orang lain dengan sebutan bodoh
Kartun ini bercerita tentang kerajaan peri dan elf yang hidup secara harmonis. Bila dilihat sekilas, serial kartun ini terlihat aman untuk ditonton oleh anak-anak. Karena tidak mengandung muatan kekerasan maupun seksualitas.
Akan tetapi, salah satu karakter dalam kartun ini seringkali menyebut binatang atau karakter lain dengan panggilan bodoh. Padahal, karakter yang melakukan hal tersebut justru merupakan tokoh yang jadi panutan karakter lainnya dalam kartun ini.
Sebagai pencegahan, sebaiknya hindari anak kita menonton kartun ini. Agar anak tidak meniru memanggil orang di sekitarnya dengan sebutan bodoh.
6. Dora The Explorer, pendidikan yang salah
Serial kartun yang satu ini cukup interaktif, karena mengajak anak-anak ikut berpetualang dengan Dora dan sahabat setianya si monyet biru. Selalu ada adegan dimana Dora dan temannya akan bertanya pada penonton, kemudian mereka diam sejenak sebelum meneriakkan bahwa penonton menjawab dengan benar.
Meski kelihatannya hal ini baik, karena mampu mengajak anak untuk interaktif, namun dengan cara karakter Dora yang selalu membenarkan jawaban setelah terdiam, akan membuat anak meyakini bahwa jawabannya selalu benar, padahal ia bisa saja salah.
7. Peppa Pig, mengajarkan anak makan berlebihan
Beberapa tahun lalu, serial kartun anak ini sempat menuai kontroversi. Karena dinilai bisa menyebabkan anak menjadi autis.
Selengkapnya: Benarkah Kartun Peppa Pig Berdampak Buruk pada Anak?
Sebuah studi pada tahun 2015 menyatakan, anak yang terlalu sering menonton kartun dengan karakter yang gemuk dan suka makan, akan memiliki kecenderungan untuk makan lebih banyak dan mengalami obesitas.
Margaret Campbell, pemimpin dalam studi tersebut menyatakan, “Anak-anak memiliki kecenderungan untuk makan dua kali lebih banyak, hal ini dikarenakan anak melihat karakter kartun yang nampak lebih sehat dengan makan lebih banyak.”
Meski penyebab obesitas pada anak sangatlah beragam, namun alangkah baiknya jika orangtua menanamkan pola pikir yang sehat, dan mendorong anak untuk selalu aktif bergerak, melakukan olahraga, dan memilih makanan yang sehat.
***
Pentingnya pendampingan orangtua
Tumbuh kembang otak dan psikologis anak sangat dipengaruhi oleh apa yang ia lihat dan dengar, oleh karena itu, panduan orangtua dalam memilih tayangan yang berkualitas sangatlah penting.
Ada beberapa jenis kartun yang aman untuk ditonton oleh anak, dan memiliki nilai edukasi yang lebih tinggi dibandingkan kartun anak lainnya.
Artikel terkait: 3 Kartun yang Aman Ditonton oleh Si Buah Hati
Setiap orangtua memiliki cara yang berbeda dalam metode pengasuhan anak mereka, termasuk dalam memilih tayangan yang akan ditonton oleh anak mereka. Namun tentu semuanya sepakat, bahwa tayangan yang baik dan mendidik akan lebih dipilih, daripada kartun yang memberi dampak negatif pada anak.
Jangan lupa untuk mengawasi dan mendampingi anak saat menonton acara kartun anak yang memiliki muatan negatif, agar Anda bisa menjelaskan dengan baik apa yang boleh dan tidak boleh ditiru si anak dari tayangan tersebut.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
10 Film Kartun Yang Terlarang Untuk Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.