Vaksin booster dosis ketiga saat ini sedang gencar digalakkan oleh pemerintah seiring dengan pemenuhan vaksin primer untuk membentuk kekebalan kelompok. Namun, di tengah program tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Dante Saksono menyebut ada wacana vaksin booster dosis keempat.
Artikel terkait: Mengapa Cara Pemberian Vaksin Harus di Lengan? Temukan Jawabannya di Sini
Wacana Vaksin Booster Dosis Keempat Diungkap Wamenkes
Sumber: Freepik
Wacana vaksin booster dosis keempat tersebut mungkin dilakukan apabila studi yang akan menunjukkan bukti empiris. Selain itu, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Wamenkes menyebut wacana vaksin booster dosis keempat tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan, pemerintah masih fokus terhadap menyelesaikan vaksin primer dan booster dosis ketiga.
“Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan. Tetapi sekarang yang mesti kita kejar adalah bahwa kita mesti melakukan equal vaccine policy,” kata Dante, seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut data per 24 Februari 2022 dari vaksin.kemenkes.go.id, vaksin dosis pertama telah mencapai 190.310.509 dosis (91,38 persen), vaksin dosis kedua mencapai 142.517.246 dosis (68,43 persen), dan vaksin dosis booster ketiga mencapai 9.236.089 dosis (4,43 persen).
Diharapkan Bisa Memberikan Perlindungan Tambahan
Lebih lanjut, Dante pun menjelaskan bahwa program booster merupakan program yang bertujuan memberikan perlindungan tambahan. Pasalnya, studi yang telah dilakukan menunjukkan adanya penurunan efisiensi vaksin 3 hingga 6 bulan setelah melakukan vaksinasi primer secara lengkap. Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan vaksin primer rampung pada Juni 2022.
“Setelah vaksinasi primer lengkap, kemudian kita targetkan selesai bulan Juni. Kemudian kita evaluasi dengan uji klinik, epidemiologi, [apakah] kita memerlukan booster keempat. Bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan, tapi bukan sekarang waktunya melakukan booster yang keempat,” ujarnya.
Artikel terkait: Anak SD Meninggal Usai Vaksin COVID-19, Ini Penjelasan Dinkes
Perlukah Vaksin Booster Dosis Keempat?
Saat ini, beberapa negara di dunia memang sudah melakukan program vaksinasi booster dosis keempat, seperti Israel, Amerika Serikat, Chili, Jerman, dan Denmark. Namun, seberapa penting vaksin booster dosis keempat dilakukan? Melansir dari NPR, sebuah studi awal yang dilakukan di Israel mengatakan bahwa sebenarnya seseorang tidak perlu mendapatkan vaksin booster dosis keempat.
Penelitian yang berjudul “4th Dose COVID mRNA Vaccines’ Immunogenicity & Efficacy Against Omicron VOC” menunjukkan bahwa vaksin booster keempat dari vaksin yang sama — dalam hal ini Pfizer-BioNTech atau Moderna — menawarkan perlindungan ekstra yang sangat sedikit terhadap infeksi dibandingkan dengan vaksin booster ketiga.
“Bukan dosis ketiga, bukan dosis keempat, bukan dosis kelima yang akan menghentikan infeksi (jangka panjang),” kata Dr. Gili Regev-Yochay, spesialis penyakit menular di Sheba Medical Center di Tel HaShomer, Israel, dan penulis utama studi tersebut.
Meski demikian, menurutnya, bukan berarti dosis booster keempat tidak diperlukan. Untuk orang tua atau mereka yang berisiko tinggi, dosis tambahan mungkin diperlukan untuk membantu menjaga perlindungan terhadap penyakit parah.
“Dosis keempat mungkin memang memiliki peran dalam melindungi dari penyakit parah. Saya telah melihat data awal yang menyelidiki pertanyaan itu,” Regev-Yochay.
Dalam studi baru, Regev-Yochay dan timnya memberikan booster dosis keempat kepada sekitar 300 petugas kesehatan, baik Pfizer atau Moderna. Kemudian mereka mengamati apakah orang-orang itu lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi saat bekerja di Sheba Medical Center, dibandingkan dengan sekitar 400 petugas kesehatan yang hanya menerima vaksin booster ketiga.
Mereka juga mengukur kadar antibodi dalam darah petugas kesehatan sebelum dan sesudah dosis keempat. Dari pengamatan yang dilakukan, meskipun suntikan ekstra meningkatkan tingkat antibodi ke tingkat yang diamati tepat setelah vaksin booster ketiga, peningkatan antibodi tidak menunjukkan perlindungan yang kuat terhadap infeksi.
Artikel terkait: Vaksin Herpes Zoster: Penjelasan Umum, Efektivitas, hingga Efek Sampingnya
Vaksin Booster Keempat Mengurangi Infeksi 10 hingga 30 Persen
Menurut penelitian tersebut, dosis ekstra mengurangi risiko infeksi hanya sekitar 10 persen hingga 30 persen. Selama masa studi 30 hari, sekitar 20 persen orang yang menerima suntikan vaksin booster keempat terinfeksi varian omicron. Sementara itu, sekitar 25 persen orang yang hanya menerima vaksin booster ketiga juga terinfeksi virus tersebut.
Vaksinasi booster keempat juga tampaknya tidak mengaktifkan sel T, yang sangat penting untuk membersihkan infeksi di masa depan. Regev-Yochay dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa dosis keempat mengembalikan beberapa perlindungan yang hilang setelah suntikan ketiga, tetapi tidak meningkatkan kekebalan lebih dari itu.
Meskipun para ilmuwan tidak tahu persis mengapa dosis keempat tidak memicu respons kekebalan yang kuat, beberapa orang percaya bahwa vaksin saat ini mungkin bukan alat terbaik untuk melawan varian yang menular seperti omicron. Vaksin dirancang untuk melawan varian yang beredar di tahun 2020, yang sangat berbeda dengan omicron.
“Saya pikir apa yang terjadi adalah kita baru saja mencapai ambang batas dengan vaksin ini,” kata Jenna Guthmiller , seorang ahli imunologi di University of Chicago.
“Omicron, menurut saya, telah mengubah segalanya. Virus ini kemungkinan besar menyebabkan infeksi, jadi apa yang berhasil untuk varian sebelumnya, seperti alfa dan bahkan delta, mungkin bukan vaksin yang sama yang diperlukan untuk omicron,” lanjutnya.
Vaksin saat ini memicu respons imun yang kuat di dalam darah, yang memberikan perlindungan besar terhadap penyakit parah. Namun, vaksin tidak menghasilkan respons imun yang kuat di dalam saluran pernapasan, tempat virus memulai infeksi.
“Jadi saya sangat senang bahwa orang-orang sedang mengerjakan vaksin berbasis mukosa [seperti semprotan hidung] yang benar-benar dapat melatih sistem kekebalan kita di dalam [area dan] paru-paru nasofaring untuk memberikan perlindungan yang kuat,” katanya.
“Itu mungkin langkah maju yang kita butuhkan jika kita ingin mendapatkan perlindungan yang kuat terhadap infeksi dengan varian, seperti omicron, yang sangat menular,” lanjutnya.
Artikel terkait: Kemenkes Izinkan Pemberian Vaksin COVID-19 Booster untuk Ibu Hamil
Vaksin Membantu Mencegah dan Mengurangi Gejala yang Parah
Terlepas dari hasil studi terkait vaksin booster keempat, vaksin saat ini masih sangat membantu dalam hal menyelamatkan nyawa. Sejauh ini, vaksin masih efektif mencegah dan mengurangi risiko mengalami gejala yang parah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan beberapa waktu lalu menemukan bahwa vaksin booster ketiga menawarkan sekitar 90 persen perlindungan terhadap rawat inap dengan infeksi omicron dua bulan setelah dosis terakhir. Namun, perlindungan itu turun menjadi sekitar 80 persen setelah empat bulan.
Penurunan kecil dalam perlindungan itu membuat beberapa ilmuwan prihatin, termasuk Sara Tartof , seorang ahli epidemiologi di Kaiser Permanente di Pasadena, California.
“Secara keseluruhan, perlindungan terhadap penyakit parah tetap lebih tinggi daripada terhadap infeksi, tetapi bukti muncul bahwa perlindungan terhadap penyakit parah dapat menurun seiring waktu terhadap omicron,” kata Tartof, yang memiliki data yang tidak dipublikasikan yang mendukung hasil dalam studi MMWR.
Booster Tambahan Diperlukan untuk Golongan Rentan
Untuk orang sehat di bawah usia 65 tahun atau lebih, perlindungan yang berkurang ini mungkin tidak menimbulkan masalah besar karena mereka memiliki risiko rawat inap yang relatif rendah. Jadi booster tambahan kemungkinan akan membantu memperpanjang perlindungan terhadap penyakit parah bagi orang berusia di atas 65 tahun, orang dengan faktor kesehatan yang meningkatkan risiko, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
“Orang-orang ini kemungkinan akan menjadi kelompok pertama yang membutuhkan booster lain,” kata Akiko Iwasaki , seorang ahli imunologi di Universitas Yale. “Respons kekebalan mereka tidak sekuat orang muda yang sehat.”
Demikian berita seputar wacana booster dosis keempat dan berbagai penelitian sementara mengenai vaksin booster dosis tambahan. Sampai saat ini, penelitian yang dilakukan di Israel tersebut masih bisa dibilang tahap awal, sehingga masih perlu menunggu penelitian lanjutan untuk mengetahui manfaat dan efektivitas selengkapnya.
Baca juga:
Rasakan KIPI setelah Vaksin Covid-19 pada Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Jenis Vaksin Anak, Ini Daftar Nama dan Harga Terbarunya
Vaksin Influenza Dewasa, Efektif Cegah Kematian Akibat Komplikasi Flu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.