X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?

Bacaan 3 menit
Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?

Wabah hepatitis di pacitan dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa, karena virus hepatitis A menyebar begitu cepat. Hingga 900 orang lebih terkena penyakit ini dalam waktu singkat.

Wabah hepatitis di Pacitan menghebohkan masyarakat Indonesia, karena hanya dalam waktu singkat, ratusan orang terinfeksi penyakit berbahaya ini. Laporan terakhir menyebut bahwa wabah hepatitis di Pacitan ini sudah menjangkiti 957 orang.

Wabah hepatitis di Pacitan menular di musim lebaran

Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Pacitan Eko Budiono menjelaskan, virus ini disebarkan dari orang ke orang. Artinya, warga yang sudah terinfeksi akan menularkan ini pada warga lainnya.

“Saat ini masih musim berkunjung keluarga seusai lebaran. Masih syawalan sehingga banyak yang kunjung sana dan kunjung sini. Bisa jadi penyakit tersebar saat berpegangan tangan,” ungkap Eko seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, wabah ini sudah menjalar ke 9 kecamatan lain. Namun sejak 27 Juni kemarin, jumlah penderita baru sudah mulai berkurang.

Karena penyebarannya begitu cepat dan memakan jumlah banyak, pada 25 Juni Pemerintah Kabupaten Pacitan menentapkan wabah hepatitis A sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Artikel terkait: Kenali Gejala Hepatitis A pada Anak-anak

Wabah hepatitis di Pacitan

Wabah Hepatitis di Pacitan, bagaimana bisa terjadi?

Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus tipe A. Jenis virus ini cenderung lebih mudah menyebar melalui makanan, minuman, atau dengan bersentuhan langsung dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi.

Dilansir dari BBC Indonesia, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Achmad Yurianto menjelaskan bahwa penyebaran virus ini juga bisa disebabkan oleh sumber air yang tercemar virus hepatitis A. Air yang sudah tercemar ini kemudian dipakai secara massal, sehingga wabah dengan mudah menyebar dalam waktu singkat.

Kekeringan, sanitasi masyarakat yang kurang terjaga, dan kurangnya sumber air bersih juga menjadi penyebab virus ini lebih mudah menyebar.

Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?

Meski demikian, sebenarnya penyakit tersebut bukan termasuk ke dalam jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya mengingat sistem kekebalan tubuh pada manusia memiliki kemampuan menyembuhkan virus jenis ini.

Namun, jika kondisi tubuh penderita sudah tidak sehat dari awal, penyakit ini bisa berdampak serius. Inilah alasan mengapa pasien hepatitis A tetap harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Selain meringankan gejala yang dialami, rawat inap juga diperlukan agar penyakit tidak menyebar. Kerabat atau teman dekat pasien hepatitis A juga dianjurkan untuk tidak mengunjungi pasien sampai kondisi si pasien membaik.

“Istilahnya, penyakit ini memang tidak membunuh, tapi tetap sangar karena mudah menyebar, ” tutur Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan di Pacitan.

Artikel terkait: Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?

Gejala Hepatitis A yang harus diwaspadai

Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?

Biasanya, orang yang sudah terinfeksi penyakit ini akan mengalami perubahan warna kulit menjadi tampak kuning. Gejala ini timbul beberapa minggu setelah terinfeksi. Beberapa gejala lain yang dirasakan di antaranya:

  • Merasa lemas
  • Timbulnya demam
  • Sering mual dan muntah
  • Warna urin menjadi gelap, dan warna tinja menjadi pucat
  • Warna mata berubah

Mencegah Hepatitis A terjadi

Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?

Pola hidup sehat dan bersih adalah cara utama untuk mencegah penyakit ini. Pola hidup sehat dan bersih yang dimaksud di antaranya:

  • Selalu cuci tangan sebelum makan
  • Bersihkan tangan setelah buang air keci, maupun setelah buang air besar
  • Perhatikan kebersihan makanan yang akan dikonsumsi
  • Mencuci bersih tempat makanan atau minuman sebelum digunakan
  • Hindari pasien yang terinfeksi bahkan sudah menunjukkan gejala hepatitis A
  • Selalu jaga sanitasi tempat tinggal, terutama saluran air
  • Jangan meminum air rebusan yang terlalu panas. Sebelum dikonsumsi, tunggu satu sampai dua menit setelah air mendidih karena virus hepatitis A cenderung tahan panas
  • Hindari makanan mentah atau setengah matang
  • Lakukan vaksinasi hepatitis A

Melihat kejadian ini, Parents diharapkan untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan agar Anda dan si kecil tidak mudah terjangkit virus serupa.

***

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Referensi: BBC Indonesia, Alodokter, Kompas

Baca juga:

Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Wabah hepatitis A di Pacitan menyerang 957 orang, apa penyebabnya?
Bagikan:
  • Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!

    Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!

  • Waspada Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Baru yang Berbahaya

    Waspada Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Baru yang Berbahaya

  • Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi

    Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

app info
get app banner
  • Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!

    Waspadai infeksi menular seksual saat hamil bisa membahayakan janin, catat gejalanya!

  • Waspada Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Baru yang Berbahaya

    Waspada Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Baru yang Berbahaya

  • Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi

    Pengalaman Seorang Ibu: Jangan Pernah Sekalipun Masak Sambil Gendong Bayi

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.