Wabah hepatitis di Pacitan menghebohkan masyarakat Indonesia, karena hanya dalam waktu singkat, ratusan orang terinfeksi penyakit berbahaya ini. Laporan terakhir menyebut bahwa wabah hepatitis di Pacitan ini sudah menjangkiti 957 orang.
Wabah hepatitis di Pacitan menular di musim lebaran
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Pacitan Eko Budiono menjelaskan, virus ini disebarkan dari orang ke orang. Artinya, warga yang sudah terinfeksi akan menularkan ini pada warga lainnya.
“Saat ini masih musim berkunjung keluarga seusai lebaran. Masih syawalan sehingga banyak yang kunjung sana dan kunjung sini. Bisa jadi penyakit tersebar saat berpegangan tangan,” ungkap Eko seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, wabah ini sudah menjalar ke 9 kecamatan lain. Namun sejak 27 Juni kemarin, jumlah penderita baru sudah mulai berkurang.
Karena penyebarannya begitu cepat dan memakan jumlah banyak, pada 25 Juni Pemerintah Kabupaten Pacitan menentapkan wabah hepatitis A sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Wabah Hepatitis di Pacitan, bagaimana bisa terjadi?
Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus tipe A. Jenis virus ini cenderung lebih mudah menyebar melalui makanan, minuman, atau dengan bersentuhan langsung dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi.
Dilansir dari BBC Indonesia, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Achmad Yurianto menjelaskan bahwa penyebaran virus ini juga bisa disebabkan oleh sumber air yang tercemar virus hepatitis A. Air yang sudah tercemar ini kemudian dipakai secara massal, sehingga wabah dengan mudah menyebar dalam waktu singkat.
Kekeringan, sanitasi masyarakat yang kurang terjaga, dan kurangnya sumber air bersih juga menjadi penyebab virus ini lebih mudah menyebar.
Meski demikian, sebenarnya penyakit tersebut bukan termasuk ke dalam jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya mengingat sistem kekebalan tubuh pada manusia memiliki kemampuan menyembuhkan virus jenis ini.
Namun, jika kondisi tubuh penderita sudah tidak sehat dari awal, penyakit ini bisa berdampak serius. Inilah alasan mengapa pasien hepatitis A tetap harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain meringankan gejala yang dialami, rawat inap juga diperlukan agar penyakit tidak menyebar. Kerabat atau teman dekat pasien hepatitis A juga dianjurkan untuk tidak mengunjungi pasien sampai kondisi si pasien membaik.
“Istilahnya, penyakit ini memang tidak membunuh, tapi tetap sangar karena mudah menyebar, ” tutur Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan di Pacitan.
Gejala Hepatitis A yang harus diwaspadai
Biasanya, orang yang sudah terinfeksi penyakit ini akan mengalami perubahan warna kulit menjadi tampak kuning. Gejala ini timbul beberapa minggu setelah terinfeksi. Beberapa gejala lain yang dirasakan di antaranya:
- Merasa lemas
- Timbulnya demam
- Sering mual dan muntah
- Warna urin menjadi gelap, dan warna tinja menjadi pucat
- Warna mata berubah
Mencegah Hepatitis A terjadi
Pola hidup sehat dan bersih adalah cara utama untuk mencegah penyakit ini. Pola hidup sehat dan bersih yang dimaksud di antaranya:
- Selalu cuci tangan sebelum makan
- Bersihkan tangan setelah buang air keci, maupun setelah buang air besar
- Perhatikan kebersihan makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci bersih tempat makanan atau minuman sebelum digunakan
- Hindari pasien yang terinfeksi bahkan sudah menunjukkan gejala hepatitis A
- Selalu jaga sanitasi tempat tinggal, terutama saluran air
- Jangan meminum air rebusan yang terlalu panas. Sebelum dikonsumsi, tunggu satu sampai dua menit setelah air mendidih karena virus hepatitis A cenderung tahan panas
- Hindari makanan mentah atau setengah matang
- Lakukan vaksinasi hepatitis A
Melihat kejadian ini, Parents diharapkan untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan agar Anda dan si kecil tidak mudah terjangkit virus serupa.
***
Baca juga:
Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.