Viral Perempuan Dibungkus Kain, Psikolog:"Itu Gangguan Parafilia"

Tengah viral perempuan dibungkus kain di sosial media Facebook. Bagaimana fenomena ini dijelaskan dalam psikologi? Begini selengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belum lama ini media sosial kembali dihebohkan terkait dengan unggahan salah seorang pengguna di Facebook. Berbagai foto viral perempuan dibungkus kain tersebar luas di jagat maya.

Setelah ditelusuri, foto tersebut diunggah oleh suami dari perempuan tersebut. Nampak sang istri terlihat ditutup kain hingga menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Berbalut kain ungu dan putih, perempuan tersebut tertutup kain, mengenakan kerudung panjang, setelan rok dan blazer seperti pekerja kantoran.

Viral Perempuan Dibungkus Kain, Ini Penjelasan Psikolog

Masih dalam unggahan tersebut, sang suami mengatakan bahwa tidak ada yang dirugikan ketika prosesnya. Sebab, perempuan yang bersangkutan ialah istri sah.

Banyak orang yang bereaksi dan menanggapi unggahan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa itu termasuk fetish dan ada juga yang menyatakan bahwa foto tersebut tak layak untuk diunggah. Di sisi lain, unggahan asli dari foto tersebut telah dihapus seluruhnya.

Artikel Terkait: 7 Jenis Fetish yang Paling Umum, Kenali Gejala Kelainan Daya Tarik Seksual Ini!

 Viral Perempuan Dibungkus Kain merupakan Gangguan Parafilia Menurut Psikolog

Melansir dari Kompas.com, kondisi yang dialami pengunggah tersebut menurut psikolog sekaligus seksolog Dr. Baby Jim Aditya M.Psi disebut juga gangguan parafilia. Kondisi ini terjadi saat seseorang merasakan ketertarikan seksual pada objek-objek yang bukan merupakan objek seksual.

Menanggapi hal itu, psikolog sekaligus seksolog Dr. Baby Jim Aditya M.Psi., menyebut hal tersebut merupakan bentuk gangguan parafilia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam istilah lain, parafilia juga bisa disebut fetish. Hal ini bisa memiliki dampak yang beragam dan sebetulnya tidak menjadi masalah selama dilakukan berdasarkan persetujuan. Fetish juga diharapkan tidak mengancam keselamatan jiwa orang-orang yang terlibat.

“Kalau misalnya masih dalam batas-batas yang enggak menyakiti, mengancam nyawa, ya oke-oke saja. Consent dulu nomor satu, baru safety,” ujar Baby.

Ada Fetish yang Tak Bisa Didiamkan

Lain halnya bila fetish atau gangguan seksual yang bisa berdampak pada keselamatan jiwa atau melukai seseorang. Misalnya saja ada orang yang merasa bergairah ketika pasangannya kesakitan, disayat-sayat kulitnya, atau melakukan hal kejam lain. Fetish yang seperti itulah yang sebaiknya tak dibiarkan dan akhirnya bisa masuk ke ranah hukum pidana.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada kasus perempuan yang dibungkus, bisa juga terkategori ekstrem dan bisa membahayakan. Sebab, pada prosesnya seseorang bisa jadi kesulitan bernapas dan bergerak hingga lemas.

“Mungkin yang bungkus-bungkus itu sudah termasuk ekstrem ya, susah bernapas lho itu, itu juga prosesnya bermenit-menit kan sampai dibungkus sebadan begitu,” tuturnya.

Artikel Terkait: Viral Predator Seksual dengan Fetish Kain Jarik, Ini Hal yang Bisa Parents Pelajari

Dapat Dialami Siapa Pun

Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama bisa mengalami parafilia. Namun, dalam banyak kasus kondisi ini dialami sebagian besar oleh pihak laki-laki.

Menurut Baby, hal ini bisa terjadi lantaran faktor pola asuh yang selama ini diterapkan pada anak laki-laki. Khususnya banyak orangtua di Indonesia terkadang masih menganggap anak laki-laki berbeda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak laki-laki diajarkan untuk tidak boleh cengeng, lembut, atau terlihat lemah. Malah, anak laki-laki selalu dididik untuk maskulin dan selalu terlihat kuat. Tekanan-tekanan seperti itulah yang kemungkinan bisa menyebabkan perilaku seksual berupa fetish.

Artikel Terkait: 56 Bentuk Fetish Selain Kain Jarik, Mulai dari Serangga hingga Kentut

Istri Tetap Memiliki Hak

Dalam kasus yang tengah viral, sang suami mengungkapkan bahwa perempuan tersebut adalah istri sahnya. Psikolog memandang hal ini berdasarkan prinsip awal yang mutlak dipenuhi, yakni consent and safe.

Istri tetap berhak menyatakan keinginan dan kesetujuannya bila sang suami memintanya melakukan hal tersebut. Ya, suami pun sebaiknya memahami bahwa pasangannya memiliki hak sehingga ia harus memastikan bahwa istri rela dan setuju. Tentunya, tanpa ada unsur pemaksaan maupun ancaman di baliknya.

“Si istri itu kan manusia ya, punya hak untuk menyetakan kesetujuannya atau ketidaksetujuannya. ‘Yang dibungkus tubuh istri sendiri’, kan istrinya bukan properti, dia manusia yang ada keberatannya, kehendaknya, persetujuannya,” ujar Baby.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itulah kabar viral perempuan dibungkus kain yang banyak tersebar di jagat maya serta tanggapan psikolog. 

****

Baca Juga:

Waspada! Penguntit dengan Fetish Kaki dan Sepatu Incar Anak Sekolah

Keji! Puaskan Fetish Suami, Pengasuh Tega Cabuli Bayi Majikan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

id.theasianparent.com/kelainan-seksual

 

Penulis

nisya