Dunia medis kembali digegerkan akan penemuan adanya varian baru HIV di Belanda. Varian baru HIV ini dinilai lebih ganas dan mematikan. Bahkan, tingkat penularannya pun tergolong lebih cepat dibanding varian HIV lainnya.
Varian baru HIV di Belanda ini merupakan bentuk baru dari virus HIV-1 yang sangat ganas. Menurut sebuah makalah baru kolaborasi internasional yang dipimpin oleh para peneliti di University of Oxford’s Big Data Institute menyebutkan, varian baru ini telah beredar selama beberapa tahun terakhir. Lalu seperti apa penyebarannya? Simak informasi berikut ini.
Artikel Terkait: Waspada! Ini 7 Gejala HIV yang Sering Tidak Disadari
Penemuan Varian Baru HIV di Belanda
Awal Mula Penemuan Varian Baru HIV di Belanda
Strain ini pertama kali ditemukan pada 17 orang di seluruh Eropa dan Uganda, di antaranya 15 orang di Belanda.
Para peneliti kemudian menganalisis sampel dari 6.700 orang positif HIV lainnya di Belanda, dan menemukan 92 lainnya dengan varian tersebut. Diperkirakan varian itu muncul pada akhir 1980-an atau 1990-an, dan menyebar meskipun pengobatan HIV sudah luas di Belanda.
Sudah Banyak Orang Terjangkit Varian HIV Baru
Para peneliti menemukan bahwa lebih dari 100 orang terjangkit varian baru ini, meskipun diperkirakan telah beredar selama beberapa dekade. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Science, para peneliti mengidentifikasi varian VB (subtipe virulen B) memiliki jumlah virus (viral load) antara 3,5 sampai 5,5 kali lebih tinggi di dalam darah mereka. Kondisi itu membuat mereka lebih memungkinkan menularkan virus.
Menyebabkan Penurunan Imun Sangat Drastis
Dilansir dari Medscape, peneliti mengidentifikasi bahwa varian baru HIV di Belanda ini dapat menyebabkan penurunan lebih cepat dalam tingkat sel CD4. Artinya, hal ini mengarah pada peningkatan defisiensi imun atau penurunan imun yang sangat drastis. Subtipe yang sangat ganas ini dianggap membuat orang lebih sakit dan lebih mungkin menyebabkan AIDS daripada bentuk virus lainnya.
Artikel Terkait: HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Tipe, dan Pengobatan
Cara Virus Hidup dalam Tubuh
Seperti pandemi COVID-19, para peneliti mencatat dalam siaran pers, mutasi baru dalam urutan genetik virus ini dapat memiliki dampak signifikan pada penularan virus dan kerusakan yang ditimbulkannya.
“Selama bertahun-tahun, ada kekhawatiran bahwa ini dapat muncul pada virus HIV-1, yang telah memengaruhi 38 juta orang di seluruh dunia, dan telah menyebabkan 33 juta kematian hingga saat ini,” ujar penulis senior studi, Professor Christophe Fraser.
“Temuan kami menekankan pentingnya pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa individu yang berisiko tertular HIV memiliki akses agar dapat melakukan tes rutin untuk memungkinkan diagnosis dini, diikuti dengan pengobatan sesegera mungkin. Hal ini bertujuan untuk membatasi jumlah waktu HIV yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh seseorang dan membahayakan kesehatan mereka. Cara ini juga memastikan bahwa HIV dapat ditekan secepat mungkin untuk mencegah penularan ke orang lain,” imbuh sang profesor.
Artikel Terkait: HIV Bisa Menular dari Suami ke Istri, Simak Cara Pencegahannya Berikut Ini
Pengobatan Varian Baru HIV di Belanda
Tanpa pengobatan, para peneliti mengatakan, orang berusia tiga puluhan akan memiliki HIV lanjut rata-rata 9 bulan setelah diagnosis karena cara strain virus beroperasi.
Namun, dengan pengobatan, pemulihan sistem kekebalan dan kelangsungan hidup tampaknya serupa dengan orang dengan jenis virus HIV lainnya, sehingga membuat diagnosis dan pengobatan dini menjadi penting.
Itulah informasi mengenai varian baru HIV di Belanda, semoga saja penyebarannya tidak semasif pandemi COVID-19.
***
Baca Juga:
HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Tipe, dan Pengobatan
Ciuman Bisa Menularkan HIV, Mitos atau Fakta?
4 Alasan Pentingnya Edukasi HIV/AIDS kepada Anak, Parents Jangan Abai!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.