Bayi baru lahir biasanya akan tidur bersama ibu, sehingga memudahkan ibu untuk menyusui dan menenangkan si bayi. Tidur bersama bayi memang memiliki manfaat tersendiri, namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa membiarkan bayi tidur sendiri bisa membuatnya tidur lebih lama.
Ahli merekomendasikan bahwa bayi sebaiknya tidur di kamar orangtuanya, setidaknya hingga bayi berusia enam bulan. Untuk menghindari risiko SIDS, disarankan agar bayi tidur di ranjang terpisah dari orangtuanya.
Artikel terkait: Manfaat Tidur Bersama Bayi
Usia Berapa Sebaiknya Bayi Tidur Sendiri?
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Jurnal Pediatrics menyatakan, usia terbaik bayi untuk bisa tidur sendiri di kamarnya adalah 4 bulan.
Ian Paul, pemimpin dalam studi ini beserta timnya menganalisa data dari 230 keluarga, yang berpartisipasi secara acak dan mengikuti pemeriksaan terkontrol selama 2 tahun.
Setengah dari para ibu yang menjalani pemeriksaan ini, didukung untuk memindahkan bayi mereka ke kamar lain yang diperuntukkan bagi anak mereka setelah umur setahun.
50% ibu lainnya menerima saran intensif dari petugas kesehatan yang datang ke rumah mereka. Dan memberikan nasihat untuk mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), dengan mengubah kamar tidur menjadi lebih aman untuk bayi.
Artikel Terkait: Waspadai Kematian Mendadak pada Bayi (SIDS)
Para peneliti menemukan hasil yang mengejutkan dari studi ini. Berikut poin penting yang mereka dapatkan:
- Bayi yang tidur sendiri di kamar mereka di usia 4 bulan, secara umum memiliki durasi tidur yang lebih lama. Bayi yang tidur bersama orangtua hingga usia 9 bulan, memiliki rata-rata waktu tidur 9,75 jam per malam. Sedangkan, bayi yang tidur sendiri sejak usia 4 bulan, memiliki waktu tidur rata-rata 10,5 jam per malam. Dan 10 jam bagi bayi yang mulai tidur sendiri pada usia antara 4 dan 9 bulan.
- Bayi yang tidur di kamar mereka sendiri setelah usia 4 bulan, memiliki rentang waktu tidur lebih lama, yakni 9 jam. Dibandingkan bayi yang masih tidur di kamar orangtua pada usia antara 4 dan 9 bulan, yang hanya memiliki rentang waktu 8,3 jam. Dan hanya 7,4 jam bagi bayi yang tetap tidur di kamar orang tuanya setelah usia 9 bulan.
Artikel terkait: Bayi Butuh Tidur Nyenyak, Ini Manfaat dan Tips Tidur Berkualitas
Berlawanan dengan rekomendasi dari AAP yang menyarankan untuk membiarkan bayi tidur sendiri setelah umur setahun, studi ini menegaskan dampak negatif yang muncul jika bayi terlalu lama tidur bersama orangtuanya. Dampak yang sering tidak disadari oleh orangtua.
Kekhawatiran terbesar Paul ialah rekomendasi AAP yang menyuruh orang tua menempatkan anak di kamar sendiri pada usia satu tahun.
“Usia itu adalah waktu terburuk untuk membuat perubahan pada perkembangan perspektif anak. Karena pada usia ini, perpisahan dengan orangtua akan membuat anak merasa cemas dan gelisah,” ujarnya.
Pendapat Para Pakar
Jodi Mindell Direktur asosiasi di Sleep Center Rumah Sakit Anak di Philadehphia mengatakan, “Kita ingin bayi dan orangtua bisa memiliki tidur yang berkualitas, karena hal ini berpengaruh pada keamanan bayi, tumbuh kembangnya, juga kesejahteraan seluruh anggota keluarga.”
Jodi menyetujui pendapat Paul terkait persoalan bayi tidur sendiri terpisah dari orangtua sejak dini. Menurutnya, hasil studi ini bisa dipraktekkan untuk menghindari risiko SIDS, dan bayi serta orang tua memiliki waktu tidur yang cukup. Sehingga bisa bertumbuh kembang dengan baik.
Jodi menambahkan, “Saya pikir rekomendari dari AAP malah membuat orang tua takut. Dan kita tidak ingin membuat mereka ketakutan, dan menghindari apa yang terbaik bagi keluarga mereka. Tentunya kau tidak mau orangtua malah membenci anak sendiri karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk istirahat.”
Jodi juga menegaskan, bahwa para ibu memiliki risiko lebih tinggi terkena depresi pasca melahirkan, serta cedera di rumah akibat kurang tidur saat malam.
Akan tetapi, Rachel Moon, Kepala dokter anak di Sekolah Kesehatan Universitas Virginia memilih untuk tetap waspada.
“Kami berusaha untuk hati-hati. Memang benar, sangat penting bahwa semua anggota keluarga mendapat tidur yang cukup. Bayi yang bangun di pagi hari (tidak meninggal dalam tidur) juga sangat penting,” ujarnya.
Pendapat Rachel tersebut dibantah oleh Paul yang mengatakan, salah satu hal mengejutkan yang ditemukan dalam studinya, ialah orangtua yang tidur bersama bayi memiliki pola tidur yang kurang aman.
Paul mengatakan, risiko bayi mengalami SIDS lebih besar jika ia tidur bersama orangtua. Risikonya 4 kali lebih besar dibanding bayi yang dibiarkan tidur sendiri pada usia 4 dan 9 bulan.
Jika Anda merasa bingung rekomendasi mana yang harus diikuti, berikut ini kami berikan tips untuk orangtua yang memilih tidur bersama bayi, juga tips bagi orangtua yang membiarkan bayi tidur sendiri.
Tips Bagi Orangtua yang Tidur Bersama Bayi
- Pastikan bayi tidak ada risiko SIDS jika bayi tidur satu ranjang bersama Anda.
- Jangan pernah tidur bersama bayi jika orangtua sedang dalam pengaruh alkohol, atau obat tidur yang kuat.
- Tidak direkomendasikan bayi tidur bersama kakaknya yang lebih besar
Tips untuk Bayi yang Tidur Sendiri
- Pastikan tempat tidurnya rapi dan tidak berantakan, agar tidak ada risiko bayi tertindih bantal hingga membuatnya kehabisan napas.
- Memasang perangkat pengawas bayi agar orangtua tetap bisa memantau keadaannya
- Jika pengasuh tidur di kamar bayi, ingatkan dia untuk tidak pernah membawa bayi tidur seranjang dengannya.
Bagaimana Memulai Agar Bayi Tidur Sendiri
Kebiasaan untuk tidur bersama buah hati seringkali membuat Parents kesulitan untuk mulai membiasakan bayi tidur sendiri. American Academy of Pediatrics dikutip dari what to expect memberikan tips untuk membuat bayi tidur sendiri.
Anda bisa memulainya dengan tetap tidur satu kamar dengan bayi Anda, tapi tidak di kasur yang sama. Tidak membiarkan anak tidur di kasur orang tua dapat meningkatkan keamanan bagi bayi dari kemungkinan tertutup selimut ataupun objek lainnya. Selain itu, berada di kamar yang sama dapat memudahkan Anda untuk tetap menyusui buah hati ketika ia terbangun di malam hari.
Untuk membiasakan bayi tidur sendiri, Parents bisa menggendongnya untuk tertidur kemudian meletakkannya di boks ataupun bassinet. Banyak pilihan tempat tidur bayi portable yang memungkinkan Anda dan bayi tetap berdekatan, sehingga Anda tetap bisa berada dekatnya ketika ia membutuhkan.
Jangan biarkan bayi Anda tertidur di sofa, bean bag atau bantal bayi. Membiarkan bayi Anda tertidur di tempat yang tidak proper bisa meningkatkan risiko SIDS, bahkan ketika ia tertidur dalam buaian Anda.
5 Cara Aman Melatih Bayi Tidur Sendiri
Untuk melatih bayi tidur sendiri pastikan Anda juga memerhatikan aspek keamanan dan keselamatannya. Berikut beberapa cara untuk melatih bayi tidur sendiri dikutip dari What to Expect.
1. Posisikan Bayi Anda Agar Tidur Telentang
Selalu posisikan bayi Anda untuk tidur terlentang pada permukaan yang rata paling tidak sampai ia menginjak usia satu tahun. Tidur tengkurap berisiko membuat bayi Anda sulit untuk bernapas atau merasa kepanasan.
Jika bayi Anda sudah bisa mengubah posisinya sendiri, dari tidur terlentang menjadi tengkurap dan juga sebaliknya, maka Anda bisa membiarkannya. Namun di awal posisi tidurnya, tetap posisikan ia agar terlentang. Biasanya bayi mulai bisa berguling pada rentang usia 3 sampai 6 bulan atau bahkan lebih awal.
2. Biarkan Ia Sendiri di Tempat Tidurnya
Ketika Anda mulai melatih bayi Anda untuk tidur sendiri, baik di boks bayi ataupun bassinet, jangan penuhi tempat tersebut dengan barang-barang lainnya. Biarkan ia tidur sendirian dalam boks tersebut tanpa adanya boneka, mainan, selimut ataupun bantal.
Anda bisa mulai memberikan bantal ketika anak Anda memasuki usia balita, yakni sekitar 2 sampai 3 tahun. Jika Anda khawatir bayi Anda kedinginan, maka Anda bisa menggunakannya pakaian yang tertutup atau selimut yang bisa dipakai (wearable blanket).
Adanya benda-benda lain seperti bantal, selimut, dan objek lainnya dapat meningkatkan risiko bayi Anda tertutup dan sulit bernapas. Sebisa mungkin membiarkan boks-nya kosong dapat membuat Anda merasa lebih tenang ketika melatih bayi Anda untuk tidur sendiri.
3. Jangan Buat Bayi Anda Kepanasan
Anda dapat menyesuaikan pakaian tidur yang dikenakan oleh bayi Anda dengan kondisi cuaca saat itu. Jika cuaca sedang panas, jangan gunakan pakaian yang terlalu tebal karena berisiko membuat bayi Anda kepanasan.
Pakaian sederhana adalah opsi yang paling aman. Pilihkanlah pakaian dasar untuk bayi Anda seperti one-piece sleeper dan hindari penggunaan aksesoris. Untuk mengetahui apakah bayi Anda merasa kepanasan, cobalah untuk menyentuh tengkuknya. Jika dia berkeringat berarti dia merasakan panas.
4. Gunakan Dot (Pacifier)
Pemberian dot pada bayi dapat mengurangi risiko SIDS. Meskipun alasan pastinya belum jelas, namun para ahli beranggapan bahwa bayi yang menggunakan dot saat tidur membuatnya tidak terlalu pulas. Selain itu, penggunaan dot juga dapat membuka ruang udara di sekitar mulut bayi. Meski demikian, jika bayi Anda menolak, jangan memaksanya.
5. Berhenti Membedong Bayi Ketika Dia Mulai Banyak Bergerak
Membedong bayi memiliki risiko yang berbahaya ketika ia sudah mulai bisa berguling. Pastikan untuk menggunakan teknik bedong yang tepat dan selalu letakkan bayi yang dibedong untuk tidur telentang.
Membedong dapat menimbulkan bahaya tercekik bagi bayi yang lebih besar dan aktif bergerak sehingga berpotensi menggeliat keluar. Jika Anda ingin berhati-hati dan menghindari risiko tersebut, maka Anda dapat berhenti membedongnya pada usia 2 bulan, yakni sebelum bayi mulai berguling.
Mulai membiasakan tidur yang aman untuk bayi memang hal yang serius, tetapi tidak perlu menjadi momok yang menakutkan. Dengan mengikuti panduan tidur aman berdasarkan rekomendasi ahli, Anda dapat menjaga bayi tetap aman dan nyaman saat dia tidur.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
12 Hal yang Dapat Membuat Bayi Tidur Nyenyak
Usia berapa bayi boleh tidur tengkurap? Ini penjelasannya
5 Langkah Memperkenalkan Rutinitas Tidur pada Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.