X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19

Bacaan 5 menit

Di tengah perjuangan melawan pandemi, kisah pilu kematian akibat COVID-19 terus terdengar. Salah satu kisah yang paling menyayat hati adalah seorang tukang becak meninggal karena COVID-19. Mirisnya, tak ada satu orang pun yang mengetahui kondisinya.

Kisah Tukang Becak Meninggal karena COVID-19

Adalah Bilal, seorang penarik becak yang sudah berusia 84 tahun. Di usianya yang renta, ia masih menarik becak untuk menyambung hidup sehari-hari. Hidup sebatang kara, Bilal ditemukan meninggal di atas becaknya.

Terparkir di Jalan Magangan Kulon di Kalurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (19/7), diperkirakan Bilal mengembuskan napas terakhirnya malam hari sekitar pukul 18.15 WIB.

tukang becak meninggal karena COVID-19

Sumber: Kompas

Saat dilakukan uji swab, rupanya Bilal dinyatakan positif COVID-19. Nyawanya tak tertolong karena tak ada seorang pun yang tahu ia menderita COVID-19.

“Jadi, almarhum ini diketahui sudah sakit di atas becak beberapa hari sebelumnya. Warga sudah berinisiatif memberikan makan, merawat sebisanya,” ungkap Lurah Patehan, Handani BS seperti dikutip dari Kompas.

Selama ini, masyarakat sekitar memang sudah menganggap Bilal layaknya keluarga. Sudah setengah abad ia menarik becak dan memang mangkal di kawasan Magangan Kulon.

Bilal sebenarnya memiliki seorang anak semata wayang. Namun, sang puteri tidak menjenguk karena adanya masalah keluarga dan relasi yang tidak baik. Anak tunggal Bilal tersebut tinggal di Sewon, Bantul.

Artikel terkait: 6 Fakta Sarah Gilbert, Pembuat Vaksin Astra Zeneca yang Keputusannya Mengejutkan Dunia

Jenazah Tukang Becak Meninggal karena COVID-19 dengan Prokes Ketat

Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19

Kematian Bilal justru ditemukan oleh seorang warga bernama Dimas. Pelajar berusia 18 tahun tersebut menemukan Bilal tengah meringkuk di becaknya. Kedua matanya terpejam dan tidak bergerak. Saat dipegang, Bilal tidak bereaksi. Dimas pun segera memberi tahu ketua RT setempat tentang kejadian tersebut.

Seorang warga bernama Suryantoro (48), menyatakan bahwa Bilal memang sudah sakit-sakitan sejak beberapa hari lalu. Terakhir kali, ia menengok di hari yang sama pukul 14:30. Kala itu, napasnya sudah tersengal-sengal.

Seumur hidupnya, Bilal tidak pernah berobat karena tidak mampu.

“Para warga ini sudah menghubungi putri almarhum. Namun, dia tak kunjung datang juga,” beber Lurah Handani.

Bilal sendiri memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Patehan, Kraton, Yogyakarta. Akan tetapi, dia tidak memiliki rumah tinggal di wilayah tersebut.

Status almarhum Bilal yang terjangkit COVID-19 membuat petugas kepolisian yang hadir harus menunggu petugas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan BPBD Kota Yogyakarta. Evakuasi harus sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.

Artikel terkait: Terpapar COVID-19 Seorang Dokter Tetap Layani Pasien: “Demi Kemanusiaan”

Jenazah Menginap 3 Hari di RS karena Keluarga Almarhum Tak Punya Biaya untuk Pemakaman

Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19

“Positif, dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Setelah itu, kami informasi ke keluarga jika almarhum sudah ada di RSUD,” tambah Handani.

Masalah belum usai, ahli waris dan keluarga tidak memiliki biaya pemulasaran jenazah yang mencapai Rp 5 juta. Jenazah Bilal akhirnya mendekam di RSUD Kota Yogyakarta hingga tiga hari kemudian, Rabu (21/7/2021).

Birokrasi membuat Handani bingung. Di satu sisi, ahli waris tak bersedia membayar dan tidak mau mengurus berkas penyerahan apabila memang tidak mampu untuk memakamkan jenazah. Di lain pihak, biaya bedah bumi tidak bisa ditanggung Dinas Sosial Kota Yogyakarta lantaran almarhum masih ada KTP dan memiliki ahli waris.

Atas nama kemanusiaan, Handani akhirnya merelakan uang Rp 5 Juta dari kantong pribadinya untuk memakamkan Bilal. 

“Kami cari pemakaman yang mudah, murah dan cepat. Akhirnya dapat di Karanganyar, Mergangsan. Di sana bersedia dengan biaya Rp 5 Juta. Ya sudah saya iyakan saja. Sudah tiga hari (di rumah sakit),” jelasnya.

Jasad Bilal pun akhirnya dikebumikan hari Kamis (22/7/2021) pukul 02.00 WIB oleh Tim Kubur Cepat (TKC) BPBD Kota Yogyakarta.

Kematian Pasien Saat Isolasi Mandiri Turut Meningkat

tukang becak meninggal karena COVID-19

Kisah Bilal merupakan satu dari sekian kisah tak terdengar lainnya. Selain di rumah sakit, sebanyak 2.313 pasien COVID-19 dilaporkan menemui ajal saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Jumlah ini merupakan data hingga 22 Juli dan besar kemungkinan terus bertambah.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Adapun rincian data kasus kematian tertinggi yaitu di DKI Jakarta yakni Jakarta Timur 403 orang, Jakarta Selatan 289 orang, Jakarta Utara 204 orang, Jakarta Pusat 162 orang, dan Jakarta Barat 156 orang. Provinsi lain yang juga memiliki banyak kasus kematian pasien isoman antara lain Jawa Barat (245 kasus), Jawa Tengah (141 kasus), DI Yogyakarta (134 kasus), Jawa Timur (72 kasus), dan Banten (58 kasus).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyaknya pasien COVID-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri. Salah satunya ketiadaan dokter yang memantau kondisi pasien.

Artikel terkait: 8 Fakta Ibu Amanda Manopo Meninggal karena COVID-19, Ini Pesan Terakhirnya

Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19

“Mereka itu bingung mau nanya ke siapa, enggak ada dokter pendampingnya. Kalau di luar negeri itu ada dokter yang tiap hari video call memantau kondisi pasien isolasi mandiri,” ungkapnya.

Adanya pemantauan dokter tentu memudahkan pasien menangani diri sendiri atau membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Sayangnya, jumlah dokter pun juga terbatas. Pun tenaga kesehatan yang menangani pasien di rumah sakit juga sangat kurang.

Faktor lain yang membuat banyak pasien isoman meninggal dunia adalah kurangnya ketersediaan obat-obatan dan oksigen. Penuhnya rumah sakit rujukan COVID-19 dan inisiatif pasien yang baru mau ke rumah sakit saat kondisi sudah memburuk turut memperparah keadaan.

“Rata-rata yang datang ke IGD itu (saturasi oksigennya) sudah di bawah 90. Sudah terlambat sekali,” lanjut Slamet.

Sejak jauh hari, Slamet telah mengusulkan pemerintah untuk segera mempekerjakan ribuan calon dokter yang telah lulus dari fakultas kedokteran. Sayangnya, mereka belum bisa membantu penanganan pandemi karena aturannya calon dokter harus melakukan uji kompetensi lebih dulu yang bisa memakan waktu berbulan-bulan lamanya.

Itulah informasi mengenai tukang becak meninggal karena COVID-19 sendirian tanpa keluarga. Semoga kejadian ini membuat kita lebih peduli pada orang di sekitar kita dan tetap menjaga protokol kesehatan 5 M.

Baca juga:

Bawa Pulang Paksa Jenazah COVID-19, Suami dan Anak Terkonfirmasi Positif

Kisah Haru Bocah Jadi Yatim Piatu Usai Kedua Orang Tua Meninggal Akibat COVID-19

Haru! Ini 6 Kisah Inspiratif Pemulung hingga Pengayuh Becak Berkurban

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19
Bagikan:
  • 6 Fakta Kasus Sifilis Anak di Indonesia, Bisa Mengakibatkan Kematian

    6 Fakta Kasus Sifilis Anak di Indonesia, Bisa Mengakibatkan Kematian

  • Cerita Bayi Dijual Sejak Masih dalam Kandungan, Dipatok Puluhan Juta

    Cerita Bayi Dijual Sejak Masih dalam Kandungan, Dipatok Puluhan Juta

  • Awas! 194 Ribu NIK KTP Jakarta akan Dinonaktifkan, Anda Termasuk?

    Awas! 194 Ribu NIK KTP Jakarta akan Dinonaktifkan, Anda Termasuk?

  • 6 Fakta Kasus Sifilis Anak di Indonesia, Bisa Mengakibatkan Kematian

    6 Fakta Kasus Sifilis Anak di Indonesia, Bisa Mengakibatkan Kematian

  • Cerita Bayi Dijual Sejak Masih dalam Kandungan, Dipatok Puluhan Juta

    Cerita Bayi Dijual Sejak Masih dalam Kandungan, Dipatok Puluhan Juta

  • Awas! 194 Ribu NIK KTP Jakarta akan Dinonaktifkan, Anda Termasuk?

    Awas! 194 Ribu NIK KTP Jakarta akan Dinonaktifkan, Anda Termasuk?

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.