8 Tradisi Unik Gotong Royong di Indonesia yang Kaya Makna

Terdapat tradisi unik gotong royong di Indonesia yang masih dilakukan dari dulu hingga saat ini. Bahkan, ada yang rela memindahkan rumah bersama-sama!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain suku, adat istiadat, hingga kepercayaan yang berbeda-beda, Indonesia juga memiliki berbagai macam tradisi yang berkaitan erat dengan aspek kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tradisi gotong royong. Setiap daerah pun memiliki caranya sendiri dalam melakukan tradisi tersebut. Dan berikut ini akan kami bahas tentang tradisi unik gotong royong di Indonesia.

Berbicara mengenai gotong royong itu artinya bentuk kerjasama yang dilakukan oleh kelompok masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama. Tentunya tradisi ini memiliki banyak nilai positif dalam kehidupan masyarakat.

Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai bahwa secara menyeluruh nilai-nilai Pancasila memiliki makna gotong royong. Mulai dari sila pertama hingga sila kelima.

Berikut ini tradisi-tradisi gotong royong yang masih dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia.

8 Tradisi Unik Gotong Royong di Indonesia

1. Tradisi Rambu Solo’ di Toraja

Tradisi Rambu Solo’ di Toraja merupakan tradisi upacara pemakaman yang cukup terkenal dan melibatkan banyak orang dalam prosesnya. Dalam tradisi ini akan disuguhkan sebuah pertunjukan kesenian yang berguna untuk memeriahkan serta memberikan penghormatan terakhir untuk orang yang sudah meninggal.

Biasanya, pertunjukkan musik daerah dan tarian tradisional turut memeriahkan upacara pemakaman ini. Di antaranya adalah Pa’Badong, Pa’Randing, Pa’Katia, Pa’Dondi, Passailo, Pa’Papanggan, dan Pa’Silaga Tedong.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tradisi Rambu Solo’ ini melambangkan kehidupan masyarakat Toraja yang saling gotong royong di kehidupan sehari-hari. Tak heran jika upacara pemakaman ini harus benar-benar dilakukan secara sempurna.

Apalagi masyarakat di sana menganggap bahwa Rambu Solo’ menjadi penentu posisi arwah yang meninggal, apakah menjadi arwah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang), atau menjadi arwah pelindung (Deata).

Bagi mereka yang tidak mengadakan tradisi ini dipercaya akan mengalami kemalangan. Oleh karena itu, tradisi Rambu Solo’ menjadi sesuatu yang harus dilakukan kendati biayanya mahal.

Artikel Terkait: Ayam Bekakak, Kuliner Tradisional Lezat yang Penuh Makna Sejarah

2. Tradisi Morakka’bola di Sulawesi Selatan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selanjutnya adalah tradisi gotong royong yang berasal dari Sulawesi Selatan, yakni Morakka’bola. Tradisi Morakka’bola ini sudah ada sejak lama dan telah diturunkan kepada genarasi selanjutnya hingga hari ini.

Yang paling unik dari tradisi Morakka’bola adalah kegiatan gotong royong masyarakat dalam memindahkan sebuah rumah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tentunya berat rumah yang dipindahkan bisa mencapai puluhan ton. Belum lagi lokasi baru juga biasanya cukup jauh.

Oleh karena itu, dalam tradisi ini perlu melibatkan puluhan hingga ratusan warga. Biasanya, para warga menggunakan bambu untuk mengangkat rumahnya.

Mengingat tingkat kesulitan saat proses memindahkan rumah tersebut, tidak jarang pula orang menganggap bahwa tradisi ini adalah sesuatu yang mustahil. Namun dengan adanya semangat gotong royong, sesuatu yang dianggap mustahil oleh orang lain pun bisa dilakukan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, tradisi Marakka’Bola juga memiliki nama lain, yakni Mappaletter. Yang berarti mengajak warga untuk bersama-sama membantu warga lain yang akan memindahkan rumahnya. Setelah rumah selesai dipindahkan, maka akan diadakan acara syukuran atau yang disebut Baca Barazanji.

3. Tradisi Unik Gotong Royong di Indonesia, Ada Sinoman dari Jawa

Tradisi gotong royong berikutnya adalah tradisi Sinoman, yang biasa dilakukan oleh kalangan masyarakat Jawa. Tradisi Sinoman ini biasanya dapat dijumpai pada sejumlah penyelenggaraan acara yang menggunakan tradisi Jawa, seperti acara pernikahan misalnya.

Selain itu, tradisi ini melibatkan seluruh warga, baik itu perempuan maupun pria. Para perempuan akan diminta untuk membantu di dapur, sedangkan para pria diminta untuk membantu hal lain, seperti pendirian tenda, menata kursi dan meja, dan lain sebagainya.

Namun, begitu para tamu undangan pernikahan mulai berdatangan, warga yang menjalani tradisi Sinoman ini akan langsung menjamunya layaknya seorang pramusaji.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Makna Mendalam Tradisi Melukat, Ritual Penyucian Jiwa Pulau Dewata

4. Tradisi Marsiadapari di Sumatera Utara

Ada pula tradisi Marsiadapari yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat suku Karo di Sumatera Utara. Tradisi gotong royong ini biasa dilakukan oleh beberapa orang secara kompak di ladang masing-masing dan secara bergantian. Hal itu bertujuan untuk meringankan pekerjaan yang berat.

Berasal dari kata Mar, Sialap, Ari, Marsiadapari berarti memberikan dulu tenaga dan bantuan kepada orang lain, baru kemudian kita meminta bantuan dari mereka.

Menariknya, untuk melakukan tradisi Marsiadapari ini, siapa saja diperbolehkan. Mau itu saudara, kerabat, teman, ataupun tetangga sekitar. Itu semua tergantung dari kesadaran sosial masing-masing individu.

Lebih lanjut, tradisi ini bukan hanya sekedar gotong royong raja, tetapi dengan Marsialapari dapat mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat di Mandailing.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Sisolisoli do uhum, siadapari do gogo” itu adalah hukum dasar Marsiadapari, yang artinya kau beri maka kau akan diberi. Hal itu berlaku untuk tenaga, perlakuan sikap, dan juga materi.

5. Tradisi Nganggung di Kabupaten Bangka Jadi Tradisi Unik Gotong Royong di Indonesia

Tradisi Nganggung adalah salah satu kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dalam suatu desa di Kabupaten Bangka. Tradisi ini dilakukan dengan membawa baki berisi makanan ke masjid atau musholla ketika menyambut datangnya hari besar keagamaan, menghormati orang yang telah meninggal dunia, atau menyambut tamu spesial.

Nantinya, para tamu spesial ini akan dipersilahkan untuk menyantap makanan yang telah dibawa oleh warga. Inti dari tradisi Nganggung adalah menyambut tamu sebaik mungkin dengan memberikan makanan secukupnya.

Artikel Terkait: Mengenal Sanggring, Tradisi Memasak yang Hanya Boleh Dilakukan Kaum Pria

6. Tradisi Huyula di Gorontalo

Tradisi Huyula adalah kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat di Gorontalo untuk membangun rumah. Siapa saja yang ingin membangun rumah dapat meminta tolong kepada tetangga, saudara, ataupun kerabatnya.

Dalam prosesi tradisinya, para warga akan memberikan bahan yang telah disepakati bersama. Dan bagi warga yang meminta bantuan wajib menyediakan makanan kepada mereka yang datang untuk membantu.

7. Tradisi Ngayah di Bali

Tradisi gotong royong selanjutnya adalah Ngayah. Ngayah merupakan tradisi yang memiliki nilai kebaikan untuk semua masyarakat Bali yang terlibat di dalamnya. Tidak hanya berbentuk kegiatan sosial saja, tetapi Ngayah juga merupakan salah satu perintah agama yang dipercaya oleh masyarakat Bali sampai hari ini.

Dalam tradisi ini terdapat beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, seperti kegiatan tolong menolong, berbagi, hingga bersosialisasi dengan warga sekitar. Seperti contohnya, setiap pagi mereka mengobrol dengan tetangganya, itu sudah termasuk tradisi Ngayah. Dan uniknya, tradisi Ngayah bisa dilakukan setiap hari. 

8. Tradisi Beganjal di Kepulauan Riau

Mayoritas masyarakat di Kepulauan Riau adalah suku Melayu, dan suku ini sudah sangat familiar dengan tradisi beganjal. Tradisi Beganjal adalah kegiatan gotong royong yang dilakukan sebelum pelaksanaan acara hajatan, khususnya pesta pernikahan.

Saat ada salah satu warganya yang hendak menggelar pesta pernikahan, maka warga yang lainnya secara sukarela membantu untuk mempersiapkan keperluan sebelum pesta tersebut dimulai.

Bisa dengan membuat tempat khusus untuk memasak, mencari kayu api, mempersiapkan alat makan, hingga memasak makanan untuk dihidangkan.

Dalam tradisi Beganjal, masyarakat membantu secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan ataupun upah. Meski begitu, pemilik hajatan wajib menyediakan makanan dan minuman bagi warga yang menolongnya. 

Semakin banyak warga yang membantu, itu menunjukkan kalau si pemilik hajatan adalah orang yang pandai bergaul dengan warga sekitar. Dan begitu pula sebaliknya.

Demikianlah informasi mengenai tradisi unik di Indonesia yang masih dilaksanakan sampai hari ini. Semoga bermanfaat, ya!

***

BACA JUGA:

Tradisi Kyushoku ala Jepang, Makan Siang Sehat di Sekolah

10 Pasar Tradisional Unik dan Tak Biasa, Hanya Ada di Indonesia!

6 Negara Ini Punya Tradisi Unik Rayakan Waisak