TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

7 Tradisi Buang Sial di Indonesia, Dari Lepas Burung Hingga Mandi Garam

Bacaan 5 menit
7 Tradisi Buang Sial di Indonesia, Dari Lepas Burung Hingga Mandi Garam

Tradisi buang sial di Indonesia memiliki keunikan masing-masing di tiap kawasan.

Apakah Parents familiar dengan kata-kata ‘buang sial’? Ya memang, buang sial adalah istilah yang biasa digunakan masyarakat Indonesia. Tradisi buang sial di Indonesia dapat dikatakan unik bahkan sudah ada yang melekat dalam sebuah tradisi ritual.

Indonesia memang kaya akan budaya. Tradisi buang sial ini juga kerap dikenal dengan penolak bala. Apakah Parents penasaran tradisi unik ini?

Ruwatan adalah tradisi buang sial di Indonesia

Maka, berikut ini kumpulan tradisi buang sial di Indonesia yang bisa Parents ketahui:

Ragam Tradisi Buang Sial di Indonesia

1. Tradisi Melangun

tradisi buang sial di Indonesia

Tradisi buang sial pertama diambil dari suku Anak Dalam, Parents. Nah, bagi suku satu ini, jika ada keluarga mereka yang meninggal, wajib menjalankan melangun atau buang sial.

Caranya dengan satu keluarga besar atau keluarga yang ditinggal harus keluar dari hutan dan berjalan ribuan kilometer untuk membuang sial. Melangun memiliki arti mengembara dan hidup di dalam hutan karena mereka percaya kematian disebabkan oleh gangguan roh jahat.

Karena itulah mereka yang ditinggalkan perlu bepergian untuk menjauhi roh jahat agar tidak mengganggu kehidupan. Suku Anak Dalam dalam menjalankan melangun juga bisa pindah tempat tinggal karena rumah lama dianggap mendatangkan kesialan.

Selain itu, cara ini juga merupakan tradisi ungkapan kesedihan ditinggal mati oleh keluarga. Jadi, mereka akan melangun sampai hati merasa puas alias sedihnya terasa pudar.

2. Tradisi Ruwatan

 
tradisi buang sial di Indonesia: ruwatan

Image: Tje Jakarta Post/Ganug Nugroho Adi

Tradisi selanjutnya adalah tradisi ruwatan yang dilakukan di kawasan Demak, Jawa Tengah. Dalam website Dispar Kabupaten Demak sendiri dituliskan bahwa ruwatan adalah upacara atau ritual penyucian yang tetap dilakukan.

Hal ini dilakukan untuk melestarikan ajaran dari Kanjeng Sunan kalijaga dan diperuntukkan bagi orang yang Nandang Sukerta atau yang berada dalam dosa.

Sedangkan, istilah ruwat berasal dari istilah Ngaruati yang memiliki makna menjaga kesialan Dewa Batara. Upacara Ruwatan biasa dilakukan orang Jawa ketika mengalami kesialan hidup.

Contohnya adalah anak sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan dan lain sebagainya.

3. Tradisi Ciswak

Tradisi Buang Sial di Indonesia

Untuk masyarakat Tionghoa memiliki sebuah ritual yang digunakan untuk melakukan tolak bala tau membuang sial, yang dinamai ciswak.

Nah, bagi mereka yang sering datang ke kelenteng, pasti sudah tidak asing lagi dengan kata ciswak ini. Ciswak sendiri adalah sebuah ritual yang dilakukan untuk menolak bencana, dengan menyembahyangi dan mengantar dewa malapetaka.

Sedangkan, arti dari kata ciswak adalah menyembahyangi keburukan, atau juga bisa diartikan menghentikan dan mencegah datangnya keburukan.

Artikel terkait: 8 Tradisi Unik Gotong Royong di Indonesia yang Kaya Makna

4. Melepas Burung Pipit

 
Buang Sial

Sumber: detik.com

Menjelang dan saat perayaan Tahun Baru Imlek, banyak tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa yang merayakannya, salah satunya “fang sheng” atau menerbangkan burung pipit.

Hingga saat ini, Fang sheng masih dilakukan, meskipun perkembangan zaman sudah banyak membuat tradisi lama terlupakan. Masyarakat Tionghoa juga percaya bahwa melepas burung juga menjadi sebuah simbol menjalin hidup berkesinambungan dengan alam.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah jumlah burung yang dilepaskan pun tidak sembarangan. Ada perhitungan tersendiri yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa.

5. Membuang Celana Dalam

Membuang Celana Dalam

Cerita mitra kami
Mengenal Toxemia pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab, dan Risikonya
Mengenal Toxemia pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab, dan Risikonya
5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya
5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya
9 Cara Mengatasi Anak Pilek Berkepanjangan
9 Cara Mengatasi Anak Pilek Berkepanjangan
Tak Hanya Kurang Nutrisi, Ini 3 Dampak Alergi pada Anak
Tak Hanya Kurang Nutrisi, Ini 3 Dampak Alergi pada Anak

Tradisi unik satu ini pasti sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia. Pada mulanya, ada fenomena ditemukannya ratusan celana dalam berserakan di Gunung Sanggabuana.

Kemudian, saat ditelusuri salah satu warga dari Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru menuturkan fenomena buang celana dalam itu ternyata sudah sering dilakukan oleh warga yang berziarah. Bahkan, pengunjung atau pendatang saat bulan Mulud (Maulid) juga melakukannya sebagai salah satu ritual buang sial di Pegunungan Sanggabuana.

Miturut mitos yang beredar, dikatakan pengunjung yang datang ke kawasan Pegunungan Sanggabuana harus mencari sumber mata air yang bernama “Pancuran Emas” dan wajib mandi di pancuran tersebut. Setelah mandi, semua yang melekat di badannya harus dibuang.

6. Mandi Garam

Tradisi Buang Sial di Indonesia

The last but not least, tradisi buang sial di Indonesia selanjutnya adalah dengan mandi garam. Faktanya, tradisi ini banyak kita temukan di berbagai daerah di Indonesia, karena diyakini garam juga menjadi zat penetral aura negatif.

Lalu, dalam budaya Jawa, garam dimanfaatkan sebagai bahan ritual membersihkan diri. Juga tradisi menabur garam ke badan atau halaman rumah juga berfungsi untuk menghadang kesialan.

7. Tradisi Mekotek

 
Tradisi Mekotek

Tata Cara Mekotek (Kintamani.id)

Tradisi Mekotek merupakan adat istiadat secara turun temurun dari umat Hindu di Bali yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Faktanya, Bali memang memiliki banyak daya tarik yang tak hanya sekedar tempat rekreasi dan objek wisata yang sangat indah, tapi juga memiliki tradisi unik yang memang warisan zaman dahulu.

Mekotek merupakan simbol kemenangan. Upacara ini juga sebagai upaya untuk menolak bala yang pernah menimpa desa puluhan tahun yang lalu.

Hal yang perlu diketahui bahwa Mekotek memiliki berbagai macam makna yaitu sebagai bentuk penghormatan pahlawan, menolak bala, dan pemersatu warga.

Makna pertama yaitu sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan. Hal ini karena tradisi tersebut merupakan peringatan kemenangan perang Kerajaan Mengwi dalam hal perluasan wilayah pada saat jaman dahulu. 

Makna kedua yaitu sebagai bentuk untuk menolak bala dan memberi keselamatan, serta kesuburan atau kemakmuran untuk sektor pertanian di Desa Adat Munggu. Lalu, makna terakhir yaitu sebagai pemersatu warga, terutama pemuda.

Setelah mengetahui tradisi buang sial di atas, bagaimana pendapat Parents? Intinya, apapun budaya dan tradisi yang dijalankan, saling menghormati dan memahami adalah kunci utama dalam hidup bernegara.

Baca juga:

Cerita Rakyat Roro Jonggrang, Asal Muasal Candi Prambanan yang Megah

Prosesi Adat Pernikahan Tionghoa yang Penuh Makna

11 Tradisi Lebaran yang Masih Tetap Terjaga Kelestariannya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruth Stephanie

Diedit oleh:

Erinintyani Shabrina Ramadhini

  • Halaman Depan
  • /
  • Warisan Budaya
  • /
  • 7 Tradisi Buang Sial di Indonesia, Dari Lepas Burung Hingga Mandi Garam
Bagikan:
  • 15 Cerita Rakyat Terkenal dari Indonesia, Ada Legenda Tangkuban Perahu!

    15 Cerita Rakyat Terkenal dari Indonesia, Ada Legenda Tangkuban Perahu!

  • 7 Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia, Punya Ciri Khas Masing-masing!

    7 Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia, Punya Ciri Khas Masing-masing!

  • 17 Jenis Alat Musik Tradisional Kalimantan yang Unik

    17 Jenis Alat Musik Tradisional Kalimantan yang Unik

  • 15 Cerita Rakyat Terkenal dari Indonesia, Ada Legenda Tangkuban Perahu!

    15 Cerita Rakyat Terkenal dari Indonesia, Ada Legenda Tangkuban Perahu!

  • 7 Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia, Punya Ciri Khas Masing-masing!

    7 Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia, Punya Ciri Khas Masing-masing!

  • 17 Jenis Alat Musik Tradisional Kalimantan yang Unik

    17 Jenis Alat Musik Tradisional Kalimantan yang Unik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti