Jangan paksa anak, kalimat ini seringkali diabaikan oleh orangtua. Sadar atau tidak, kita sering memaksa anak untuk melakukan hal-hal yang kita anggap benar. Tetapi tahukah Parents, memaksa anak melakukan sesuatu yang menurut kita “benar” justru akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Orangtua ingin melakukan yang terbaik untuk buah hatinya. Akan tetapi, sering kali hal tersebut memaksakan kehendak orang tua kepada para anaknya. Sebagai orang tua menganggap saran yang diberikan kepada anak adalah yang paling benar.
Padahal memaksakan kehendak kepada si kecil sangat tidak baik. Hal tersebut justru menjadi boomerang kepada para orang tua. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tips parenting yang tepat.
Berikut adalah tips parenting tentang 6 hal yang seharusnya tidak kita paksakan kepada anak-anak kita.
Jangan Paksa Anak! 6 Hal Ini Tidak Boleh Dipaksakan pada si Kecil
1. Memaksanya Menunjukkan Kasih Sayang secara Fisik
Jangan paksa anak untuk menunjukkan kasih sayang secara fisik kepada kerabat
Memaksa anak untuk mau di cium, di pangku oleh kerabat akan mengajarkan mereka untuk menerima pelanggaran terhadap pelecehan seksual. Hal ini juga penting untuk anak agar menghargai tubuhnya sendiri.
Si kecil yang sangat lucu dan menggemaskan memang menarik bagi setiap orang. Hadirnya ia di tengah tengah keluarga pun menjadi pusat perhatian.
Banyak yang ingin menunjukkan rasa sayangnya dengan kontak fisik secara langsung. Sebagai orang tua hendaknya tidak memaksa si kecil untuk menunjukkan kasih sayang secara fisik kepada kerabat, seperti bersedia dicium atau bersedia dipangku.
Hal tersebut sangat tidak baik karena dapat menimbulkan perasaan tidak enak bagi si kecil. Anak Anda juga menerima pelanggaran terhadap pelecehan seksual. Inilah yang harus dihindari oleh para orang tua sejak dini. Karena setiap orang penting untuk memiliki rasa menghargai terhadap tubuhnya sendiri. Anak boleh menolak keinginan para kerabat tersebut dengan cara yang sopan.
Artikel terkait: Ini Alasan Jangan Paksa Anak Peluk/Cium Saudara atau Teman Anda
2. Memaksa Mereka Meminta Maaf
Jangan paksa anak untuk minta maaf sebelum mereka siap. Memaksa anak untuk minta maaf tidak akan mengubah perilaku anak-anak, dan hanya akan membuat mereka merasa malu dan marah.
Bila si Kecil belum siap untuk melakukannya, lebih baik tanamkan kesadaran kepada anak-anak tentang kesalahan yang telah mereka lakukan dan membantu mereka untuk berubah. Beri waktu kepada mereka untuk berpikir tentang kesalahan yang telah mereka lakukan.
Berilah pemahaman terhadap si kecil tentang kesalahan yang dilakukannya agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan berilah waktu kepadanya untuk siap meminta maat atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
Memaksanya untuk meminta maaf secara langsung tanpa kesiapan hanya akan membuatnya malu dan marah. Ia pun tidak akan menyadari kesalahan, justru akan mengulangi di kemudian hari.
3. Jangan Paksa Anak Belajar Membaca
Memaksa anak belajar membaca akan membuat anak merasa tertekan. Akibatnya mereka jadi tidak tertarik untuk membaca, padahal aktivitas itu penting dan menyenangkan.
Lebih baik jika Anda membacakan sebuah buku cerita atau dongeng yang menarik. Dengan begitu, Anda dapat menunjukkan kepadanya bahwa orang tuanya gemar membaca.
Menunjukkan kepada si kecil sebuah kebiasaan atau hobi yang positif dapat menularkan kepadanya. Dengan begitu, si kecil dapat meniru kebiasaan Anda hingga ia pun menyukai membaca buku. Kebiasaan positif ini dapat ia bawa hingga dewasa kelak.
4. Jangan Paksa Anak Melakukan Aktivitas yang Mereka Tidak Suka
Memaksa anak mengikuti kegiatan yang tidak disukai akan membuat anak tertekan dan terbebani.
Membiarkan anak memilih sendiri aktivitas positif yang disukai akan meningkatkan rasa percaya diri anak. Daripada memaksa lebih baik kenalkan aktivitas olahraga, seni atau akademis yang mungkin mereka minati.
Mengembangkan bakat dan minat memang sangat baik untuk proses tumbuh kembang si kecil. Akan tetapi, memaksanya melakukan kegiatan yang tidak disukainya membuat si kecil tertekan dan terbebani.
Berilah pengarahan si kecil untuk memilih aktivitas yang disukainya. Dengan begitu, dapat meningkatkan rasa percaya diri si kecil dan membuatnya belajar bertanggung jawab atas pilihan yang telah dibuatnya. Si kecil juga dapat mengembangkan bakat dan minatnya.
5. Jangan Paksa Anak untuk Makan
Memaksa anak makan justru akan membuat mereka enggan makan. Daripada memaksa, alihkan energi Anda untuk membuat makanan yang menarik dan bervariasi. Kebersamaan dan suasana yang menyenangkan juga akan membuat anak merasa nyaman sehingga berminat untuk makan.
Si kecil terkadang memiliki masalah dengan nafsu makan dan biasanya orang tua memaksanya untuk mengkonsumsi makanan makanan yang tidak disukainya.
Daripada mengeluarkan tenaga untuk memaksanya, Anda dapat menyalurkannya untuk membuat makanan yang menarik. Lebih baik juga mengajaknya membuat makanan bersama untuk menciptakan kebersamaan dan suasana yang menyenangkan. Sehingga si kecil nyaman dan bersedia memakannya dengan suka rela.
Artikel terkait: Parents, memaksa anak menghabiskan makanan ternyata memengaruhi kesehatannya hingga dewasa
6. Jangan Paksa Anak untuk Berbagi
Memang benar “sharing is caring”. Tetapi pada usia sebelum 3 tahun, anak belum siap untuk belajar berbagi. Paksaan justru akan membuat mereka tertekan.
Memaksa anak untuk melakukan hal yang tidak diinginkan akan membuatnya tertekan. Daripada memaksanya untuk berbagi, lebih baik Anda mengajarkannya untuk berempati dengan orang lain. Mulai dari belajar menunggu giliran di tempat umum atau bermain bersama teman lainnya.
***
Pola asuh dan didikan setiap orang tua kepada anaknya memang berbeda beda. Akan tetapi, melakukan beberapa hal tersebut justru membuat anak tertekan dan terbebani. Cara yang Anda tempuh tidak akan mencapai hasil yang maksimal seperti yang diinginkan. Dampak yang ditimbulkan pun sangat negatif untuk proses tumbuh kembangnya. Itulah beberapa hal yang harus Anda hindari dalam mendidik si kecil. Sudahkah Anda melakukannya?
Baca juga:
Memaksa Anak Minta Maaf Bukan Tindakan Bijaksana, Mengapa?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.